Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS: Peluang dan Tantangan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Wakil Ketua dan Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, menyoroti sejumlah keuntungan yang dapat diraih Indonesia setelah menjadi anggota penuh BRICS.

Keputusan bergabungnya Indonesia ke dalam aliansi ekonomi ini diumumkan oleh pemerintah Brasil pada Senin (8/1/2024).

Keuntungan Indonesia Bergabung dengan BRICS

Mari Elka menjelaskan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS dapat memberikan berbagai manfaat strategis di forum internasional. Berikut adalah beberapa poin penting yang disampaikannya:

Pengimbangan Posisi di Forum Internasional
Dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS, negara ini memiliki kelompok baru yang dapat memperjuangkan isu-isu terkait negara berkembang di berbagai forum multilateral. Hal ini dinilai penting untuk menyeimbangkan kepentingan negara berkembang dan negara maju.

“Jadi mungkin bisa dilihat positifnya kalau ada isu yang terkait dengan negara sedang berkembang, kita punya kelompok yang bisa memperjuangkan baik di BRICS-nya maupun di forum multilateral lain,” kata Mari Elka saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (8/1/2025).

Jembatan Kepentingan Negara Berkembang
Forum BRICS berperan sebagai penghubung antara kepentingan negara berkembang dan isu global yang perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini mencakup berbagai agenda strategis yang relevan bagi Indonesia.

Alternatif dalam Sistem Perdagangan dan Pembiayaan Internasional
BRICS mempromosikan transaksi perdagangan luar negeri menggunakan mata uang selain dolar AS, serta menghadirkan New Development Bank sebagai alternatif bagi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Meski demikian, Mari Elka menyatakan bahwa dampaknya bagi Indonesia masih perlu dikaji lebih mendalam.

“Apakah itu positif atau negatif buat kita harus pelajari. Dan mereka juga punya bank yang namanya New (Development) Bank apakah ini akan berkembang menjadi bank yang bisa memberi dana kepada pembiayaan pembangunan. Ini hal-hal yang harus kita pelajari,” jelasnya.

Baca Juga :   Pelantikan Donald Trump Jadi Momen Bersejarah Amerika Serika

Dedolarisasi dan Diversifikasi Mata Uang

Salah satu agenda utama BRICS adalah dedolarisasi, yaitu pengurangan ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi internasional. Mari Elka menegaskan bahwa Indonesia sudah memulai langkah diversifikasi mata uang melalui inisiatif seperti Local Currency Settlement (LCS).

“Misalnya kita mau berdagang dengan Tiongkok, kita tidak usah dari Rupiah ke Dollar ke Yuan, kita sebetulnya dari Rupiah ke Yuan. Jadi proses itu sudah berjalan,” ungkapnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa dominasi dolar dalam perdagangan dan aset global masih kuat, sehingga proses diversifikasi ini membutuhkan waktu.

Tantangan Keanggotaan BRICS

Meskipun keanggotaan di BRICS menawarkan berbagai peluang, Mari Elka menekankan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul:

Kebutuhan Struktur Pemerintahan yang Jelas
Mari Elka mengusulkan koordinasi yang lebih baik antara Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mengelola tanggung jawab Indonesia sebagai anggota penuh.

Kemungkinan Kewajiban Keuangan
Saat ini, BRICS belum mengharuskan anggotanya untuk memberikan iuran. Namun, Mari Elka mengingatkan bahwa hal ini mungkin berubah di masa depan dan perlu diperhitungkan sejak dini.

“Dari segi anggaran kalau BRICS ini belum ada keharusan memberi iuran misalnya, tapi suatu hari mungkin bisa saja. Ini suatu hal yang harus kita pelajari,” tambahnya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita