Alami Cacat Permanen! Ayah David Ozora Sebut Kondisi Sang Anak

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Cristalino David Ozora Latumahina, remaja yang dianiaya Mario Dandy Satrio masih dirawat intensif di ICU. Ayah David Ozora, Jonathan Latumahina memberikan kabar terbaru kondisi anaknya yang mengalami diffuse axonal injury (DAI) imbas dianiaya Mario Dandy Satrio.
Melalui cuitannya di Twitter, DAI yang dialami sang putra mempengaruhi kualitas hidupnya.

“Dalam kepala ini ada otak yang penuh dengan akson (serabut syaraf) yang jumlahnya jutaan seperti kabel. Tugas akson adalah untuk komunikasi antar syaraf,” ujar Jonathan dalam akun Twitter-nya @seeksixsuck.

“Ketika otak mengalami trauma berat, maka otak terjadi pergeseran ekstrim yang menyebabkan serabut2 syaraf ini pecah. David alami ini dan koma. Efek dari DAI adalah penurunan kualitas hidup dan cacat permanen,” lanjut cuitan tersebut.

Dalam cuitan sebelumnya, Jonathan menyebut David mengalami koma dengan skor glasgow coma scale (GCS) 3 dan DAI tingkat 2. Jonathan juga menyebut David sempat mengalami kejang selama tiga hari.

“Dari dinyatakan koma dengan GCS 3 sampai rekam medis yang menyatakan diffuse axonal injury stage 2, aku adalah saksi mata yang nemenin kamu dari kejang-kejang 3 hari sampai kamu bangkit diatas 2 kakimu. I witness you,” tulis Jonathan dalam cuitannya.

Mengenal DAI

DAI mengacu pada robekan serabut saraf yang dikenal sebagai akson. Cedera ini biasanya terjadi akibat pergeseran otak yang cepat di dalam tengkorak, sehingga menyebabkan serabut saraf meregang dan robek.

Akson adalah bagian neuron yang panjang seperti benang yang menghantarkan impuls listrik. Serabut saraf ini bertanggung jawab untuk komunikasi antara sel-sel saraf.

Dengan demikian, kerusakan akson dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan membantu mengkoordinasikan fungsi tubuh, yang dapat menyebabkan kecacatan yang parah.

Baca Juga :   Pengakuan Sang Ibu Kasus Anak Bunuh Ayah Dan Nenek Di Lebak Bulus

Penyebab DAI

DAI lebih sering terjadi akibat kecelakaan traumatis yang berpotensi menyebabkan otak berputar atau bergerak maju atau mundur di dalam tengkorak. Biasanya, jenis trauma ini melibatkan gerakan percepatan dan perlambatan. Jika trauma yang didapatkan cukup kuat, ini dapat merusak akson, menyebabkan interkoneksi saraf ini tidak berfungsi atau terputus dan memengaruhi banyak area otak.

Penyebab utama DAI meliputi:

  • Kecelakaan kendaraan bermotor
  • Kecelakaan olahraga
  • Kekerasan
  • Jatuh yang tidak disengaja, umumnya dialami oleh lansia , Shaken baby syndrome

Tingkatan DAI

DAI dapat diketahui melalui diagnosis klinis. Ahli biasanya akan memberikan diagnosis DAI pada pasien berdasarkan presentasi klinis dan juga skor Glasgow Coma Scale (GCS) kurang dari 8 selama lebih dari 6 jam.

Hasil tes pencitraan yang dilakukan juga dapat membantu diagnosis dokter. Tes ini termasuk MRI otak atau pencitraan tensor difus (DTI). Pada studi di tahun 2020, DTI menjadi salah satu metode yang paling disukai untuk mendeteksi DAI. Namun pemeriksaan lebih lanjut tetap perlu dilakukan untuk melakukan konfirmasi.

Dokter memiliki sistem klasifikasi DAI Adams untuk menilai keparahan dari diffuse axonal injury yang dialami pasien. Sistem ini menggabungkan patofisiologi dan presentasi klinis DAI untuk memberikan skor. Penilaiannya adalah sebagai berikut:

Grade 1 (DAI ringan), yaitu kerusakan mikroskopik bagian putih pada otak, termasuk perubahan pada korteks serebral, batang otak, dan korpus kalosum.
Grade 2 (DAI sedang), yaitu kerusakan yang lebih besar yang ada di korpus kalosum.
Grade 3 (DAI berat), yaitu kerusakan yang lebih besar di batang otak dan korpus kalosum.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita