Serangan Udara Israel Tewaskan 100 Warga Palestina di Gaza, Gencatan Senjata Masih Buntu

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk. Dalam serangan udara terbaru yang terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu pagi (18 Mei 2025), sedikitnya 100 warga Palestina tewas.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang menyebutkan bahwa serangan tersebut menyapu habis sejumlah keluarga dari daftar sipil wilayah tersebut.

“Setidaknya ada 100 martir sejak semalam. Seluruh keluarga telah dihapus dari catatan pendaftaran sipil akibat pemboman Israel,” ujar juru bicara Kemenkes Gaza, Khalil Al-Deqran, dikutip dari Reuters.

Kamp Pengungsi Jadi Sasaran, Anak-Anak dan Wartawan Ikut Jadi Korban

Salah satu serangan paling mematikan terjadi di Khan Younis, Gaza selatan, yang menghantam kamp tenda pengungsian.

Serangan ini menewaskan puluhan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, serta membakar tenda-tenda tempat mereka berlindung.

Tiga wartawan Palestina dilaporkan tewas bersama keluarga mereka, sementara satu keluarga di Gaza utara kehilangan setidaknya 20 anggotanya.

Layanan kesehatan di Gaza kini nyaris lumpuh, dengan rumah sakit kehabisan suplai medis dan menghadapi beban korban yang terus meningkat.

“Rumah sakit kewalahan, banyak korban anak-anak dan kasus amputasi, sementara rumah sakit terus menjadi target serangan,” tambah Deqran.

Negosiasi Gencatan Senjata Mandek, Hamas-Israel Masih Buntu

Di tengah gempuran yang tiada henti, negosiasi gencatan senjata kembali digelar di Mesir pada Sabtu lalu, dimediasi oleh Qatar dan Amerika Serikat.

Namun, hingga kini, belum ada kesepakatan konkret yang dicapai.

Sumber diplomatik menyebut bahwa Hamas bersedia membebaskan sekitar separuh dari sandera Israel dengan imbalan gencatan senjata selama dua bulan dan pembebasan tahanan Palestina.

Namun, pihak Israel tetap bersikukuh.

“Posisi Israel tidak berubah, mereka ingin semua sandera dibebaskan tanpa komitmen mengakhiri perang,” ujar seorang pejabat Hamas, dikutip dari Reuters.

Israel Blokade Bantuan, Krisis Kemanusiaan Meluas

Sejak awal Maret 2025, Israel telah memblokade pasokan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan, sebagai upaya menekan Hamas agar membebaskan para sandera.

Baca Juga :   Zara Dinilai Hina Genosida Palestina Seruan Boikot Menggema

Kondisi ini telah memperparah kelaparan dan krisis medis di Gaza.

Sistem distribusi bantuan juga terganggu setelah Israel menguasai perbatasan Rafah, satu-satunya jalur bantuan utama dari Mesir.

Israel menuduh Hamas menyembunyikan infrastruktur militernya di bawah rumah sakit dan fasilitas sipil, tuduhan yang dibantah oleh banyak lembaga kemanusiaan internasional.

Target Israel: Hancurkan Hamas Sejak Serangan 7 Oktober

Militer Israel menyatakan bahwa serangan ini adalah bagian dari strategi untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, yang mereka tuding bertanggung jawab atas serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya.

Namun, dalam delapan bulan perang, lebih dari 53.000 warga Palestina tewas menurut otoritas kesehatan Gaza, sebagian besar adalah warga sipil.

Dunia Internasional Mendesak Penghentian Konflik

Berbagai negara dan organisasi internasional terus mendesak gencatan senjata.

PBB telah memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang bencana kelaparan massal, sementara WHO mencatat bahwa lebih dari 70% fasilitas kesehatan di wilayah itu tidak dapat beroperasi.

Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar terus menjadi mediator utama, namun skeptisisme publik meningkat mengingat kegagalan berulang dalam menciptakan jeda kemanusiaan yang tahan lama.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita