Mediapasti.com – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya setelah hampir satu dekade menjabat.
Ia akan tetap memimpin hingga Partai Liberal memilih pemimpin baru melalui proses nasional yang komprehensif.
Dalam pidatonya pada Senin, 6 Januari 2025, Trudeau menyatakan bahwa Kanada berhak mendapatkan pilihan yang jelas dalam pemilu mendatang.
Latar Belakang Pengunduran Diri
Justin Trudeau mengatakan bahwa perselisihan internal dalam partai membuatnya sulit untuk menghadapi rival politik secara efektif.
Keputusan Trudeau membuka jalan bagi persaingan politik yang intens untuk menentukan pemimpin negara berikutnya.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Partai Liberal berisiko mengalami kekalahan signifikan dari Partai Konservatif dalam pemilu yang dijadwalkan paling lambat Oktober 2025.
Warisan Justin Trudeau
Selama masa jabatannya, Trudeau dikenang atas berbagai pencapaian, termasuk upaya mempromosikan keberagaman, menangani perubahan iklim, dan mendukung kelas menengah.
Namun, ia juga menghadapi tantangan seperti skandal pribadi, inflasi tinggi, dan harga rumah yang tidak terkendali, yang berdampak pada citranya di mata publik.
Pengunduran diri Trudeau terjadi di tengah kekhawatiran mengenai tarif yang mungkin diberlakukan oleh Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang dapat mempengaruhi ekonomi Kanada.
Tanggapan Amerika Serikat dan Oposisi
Beberapa jam setelah pengumuman Trudeau, Trump kembali menyarankan agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat, menekankan bahwa langkah tersebut akan menghilangkan tarif dan menurunkan pajak secara signifikan.
Reaksi dari oposisi atas keputusan Trudeau cukup tajam.
Pierre Poilievre, pemimpin Partai Konservatif, menyatakan bahwa pergantian pemimpin di tubuh Partai Liberal tidak akan mengubah kebijakan yang telah merugikan Kanada selama sembilan tahun terakhir.
Sementara itu, Jagmeet Singh, pemimpin Partai Demokrat Baru, menegaskan bahwa Partai Liberal tidak pantas mendapatkan kesempatan lain, siapapun pemimpinnya.
Masa Depan Partai Liberal
Dengan parlemen yang ditangguhkan hingga 24 Maret 2025, Partai Liberal memiliki waktu untuk memilih pemimpin baru dan merumuskan strategi menghadapi pemilu mendatang.
Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon potensial termasuk Menteri Luar Negeri Mélanie Joly, Menteri Inovasi François-Philippe Champagne, dan mantan gubernur bank sentral, Mark Carney.
Masa depan politik Kanada kini berada dalam ketidakpastian, dengan Partai Liberal berupaya memperbaiki citra dan dukungan publik, sementara Partai Konservatif bersiap memanfaatkan momentum untuk meraih kemenangan dalam pemilu mendatang.