Perang Israel Palestina Resmi Berakhir, Mulainya Perdamaian di Timur Tengah

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Setelah 2 tahun perang yang meluluhlantakkan Jalur Gaza dan mengguncang kawasan Timur Tengah, Israel dan Hamas akhirnya memulai babak baru menuju perdamaian.

Pada Senin (13/10/2025) waktu setempat, Hamas menyerahkan kelompok terakhir dari sandera Israel yang masih hidup, sementara Israel membebaskan ribuan tahanan Palestina sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang difasilitasi Amerika Serikat.

Presiden AS Donald Trump, yang memimpin upaya diplomatik tersebut, mengumumkan secara resmi berakhirnya perang dalam pidato di Knesset, parlemen Israel.

“Langit kini tenang, senjata sudah berhenti, sirene tidak lagi berbunyi, dan matahari terbit di Tanah Suci yang akhirnya damai,” kata Trump. “Mimpi buruk panjang bagi rakyat Israel dan Palestina kini berakhir.”

Dilansir Reuters, militer Israel menyatakan telah menerima seluruh 20 sandera yang dikonfirmasi masih hidup, setelah mereka dipindahkan keluar dari Gaza oleh Palang Merah. Di Tel Aviv, ribuan warga tumpah ruah di “Hostage Square”, menangis, berpelukan, dan bersorak ketika berita pembebasan diumumkan.

“Saya sangat bahagia, sulit menggambarkan perasaan ini. Saya tidak tidur semalaman,” ujar Viki Cohen, ibu dari sandera Nimrod Cohen, saat menuju kamp militer Reim, tempat sandera dipindahkan.

Di sisi lain, ribuan warga Palestina berkumpul di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, menyambut hampir 2.000 tahanan dan narapidana yang dibebaskan oleh Israel. Suasana haru dan sukacita menyelimuti massa yang memegang foto anggota keluarga mereka.

“Saya bahagia anak-anak kami dibebaskan, tapi hati kami masih sakit atas semua yang terbunuh dan kehancuran Gaza,” ujar Um Ahmed, seorang warga Gaza, dalam pesan suara penuh tangis.

Beberapa tahanan yang bebas terlihat melambaikan tangan dari jendela bus sambil mengacungkan tanda kemenangan, sementara pejuang Hamas bertopeng menjaga lokasi, menandakan kompleksitas situasi di lapangan yang masih jauh dari stabil.

Baca Juga :   Tertibkan Warga Perumahan Agar Gunakan Masker Apratur Desa Simpangan Turun Kejalan

Masa Depan Gaza

Beberapa jam setelah pengumuman pembebasan, Trump memimpin pertemuan tingkat tinggi di resor Sharm el-Sheikh, Mesir, bersama Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan lebih dari 20 pemimpin dunia dari negara-negara Muslim dan Eropa. Pertemuan itu bertujuan membahas masa depan Gaza serta prospek perdamaian regional yang lebih luas.

Dalam pembukaan KTT, Trump menandatangani dokumen bersama para pemimpin Mesir, Qatar, dan Turki yang berisi komitmen untuk “bekerja bersama mewujudkan dan mempertahankan warisan perdamaian ini.”

“Sekarang saatnya membangun kembali,” kata Trump dalam pidatonya di KTT, menyebut perjanjian Gaza sebagai “kesepakatan terbesar dari semuanya.”

Meskipun Hamas dan Israel tidak hadir, pertemuan tersebut membahas isu krusial tentang tata kelola, keamanan, dan rekonstruksi Gaza. Mesir menyatakan bahwa diskusi juga mencakup masa depan politik wilayah itu, termasuk peran Otoritas Palestina.

Trump bahkan sempat menyapa Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang disebut ingin memainkan peran penting dalam administrasi Gaza di masa depan, meskipun mendapat penolakan dari Israel.

Perdamaian Permanen

Walaupun perang telah berhenti, jalan menuju perdamaian abadi masih panjang. Pembebasan sandera pada Senin menandai berakhirnya bab terakhir dari tragedi yang bermula pada 7 Oktober 2023, ketika serangan Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 warga Israel.

Sejak itu, perang menyebabkan kehancuran besar-besaran di Gaza. Serangan udara Israel selama 2 tahun menewaskan sekitar 68.000 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza, dan memaksa hampir seluruh penduduknya mengungsi.

Kini, jutaan warga Palestina mulai kembali ke reruntuhan rumah mereka, sementara organisasi kemanusiaan berjuang untuk mengirimkan bantuan darurat.

Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menegaskan kebutuhan mendesak untuk mempercepat penyaluran bahan pangan, obat-obatan, bahan bakar, dan tempat tinggal bagi warga yang “sangat membutuhkan.”

Baca Juga :   BENDERA PUSAKA MERAH PUTIH TIDUR DI POHON DI HALANGI RANTING POHON

Selain itu, isu pemulihan jenazah 26 sandera yang diyakini tewas serta dua lainnya yang belum diketahui nasibnya masih menjadi prioritas. Hamas mengatakan proses pemulihan jenazah “akan memakan waktu karena tidak semua lokasi pemakaman diketahui.”

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita