Mediapasti.com – Israel dikabarkan mulai kehabisan rudal pencegat jarak jauh setelah diserang bertubi-tubi oleh Iran sejak 13 Juni 2025.
Menurut laporan Middle East Eye (MEE) yang mengutip seorang pejabat anonim dari Amerika Serikat, Israel terlalu boros dalam menggunakan rudal pencegat saat menghadapi ratusan rudal balistik yang diluncurkan Teheran.
Pejabat tersebut menyatakan bahwa Washington kini mengalami kesulitan dalam memasok rudal pencegat ke Israel karena keterbatasan produksi dan tingginya kebutuhan.
Situasi ini membuat Israel semakin bergantung pada Amerika Serikat, bahkan diduga berharap AS terlibat langsung dalam konfrontasi militer melawan Iran.
Namun, intervensi langsung AS menghadapi resistensi internal.
Sejumlah pejabat tinggi di Pentagon khawatir bahwa keterlibatan militer Amerika bisa memicu serangan balasan skala besar dari Iran, yang berisiko lebih menghancurkan wilayah Israel.
“Skenario ini bisa menguras stok rudal pencegat AS ke titik yang mengkhawatirkan,” ujar pejabat tersebut kepada MEE.
Israel Andalkan Tiga Lapisan Pertahanan Udara
Israel dikenal memiliki sistem pertahanan udara berlapis yang sangat canggih antaranya Iron Dome, David’s Sling, serta Arrow 2 dan Arrow 3.
Iron Dome: Dirancang untuk mencegat rudal jarak pendek seperti roket dan mortir.
David’s Sling: Menggunakan teknologi hit-to-kill untuk menembak jatuh rudal jarak menengah sejauh hingga 299 km.
Arrow 2 & 3: Sistem rudal jarak jauh. Arrow 2 menargetkan rudal yang masuk atmosfer, sementara Arrow 3 menghancurkan rudal balistik di luar angkasa sebelum mencapai wilayah Israel.
Meski tangguh di atas kertas, sistem ini tetap memiliki keterbatasan logistik.
Masalah Pengisian Ulang Sistem Arrow dan Keterbatasan Produksi
Laporan MEE pada September 2024 mencatat bahwa pengisian ulang sistem Arrow sangat sulit dan mahal.
Rudal pencegat seperti Arrow dan Stunner (untuk David’s Sling) diproduksi bersama oleh Israel dan AS, namun proses produksinya memakan waktu panjang dan biaya tinggi.
“Jenis rudal pencegat seperti ini sangat mahal dan sulit diproduksi massal,” tulis Dan Caldwell, mantan pejabat senior Kementerian Pertahanan AS era Donald Trump, melalui akun X miliknya.
Caldwell menambahkan bahwa persediaan rudal pencegat Israel sudah menipis sejak digunakan untuk menghadapi serangan rudal kelompok Houthi Yaman dan serangan Iran sebelumnya pada 2024.
“Karena stok terbatas, Israel dan AS kemungkinan akan membatasi penggunaan rudal pencegat di masa depan,” tegasnya.
Iran Sudah Luncurkan Ratusan Rudal, Ancaman Masih Besar
Menurut Biro Pers Perdana Menteri Israel, sejak 13 Juni 2025 Iran telah meluncurkan sedikitnya 370 rudal balistik ke wilayah Israel.
Namun jumlah itu hanya sebagian kecil dari ribuan rudal balistik yang masih dimiliki oleh Iran.
Sumber-sumber pertahanan memperingatkan bahwa ini bisa menjadi awal dari serangan yang lebih besar jika ketegangan tidak segera diredam.