Mediapasti.com – Militer Israel melancarkan empat serangan udara bertubi-tubi di Bandara Internasional Sanaa, Yaman, menghancurkan pesawat sipil Yemeni Airlines yang rencananya akan mengangkut jamaah haji menuju Jeddah, Arab Saudi.
Serangan ini menambah ketegangan di kawasan dan memicu kecaman internasional.
Serangan Udara Menghancurkan Pesawat Pengangkut Jamaah Haji
Serangan Israel menargetkan pesawat Airbus A320-233 yang tiba dari Amman, Yordania, serta landasan pacu utama bandara.
Pesawat yang dijadwalkan membawa sekitar 800 jamaah asal Yaman untuk menunaikan ibadah haji di Makkah tersebut hancur total.
Khaled al-Shaif, Direktur Bandara Internasional Sanaa, mengungkapkan di X (Twitter) bahwa ini merupakan pesawat fungsional terakhir Yemeni Airlines di bandara tersebut.
Serangan ini memaksa penutupan total layanan penerbangan sipil di bandara.
Serangan terhadap Penerbangan Sipil dan Kemanusiaan
Serangan ini tidak hanya menggagalkan keberangkatan jamaah haji, tetapi juga menunda perjalanan ribuan pasien Yaman yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri.
Bandara Sanaa baru saja kembali beroperasi secara terbatas setelah perbaikan besar akibat serangan sebelumnya pada 6 Mei 2025, yang menghancurkan sejumlah pesawat sipil dan fasilitas bandara.
Sejak awal agresi Israel, total delapan pesawat sipil telah hancur di Bandara Sanaa, memperburuk kondisi transportasi dan kemanusiaan di Yaman yang sudah dilanda konflik berkepanjangan.
Motif dan Respons dari Pihak Terkait
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan serangan ini menargetkan “sasaran teroris” dari kelompok Houthi yang kerap menyerang kapal-kapal sipil di Laut Merah menuju Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa setiap serangan terhadap Israel akan mendapat balasan lebih keras.
Pemimpin Houthi, Abdel-Malik al-Houthi, menyebut serangan ini sebagai upaya untuk melemahkan solidaritas rakyat Yaman terhadap Palestina.
Dalam pidatonya, al-Houthi berjanji tetap mendukung Hamas dan bertekad mempertahankan posisi kuat di sisi rakyat Palestina.
Kelompok Hizbullah di Lebanon mengecam serangan Israel sebagai “agresi biadab” dan menyerukan tindakan global untuk menghentikan kekerasan.
Mereka menuduh AS membiarkan tindakan Israel dan mengkritik sikap diam komunitas internasional.
PBB dan Dewan Keamanan telah diminta oleh pemerintah Yaman untuk mengambil sikap tegas dan menghentikan serangan yang melanggar hukum internasional serta prinsip kemanusiaan.