Kerusuhan Besar di Los Angeles Usai Razia Imigrasi: Trump Kerahkan Garda Nasional

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Gelombang kerusuhan besar mengguncang Los Angeles menyusul operasi razia imigrasi yang dilakukan oleh otoritas federal.

Protes meluas setelah Dinas Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat (ICE) menangkap sedikitnya 44 orang pada Jumat malam (6 Juni 2025).

Pemerintah federal, di bawah pimpinan Presiden Donald Trump, langsung merespons dengan mengirim 2.000 pasukan Garda Nasional untuk mengendalikan situasi.

Trump bahkan menandatangani memorandum presiden guna memperkuat kehadiran militer dalam merespons “ketidaktertiban yang terus dibiarkan tumbuh”.

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menegaskan bahwa Pentagon siap mengerahkan pasukan aktif jika kekerasan meningkat.

Marinir dari Camp Pendleton kini dalam status siaga tinggi, menandai eskalasi serius dari ketegangan antara warga sipil dan otoritas federal.

Protes Meluas, Simbol Penolakan Muncul

Bentrok terjadi di kawasan Paramount, Los Angeles Tenggara, ketika demonstran mengibarkan bendera Meksiko menghadapi aparat federal.

Sementara itu, di pusat kota Los Angeles, sekitar 60 orang meneriakkan slogan “ICE out of L.A.!” sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan imigrasi Trump.

Gubernur California, Gavin Newsom, mengecam pengerahan pasukan federal sebagai bentuk provokasi politik.

Lewat platform X, ia menyebut bahwa Trump tidak kekurangan aparat, tetapi justru menginginkan tontonan politik menjelang pemilu.

“Ancaman untuk mengerahkan Marinir terhadap warga AS adalah tindakan yang tidak waras,” tegas Newsom. Ia mengimbau warga untuk tetap menyuarakan pendapat secara damai.

Trump Bersikeras: “Kami Akan Tangani Kerusuhan dan Penjarahan”

Melalui akun Truth Social, Trump menyatakan bahwa jika Newsom dan Wali Kota Los Angeles Karen Bass gagal mengendalikan situasi, maka pemerintah federal akan mengambil alih.

Ia mengklaim akan menangani “KERUSUHAN & PENJARAHAN” dengan ketegasan.

Wakil Presiden JD Vance menyebut para demonstran sebagai “pemberontak” yang menyerang petugas imigrasi dan membawa bendera asing, sementara penasihat Gedung Putih Stephen Miller menyebut aksi ini sebagai “pemberontakan kekerasan.”

Baca Juga :   Arab Saudi Razia Besar-besaran Jemaah Haji Ilegal Jelang Puncak Haji 2025

Belum Berlaku UU Pemberontakan, Tapi Situasi Mirip 1992

Meski eskalasi kekerasan meningkat, dua pejabat AS menyatakan bahwa pemerintah belum mengaktifkan Undang-Undang Pemberontakan (Insurrection Act) 1807, yang memungkinkan pengerahan militer terhadap warga sipil.

Terakhir kali UU ini diterapkan adalah saat kerusuhan L.A. tahun 1992.

Rekaman Reuters menunjukkan barisan aparat berseragam lengkap dengan masker gas berjaga di jalanan Paramount yang dipenuhi keranjang belanja dan asap gas air mata.

Beberapa demonstran ditangkap, namun pihak kepolisian belum merilis data resmi jumlah penahanan.

Kepolisian Los Angeles mengonfirmasi penangkapan atas warga yang tidak mematuhi perintah untuk membubarkan diri.

Namun belum ada tanggapan resmi dari ICE, DHS, maupun LAPD terkait jumlah korban maupun rencana penggerebekan lanjutan.

Pengacara Belum Bisa Akses Para Tahanan

Direktur Eksekutif organisasi Coalition for Humane Immigrant Rights of Los Angeles (CHIRLA), Angelica Salas, menyampaikan kekhawatiran serius karena pengacara belum dapat mengakses para tahanan.

“Tindakan ini tidak hanya melanggar hak, tapi juga menciptakan ketakutan besar di komunitas pekerja,” ujarnya.

Menurut CHIRLA, penggerebekan terjadi di dekat toko Home Depot, pabrik garmen, dan gudang, tempat biasa para pekerja imigran berkumpul.

Wali Kota Bass mengecam keras operasi itu dan menyebutnya sebagai bentuk teror terhadap komunitas lokal.

Gedung Putih mengungkap target ambisius agar ICE menangkap 3.000 migran per hari, termasuk di antaranya pemegang green card atau warga yang tinggal secara sah.

Hal ini memicu kritik keras dari organisasi HAM dan gugatan hukum dari berbagai pihak.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita