Serangan Drone Terjauh Ukraina Hantam Pangkalan Udara Rusia, Kerugian Ditaksir Capai Rp 114 Triliun

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Badan Keamanan Ukraina (SBU) melancarkan serangan drone berskala besar pada Minggu (1 Juni 2025), menargetkan pangkalan udara militer Rusia yang berlokasi ribuan kilometer dari garis depan perang.

Presiden Volodymyr Zelensky menyebut serangan ini sebagai “operasi jarak jauh terbesar kami” dalam lebih dari tiga tahun konflik yang dimulai sejak invasi Rusia pada Februari 2022.

Operasi rahasia yang bernama sandi “Jaring Laba-Laba” ini direncanakan dan dipersiapkan selama lebih dari 18 bulan, melibatkan penyelundupan ratusan drone kecil ke wilayah Rusia untuk melancarkan serangan tak terduga di pangkalan-pangkalan strategis yang sebelumnya dianggap aman karena jaraknya yang sangat jauh.

Target Serangan: Pangkalan Udara Olenya dan Belaya di Kutub Utara dan Siberia Timur

Dua pangkalan udara utama yang menjadi sasaran adalah Olenya di wilayah Murmansk, Kutub Utara Rusia, dan Belaya yang berada di Siberia timur.

Jarak Olenya sekitar 1.900 km dari Ukraina, sementara Belaya terletak lebih jauh, sekitar 4.300 km.

Pangkalan-pangkalan ini menjadi kunci kekuatan udara Rusia, khususnya armada jet tempur dan pengebom strategis yang kerap digunakan untuk melancarkan serangan udara di wilayah Ukraina.

Dengan menyerang pusat kendali dan armada udara ini, Ukraina berharap bisa mengurangi tekanan serangan dari langit.

Kerusakan Besar: 41 Jet Tempur dan Pengebom Strategis Hancur

Menurut sumber SBU yang dikutip AFP pada Senin (2 Juni 2025), serangan tersebut berhasil menghantam 41 jet tempur dan pesawat pengebom strategis Rusia, termasuk jenis legendaris Tu-95 dan Tu-22, serta pesawat deteksi radar dan komando A-50.

SBU mengklaim bahwa serangan ini menyebabkan kerusakan besar terhadap armada udara Rusia, khususnya menghancurkan sekitar 34% dari pesawat pengebom strategis yang membawa rudal jelajah.

Baca Juga :   Negara-Negara Arab Kecam Usulan Netanyahu tentang Negara Palestina

Kerugian materil yang ditimbulkan diperkirakan mencapai US$7 miliar (setara Rp 114 triliun), menjadikannya salah satu serangan paling merusak dalam sejarah konflik.

Modus Operandi: Penyembunyian dan Peluncuran Drone di Dalam Wilayah Rusia

Berbeda dari serangan drone sebelumnya yang diluncurkan dari wilayah Ukraina, kali ini drone diselundupkan secara diam-diam ke dalam wilayah Rusia menggunakan truk yang dilengkapi struktur kayu khusus.

Struktur tersebut menyembunyikan drone-drone kecil yang kemudian dibuka dan dilepaskan dari jarak jauh untuk terbang menuju target.

Foto-foto yang dibagikan oleh SBU menunjukkan drone berwarna hitam berukuran kecil yang tersembunyi dalam kontainer pengangkut yang tampak seperti barang biasa, sehingga sulit terdeteksi oleh intelijen Rusia.

Taktik ini merupakan inovasi signifikan yang memungkinkan serangan lebih jauh dengan risiko lebih kecil terdeteksi.

Respons Rusia: Kebakaran dan Penangkalan Serangan

Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa beberapa pesawat di pangkalan udara di Murmansk dan Irkutsk terbakar akibat serangan drone ini, namun kebakaran berhasil dipadamkan tanpa korban jiwa.

Mereka juga menyatakan bahwa serangan di wilayah Ivanovo, Ryazan, dan Amur berhasil digagalkan.

Wilayah Ivanovo dan Ryazan dekat dengan pusat-pusat militer penting di Rusia tengah, sedangkan Amur terletak dekat perbatasan dengan China di Timur Jauh Rusia.

Ini menunjukkan bahwa Ukraina mampu melancarkan serangan tersebar yang mengancam banyak wilayah strategis Rusia.

Dampak Militer dan Politik: Pukulan Berat bagi Putin

Serangan ini memberikan dampak psikologis dan strategis yang besar terhadap militer Rusia.

Para blogger dan militer independen Rusia menilai serangan ini sebagai “pukulan berat” yang menandai kegagalan intelijen Rusia dan menurunkan moral pasukan.

Akun Telegram Rybar, yang dikenal dekat dengan militer Rusia, menyebutkan bahwa keamanan udara Rusia telah mengalami “kesalahan serius” yang memungkinkan drone menembus wilayah mereka tanpa terdeteksi.

Baca Juga :   Momen makan makam mewah pada KTT G20 Bali

Di sisi politik, serangan ini memperkuat posisi Ukraina menjelang kemungkinan negosiasi damai yang dijadwalkan berlangsung di Istanbul.

Mantan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, menyatakan bahwa keberhasilan operasi ini merupakan bukti kemampuan Ukraina untuk bertahan dan bahkan menyerang balik di saat sulit.

Signifikansi Serangan dalam Perang yang Berkepanjangan

Konflik Rusia-Ukraina telah memasuki tahun keempat dengan berbagai dinamika dan eskalasi senjata modern, termasuk penggunaan drone sebagai alat tempur yang sangat efektif dan relatif murah.

Serangan “Jaring Laba-Laba” ini bukan hanya sekadar serangan militer, tetapi juga simbol kreativitas dan inovasi taktik Ukraina dalam menghadapi musuh yang jauh lebih besar dan berpengalaman.

Ini menunjukkan bahwa perang modern tidak hanya bergantung pada kekuatan jumlah, tapi juga kemampuan intelijen, teknologi, dan strategi.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita