Mediapasti.com – Seorang pria asal Chicago, Amerika Serikat, didakwa atas pembunuhan berencana setelah menembak mati dua staf Kedutaan Besar Israel di luar Capitol Jewish Museum, hanya 1,6 km dari Gedung Putih.
Aksi ini langsung memicu kecaman global dan memperuncing ketegangan politik terkait konflik Israel–Palestina.
Motif Ideologis: “Saya Melakukannya untuk Gaza”
Pelaku yang diidentifikasi sebagai Elias Rodriguez (30), secara terbuka mengaku kepada polisi bahwa aksinya didorong oleh simpati terhadap Palestina.
Saat diamankan di lokasi kejadian pada Rabu malam (21/5/2025), Rodriguez meneriakkan slogan “Free Palestine”, menurut dokumen pengadilan yang dilaporkan kantor berita AFP.
“Saya melakukannya untuk Palestina. Saya melakukannya untuk Gaza,” ujar Rodriguez kepada petugas, sebagaimana tertulis dalam BAP yang disampaikan ke pengadilan Distrik Columbia.
Rodriguez telah menjalani sidang perdana pada Kamis (22/5) waktu setempat.
Ia didakwa atas dua pembunuhan tingkat pertama dan pembunuhan terhadap pejabat asing, sebuah pasal yang memperberat hukumannya.
Jika terbukti bersalah, hukuman mati menjadi salah satu opsi hukuman yang bisa dijatuhkan oleh pengadilan federal.
Jaksa interim Distrik Columbia, Jeanine Pirro, menyatakan bahwa kasus ini ditangani sebagai aksi terorisme domestik sekaligus kejahatan kebencian berbasis agama dan politik.
Ia juga membuka kemungkinan akan ada tambahan dakwaan.
“Kami menilai kasus ini sangat serius dan sedang mengumpulkan bukti tambahan. Sidang lanjutan akan digelar pada 18 Juni mendatang,” kata Pirro.
Korban: Pasangan Kekasih dari Kedubes Israel
Dua korban yang tewas dalam penembakan tersebut adalah:
- Yaron Lischinsky – warga negara Israel yang menjabat sebagai staf protokol di Kedubes Israel.
- Sarah Lynn Milgrim – pegawai warga negara Amerika Serikat yang bekerja di bagian administrasi diplomatik.
Keduanya disebut sebagai pasangan kekasih yang berencana menikah dalam waktu dekat.
Serangan ini terjadi saat mereka meninggalkan acara peringatan sejarah Yahudi di museum tersebut.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengecam pembunuhan tersebut sebagai efek dari “penghasutan anti-Israel dan anti-Semitisme yang dibiarkan berkembang di dunia internasional, khususnya di Eropa.”
“Ada hubungan langsung antara narasi penuh kebencian terhadap Israel dan aksi pembunuhan ini,” kata Saar.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut insiden ini sebagai bukti nyata dari “harga mahal akibat anti-Semitisme global”, dan meminta dunia bersikap lebih tegas terhadap ujaran kebencian yang menyasar Israel.
Presiden AS Donald Trump: Ini Aksi Anti-Semitisme
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pernyataan resminya di platform Truth Social setelah berbicara dengan Netanyahu, menegaskan bahwa serangan tersebut adalah bentuk anti-Semitisme ekstrem yang tidak dapat ditoleransi.
“Ini adalah penembakan bermotif kebencian. Pemerintah saya akan menindak pelaku dan jaringan yang terlibat,” tulis Trump.
Insiden ini memicu demonstrasi dan aksi solidaritas di berbagai kota besar, baik dari pendukung Palestina maupun kelompok pro-Israel.
Ketegangan diplomatik juga meningkat di PBB, dengan beberapa negara menyerukan sidang darurat membahas eskalasi ujaran kebencian terkait konflik Gaza.