Mediapasti.com – Jika ada yang percaya Timnas Indonesia akan menang atas Jepang pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 di SUGBK, Jumat (15/11) malam, mungkin sedang mabuk cinta. Namun asmara seringkali menjadi motivasi pengubah realitas.
Asmara cinta inilah yang kiranya akan tergambar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Atas nama cinta Indonesia, perjuangan hebat ditunjukkan.
Pemain dan pelatih tentu saja sadar Jepang diisi bakat-bakat hebat, tetapi bakat saja tak cukup. Daya juang Jepang akan diuji bunga-bunga nasionalisme skuad Garuda.
Suporter, yang bakal memenuhi GBK, akan meneror pasukan Samurai Biru sepanjang laga. Mereka juga sadar menang lawan Jepang sulit, tetapi asa harus tetap diupayakan.
Menganggap Jepang superior pun tak berlebihan. Mereka berperingkat ke-15 FIFA, sedangkan Indonesia ke-130. Bak bumi dan langit. Kualitas individu dan kolektif Jepang sudah teruji.
Cobalah tonton siaran ulang Kaoru Mitoma beraksi di Liga Inggris bersama Brighton and Hove Albion. Atau lihat bagaimana gesitnya Takefusa Kobo bersama Real Sociedad di Liga Spanyol.
Lihatlah pula bintang-bintang Jepang lainnya seperti Wataru Endo, Takumi Minamino, juga Yuto Nagatomo. Mereka bukan hanya figuran di kompetisi besar Eropa. Mereka pemeran utama.
Kalau masih kurang, tonton ulang pertandingan Indonesia kontra Jepang di Piala Asia 2023 (2024). Laga ini memperlihatkan kualitas Indonesia jauh di bawah Jepang.
Pada 24 Januari 2024 itu, saat bentrok pada babak 16 besar Piala Asia 2023, Indonesia sama sekali tak berkutik di hadapan Jepang. Indonesia kalah dalam semua aspek permainan.
Indonesia hanya diberi kesempatan menguasai bola sebanyak 27 persen saja. Selama 90 menit, Indonesia hanya bisa melepas tiga tembakan ke arah gawang dan hanya satu tepat sasaran.
Pada saat yang sama Jepang melepas 14 tembakan ke arah gawang yang tiga di antaranya menjadi gol. Pertahanan Indonesia kalang kabut hingga dapat hukuman penalti dan gol bunuh diri.
Namun, situasinya tak lagi sama. Skuad Jepang di Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026 tak banyak berubah. Dari kubu Indonesia kini ada beberapa wajah baru seperti Jay Idzes.
Wajah-wajah baru ini sudah terbukti membuat Arab Saudi dan Australia frustrasi. Kini, dengan rasa cinta atas bangsa dan lambang garuda di dada, Jepang pun bisa juga dibuat frustrasi.
Faktanya, Timnas Indonesia masih suka kebobolan di menit-menit krusial: 15 menit pertama dan 15 menit terakhir. Dua gol Bahrain adalah bukti. Gol kedua China bukti lainnya.
Saat melawan China, disiplin posisi pun mengkhawatirkan. Keenakan menyerang membuat sisi pertahanan Indonesia terbuka dan dihukum oleh China yang sejatinya main negatif.
Serangan balik Indonesia yang terbilang mematikan juga mulai rontok. Saat main terbuka dengan berupaya menguasai ball possession, malah lawan yang tajam dalam counter attack.
Tiga hal ini kiranya akan menjadi kunci Indonesia untuk meraih angka dari Jepang. Selain itu duel Kevin Diks kontra Kaoru Mitoma dan Calvin Verdonk versus Takefusa Kubo bisa menentukan.
Serangan sayap Jepang memang terbilang mematikan. Pemain seperti Mitoma dan Kubo yang lincah dan gesit akan didukung Junya Ito, Ritsu Doan, juga Takumi Minamino.
Karena itu posisi bek sayap Indonesia kudu benar-benar awas. Oleh sebab itu pula keberadaan Verdonk di kiri dan Diks yang kemungkinan jadi bek kanan, sangat vital dalam laga ini.
Australia, sebagai contoh, bisa menahan Jepang 1-1 karena sisi sayap dikunci. Pada saat yang sama gelandang-gelandang Jepang dibuat tidak nyaman setiap kali menguasai bola.
Gaya seperti ini sudah biasa diterapkan Shin Tae Yong. Saat melawan Argentina misalnya, tim Merah Putih sabar menunggu. Memang kalah 0-2, tetapi tak kalah telak seperti diprediksi.
Dan, pertandingan kandang selalu punya magis sendiri. Apalagi bagi pemain naturalisasi. Ini adalah saat yang paling tepat untuk mencuri hati suporter: mainlah 1000 persen.
Jatuh, bangun. Jatuh lagi, bangun lagi. Jatuh kembali, bangun kembali. Itulah yang ingin dilihat suporter. Kalah atau imbang mungkin soal lain, tetapi daya juang jangan setengah.
Saat ini, bisa dibilang fase cinta suporter baru Timnas Indonesia sedang mekar-mekarnya, layaknya suami istri menjalani masa bulan madu. Karenanya momen ini jangan disia-siakan.
Inilah kekuatan yang bisa menjadi pembeda. Mungkin jimat bagi Jay Idzes dan kawan-kawan. Tunjukkan cintamu di GBK Jumat (15/11) ini dan kekuatan supranatural akan menaungi.