Mediapasti.com – Sebanyak 17 pendulang emas ilegal dilaporkan tewas dalam rentang empat hari terakhir di wilayah Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, setelah dibunuh oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Kabar ini dikonfirmasi oleh juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, melalui pesan tertulis pada Kamis (10/4/2025). Ia menyebut bahwa para korban dianggap sebagai infiltran atau intelijen dari pemerintah Indonesia.
“Yang lolos melarikan diri 50 orang, tiga luka. Mereka bukan Orang Asli Papua (OAP), jadi kami anggap sebagai bagian dari intel pemerintah,” ujar Sebby.
TPNPB-OPM memperkirakan terdapat sekitar 100 penambang emas di wilayah tersebut. Operasi pembunuhan dilakukan dalam dua gelombang, pada 6–8 April dan 9 April 2025, masing-masing menewaskan 11 dan 6 orang. Seluruh insiden terjadi di Kali Silet, perbatasan Kabupaten Yahukimo dengan Kabupaten Asmat.
Peringatan Keras kepada Pendatang
Sebby kembali memperingatkan seluruh pendatang di Papua untuk segera meninggalkan wilayah-wilayah yang telah mereka tetapkan sebagai zona perang, seperti Yahukimo, Nduga, Intan Jaya, Puncak Jaya, hingga Maybrat dan Pegunungan Bintang.
“Jika tidak diindahkan, kami akan menganggap mereka sebagai bagian dari Indonesia Security Forces,” tegasnya.
Aparat Keamanan Bergerak
Satgas Operasi Damai Cartenz, melalui Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim gabungan untuk merespons kejadian tersebut dan memastikan keamanan warga sipil.
“Kami telah menurunkan 15 personel Polres Asmat dan 11 personel gabungan dari Satgas Tindak dan Gakkum,” kata Faizal. “Kami akan terus memburu pelaku dan menjaga stabilitas keamanan di Papua.”
Klarifikasi TNI: Korban Bukan Anggota Militer
Komandan Kodim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Tommy Yudistyo, menepis klaim TPNPB-OPM yang menyebut para korban adalah anggota TNI. Ia menegaskan bahwa semua korban adalah warga sipil yang mendulang emas secara ilegal, bukan personel militer.
“Itu hoaks. Tidak ada anggota TNI di antara korban. Mereka adalah masyarakat biasa,” ujarnya.
Situasi Masih Tegang
Ketegangan di Papua Pegunungan terus meningkat. TPNPB-OPM menetapkan sembilan wilayah sebagai zona konflik dan mengancam akan terus melakukan serangan terhadap pendatang yang mereka curigai sebagai intelijen.
Pemerintah pusat dan aparat keamanan diminta segera mengambil langkah konkret untuk mengamankan warga sipil serta menekan eskalasi kekerasan yang terus terjadi di wilayah tersebut.