DPRD Minta DKI Serius Dalam Peringatan Potensi Banjir Besar!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – BMKG mewanti-wanti mengenai adanya potensi banjir Jakarta 2020 akan terulang kembali di akhir tahun 2024.

Fenomena La Nina ini diduga akan menjadi penyebab potensi banjir di Jakarta, karena memperbesar risiko tingkatkan curah hujan hingga 20%.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah menyebut hal itu harus menjadi peringatan serius bagi Pemprov DKI Jakarta.

“Potensi banjir besar seperti tahun 2020 harus menjadi peringatan serius bagi Pemprov DKI Jakarta, terutama dengan prediksi puncak musim hujan dan cuaca ekstrem selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang telah disampaikan oleh BMKG. Pemprov tidak boleh hanya mengandalkan retorika atau menunggu situasi memburuk sebelum bertindak,” kata Ima kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

Ima meminta Pemprov DKI harus segera mengambil langkah konkret, mulai dari memastikan seluruh pompa air dalam kondisi siap pakai hingga membersihkan saluran dan gorong-gorong untuk mencegah genangan yang berujung banjir.

Tak hanya itu, titik-titik rawan banjir juga harus dipantau secara intensif dengan menempatkan petugas dan peralatan yang siap menghadapi kemungkinan terburuk.

“Selain itu, program normalisasi sungai yang selama ini berjalan lambat harus dipercepat sebagai solusi jangka panjang untuk meminimalisasi risiko banjir,” ucapnya.

Dia juga meminta Pemprov DKI meningkatkan komunikasi dengan warga melalui informasi yang cepat dan jelas terkait langkah mitigasi banjir, termasuk prosedur evakuasi jika diperlukan.

Menurutnya, tidak ada ruang untuk kelalaian, karena dampak dari banjir tidak hanya merugikan harta benda, tetapi juga membahayakan nyawa masyarakat.

Menanggapi hal tersebut BPBD DKI Jakarta melakukan beberapa penanganan dan bersiaga supaya banjir Jakarta 2020 tak kembali terulang.

Menanggapi adanya potensi banjir di akhir tahun ini, maka penanganan banjir membutuhkan keseriusan semua pihak.

Baca Juga :   Ridwan Kamil Beri Bantuan 500 Juta untuk Korban Banjir Lebak

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino menuturkan, anggaran penanganan banjir diarahkan pada program prioritas.

Dengan anggaran untuk penanganan banjir mencapai Rp 2,8 triliun, sekitar 4 persen dari total belanja daerah.

Tak hanya terpaku pada normalisasi sungai saja. Namun ada program lain, seperti pengerukan rutin, pembangunan waduk, dan pengelolaan kolam retensi, yang terus dilakukan.

Waduk-waduk besar seperti Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Waduk Sunter, berfungsi menampung air hujan sekaligus mengurangi limpasan dari pemukiman.

Selain itu, sistem pompa air yang jumlahnya mencapai 200 unit juga memainkan peran vital. Pompa-pompa ini disebar di titik-titik strategis untuk mempercepat aliran air ke sungai atau laut, sehingga banjir bisa diminimalkan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga memiliki peran sentral dalam penanganan banjir yang mencakup empat tahapan.

Pertama, Mitigasi Bencana: Pemetaan wilayah rawan banjir, edukasi masyarakat, dan pemasangan sistem peringatan dini.

Kedua, Kesiapsiagaan: Sosialisasi langkah-langkah menghadapi banjir, termasuk simulasi evakuasi.

Ketiga, Tanggap Darurat: Evakuasi warga terdampak, pendirian posko darurat, dan koordinasi lintas instansi.

Keempat, Pemulihan Pasca Banjir: Rehabilitasi infrastruktur dan pemulihan sosial ekonomi.
BPBD DKI Jakarta mengungkap bersama instansi terkait telah meningkatkan kapasitas pompa air. Serta memperluas jaringan drainase di wilayah rawan banjir.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita