Mediapasti.com – Iran mewanti-wanti komunitas internasional jangan sampai membiarkan Lebanon berubah menjadi Jalur Gaza Palestina kedua. Hal itu diutarakan Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyusul seranngan udara besar-besaran Israel ke Lebanon dalam 24 jam terakhir yang telah menewaskan hamper 500 orang.
Dalam wawancaranya, Pezeshkian menuturkan komunitas internasional tidak bisa membiarkan Lebanon menghadapi kebrutalan Israel sendirian.
“Kita tidak boleh membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain di tangan Israel,” ucap Pezeshkian seperti dikutip AFP pada Selasa (24/9).
Dalam kesempatan itu, Pezeshkian menggaungkan solidaritasnya untuk Hizbullah yang merupakan milisi di Timur Tengah pro-Iran. Ia menganggap Hizbullah tidak boleh dibiarkan sendirian melawan Israel yang mendapat banyak bantuan dari negara lain.
“Hizbullah tidak dapat berdiri sendiri melawan negara yang dipertahankan, didukung, dan dipasok oleh negara-negara Barat, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat,” ucap Pezeshkian menambahkan.
Israel menembakkan setidaknya lebih dari 300 kali serangan udara ke markas Hizbullah di Lebanon terutama Lebanon selatan hingga menewaskan 492 orang sejak Senin (23/9).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon melaporkan bahwa dari jumlah tersebut, sebanyak 35 orang merupakan anak-anak dan 58 orang di antaranya merupakan perempuan. Selain itu, Kemenkes Lebanon juga mencatat korban luka bertambah menjadi 1.645 orang.
Imbas serangan udara besar-besaran Israel, ribuan warga di Lebanon selatan melarikan diri hingga membuat lalu lintas menuju ibu kota Beirut macet parah hingg puluhan kilometer.
Al Jazeera melaporkan ribuan warga berusaha menyelamatkan diri dari serangan Israel hingga membuat jalan raya utama menuju Beirut macet total. Dari foto-foto yang diambil sejumlah media, terlihat ribuan orang berbondong-bondong pergi, baik menggunakan motor dan mobil maupun berjalan kaki.
Hal ini terjadi tak lama setelah militer Israel meminta penduduk di perbatasan Lebanon-Israel mengevakuasi diri lantaran militer akan menyerang gudang persenjataan kelompok milisi Hizbullah.
Eskalasi ketegangan antara Israel dan Hizbullah memang terus memanas, terutama sejak agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza Palestina berlangsung pada Oktober 2023 lalu. Sejak itu, Hizbullah kerap melancarkan serangan udara ke Israel sebagai bentuk membela Palestina, terutama sekutunya Hamas.
Namun, ketegangan Israel vs Hizbullah semakin memuncak setelah pekan lalu Lebanon digegerkan teror ledakan ribuan pager secara misterius. Ribuan pager, walkie-talkie, dan perangkat komunikasi lainnya meledak secara serempak di hampir seluruh wilayah Lebanon pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).
Kebanyakan perangkat yang meledak merupakan milik anggota Hizbullah. Insiden ini menewaskan 39 orang dan melukai 3 ribu orang lainnya termasuk milisi Hizbullah, warga sipil, hingga anak-anak.
Dari penyelidikan awal diketahui bahwa ribuan perangkat komunikasi ini kemungkinan telah disabotase dan dipasang jebakan bahan peledak. Hizbullah meyakini Israel dalang di balik teror ledakan ini meski hingga saat ini Tel Aviv masih bungkam atas seluruh tuduhan.