MEDIAPASTI.COM , JAKARTA , Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis, ke depan perekonomian akan semakin membaik, karena pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sudah mulai bangkit. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam pemaparan kinerja BRI kuartal III 2020 secara virtual, di Jakarta, Rabu (11/11/2020)
Aksi korporasi yang di lakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) untuk pengembangan bisnis UMKM , terutama di sektor ultra mikro
Aksi korporasi ini tampaknya cukup besar, sehingga membutuhkan audit laporan keuangan sebagai salah satu syaratnya. Untuk aksi korporasi ini, BRI melakukan audit laporan keuangan untuk buku kuartal III-2020.
Namun, Direktur Utama BRI Sunarso dan Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengaku belum bisa menjelaskan aksi korporasi yang akan dilakukan
Jadi audit laporan keuangan September ini hal biasa kita lakukan, tetapi memang betul dalam rangka corporate action. Nanti pada saatnya kami share, ini belum public,” ujar Haru dalam konferensi pers paparan kinerja Kuartal III-2020, Rabu (11/11/2020)
Ditanya kemana arahnya, kembali lagi seperti kata pak dirut (aksi korporasi) ini untuk pengembangan UMKM,” tambah Haru.
Bank Rakyat Indonesia merupakan raksasa bisnis dalam UMKM. Porsi portofolio kredit UMKM mencapai 80,65% dari total kredit September 2020 yang mencapai Rp 935,35 triliun
Dari penyampaianya Dirut BRI Sunarso memberikan petunjuk bahwa arah pengembangan BRI ke depan adalah go smaller, yaitu memberikan kredit ke segmen ultra mikro. Dengan arah ini, maka BRI mengincar porsi pembiayaan UMKM bisa naik ke 85%.
yang belum unbankable kita bawa masuk ke perbankan dengan perkuat base ultra mikro dan unbankable kita masukkan,” ujar Sunarso memberi petunjuk arah bisnis ke depan.
Karena Segmen unbankable memang belum banyak digarap oleh BRI selama ini. Segmen ini terdiri dari bagian, termasuk productive poor yang diyakini memiliki pangsa pasar sangat besar, namun hanya sangat sedikit bank yang bermain.
yang selama ini digarap oleh perusahaan pembiayaan non bank, seperti BUMN Pegadaian maupun Permodalan Nasional Madani (PNM).
Dari penyampaiannya Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, mengatakan BRI harus menemukan sumber pertumbuhan yang baru. Untuk itu, BRI mulai masuk ke segmen ultra mikro dalam 2 bulan terakhir.
Karena Dalam 2 bulan kita sudah kasih ultra mikro Rp 5,5T dengan customer lebih dari 700 ribu nasabah,” ujarnya
Dari pemikirannya , penyaluran kredit ke segmen ini berbasis data, yang didapat dari data penerima bantuan pemerintah maupun data dari Agen BRILink.
Sangat jelas BRI peran utama di stumulus pemerintah dari stumulus ada data base besar, Pak Indra (Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI), sudah buat data yang jadi bantuan buat agen BRI,” ujar Supari
BRI pun secara masif telah melakukan restrukturisasi pinjaman, dengan tujuan untuk membantu agar UMKM tetap survive. Hingga 30 September 2020 BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp 193,7 triliun kepada 2,95 juta debitur ( Pajar)