Krisis Perumahan di Australia: Generasi Muda Terjebak dalam Ketidakmampuan Memiliki Rumah

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Australia, negara tetangga kaya Indonesia, kini menghadapi tantangan ekonomi baru yang semakin memburuk.

Sebuah laporan dari lembaga riset asal Inggris, Gallup, mengungkapkan bahwa krisis perumahan menjadi masalah besar, terutama bagi generasi muda di Negeri Kangguru.

Dalam survei terbaru yang dirilis pada 13 Februari 2025, hampir 76% warga Australia mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap ketersediaan perumahan yang baik dan terjangkau.

Penyebab Krisis Perumahan Australia: Imigrasi, Pandemi, dan Keterlambatan Konstruksi

Krisis perumahan yang dialami Australia disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks. Salah satunya adalah ketidakseimbangan antara pasokan perumahan yang terbatas dan permintaan yang terus meningkat.

Menurut laporan Gallup, beberapa faktor utama yang menyebabkan krisis ini antara lain:

  1. Kurangnya Investasi dalam Perumahan Umum
  2. Tingginya Tingkat Imigrasi
  3. Keterlambatan Konstruksi akibat Pandemi COVID-19

“Dalam beberapa tahun terakhir, Australia telah mengalami defisit perumahan yang signifikan, dan stok perumahannya tertinggal di bawah rata-rata negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD),” jelas laporan tersebut.

Keterjangkauan Perumahan yang Semakin Menjadi Masalah Utama

Krisis keterjangkauan perumahan semakin mencolok. Antara tahun 2002 hingga 2024, rasio harga rumah terhadap pendapatan rumah tangga hampir dua kali lipat.

Harga rumah rata-rata di Australia kini hampir sembilan kali lipat pendapatan rumah tangga rata-rata, sementara biaya sewa meningkat lebih dari dua kali lipat dalam periode yang sama.

“Hasilnya adalah pilihan perumahan yang terbatas dan mahal, yang paling banyak dirasakan oleh kaum muda dan rumah tangga berpenghasilan rendah, karena mereka memiliki lebih sedikit sumber daya ekonomi untuk mengatasi kenaikan harga,” tambah laporan itu.

Generasi Muda Australia Terancam Tak Mampu Memiliki Rumah

Tingkat kepemilikan rumah di kalangan orang dewasa muda Australia telah mencapai titik terendah dalam sejarah.

Baca Juga :   Tragedi Gaza: 15 Petugas Medis Palestina Ditemukan Tewas dalam Kuburan Massal

Usia rata-rata pembeli rumah pertama kali kini meningkat menjadi sekitar 35 tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan 25 tahun yang lalu.

ā€œBagi sebagian besar warga Australia yang lebih tua, memiliki rumah sudah menjadi kenyataan. Namun, kaum muda kini menghadapi perjuangan berat untuk membeli rumah atau bahkan bertahan hidup di pasar sewa yang semakin tidak bersahabat,ā€ ungkap survei tersebut.

Australia di Antara Negara dengan Ketidakpuasan Tertinggi terhadap Perumahan

Ketidakpuasan warga Australia terhadap kondisi perumahan mereka lebih tinggi dibandingkan negara-negara kaya lainnya.

Di antara negara-negara OECD, hanya Turki yang memiliki peringkat ketidakpuasan lebih tinggi daripada Australia.

Hanya Gabon yang memiliki angka ketidakpuasan yang lebih besar pada tahun 2014 (80%).

“Negara-negara kaya lainnya, seperti Kanada atau Jerman, meskipun menghadapi tantangan serupa, tidak menunjukkan tingkat ketidakpuasan yang sama tinggi dengan Australia,” sebut laporan Gallup.

Australian Dream yang Kini Menjadi Mimpi Buruk?

Selama beberapa dekade, “Australian Dream” atau cita-cita kepemilikan rumah menjadi simbol kemajuan dan stabilitas.

Namun, dengan meningkatnya ketidakmampuan generasi muda untuk memiliki rumah, cita-cita ini kini berpotensi berubah menjadi mimpi buruk.

“Penting bagi pemerintah Australia untuk segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah perumahan ini, mengingat dampaknya yang besar pada stabilitas sosial dan ekonomi negara,” kata salah satu pengamat dari Gallup.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita