Jakarta, Mediapasti Indonesia — Komandan Kodim 0623 Cilegon, Letkol Inf Ari Widyo Prasetyo menyebut pernyataan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon yang mengibaratkan TNI seperti ‘gerombolan’ telah melukai perasaan prajurit institusi tersebut.
Respons itu disampaikan Ari dan prajuritnya melalui sebuah video yang dibuat di Aula Markas Kodim 0623 Cilegon. Dalam video itu, Ari tampak berapi-api sembari menggebrak meja memprotes ucapan Effendi.
Ari membenarkan video itu memang sengaja direkamnya bersama para prajurit untuk merespons ucapan Effendi saat rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan jajarannya beberapa waktu lalu.
“Jadi video yang kami buat, saya Dandim 0623 Cilegon Letkol Infanteri Ari Widyo Prasetyo beserta seluruh jajaran keluarga besar Kodim 0623 Cilegon. Kami membuat video memang untuk merespons dari pernyataan ucapan yang disampaikan oleh kalau dibilang dia adalah pejabat, yaitu Effendi Simbolon Anggota Komisi I DPR RI. Di mana ada ucapan yang menurut kami itu menyakitkan,” kata Ari yang dikutip Rabu (14/9).
Ia menganggap pernyataan Effendi menyakitkan bukan hanya bagi prajurit dan keluarga besar Kodim 0623 Cilegon, tapi seluruh prajurit TNI.
“Bukan kepada kami saja di Kodim 0623 Cilegon, tapi seluruh prajurit TNI karena dia mengatakan TNI itu adalah gerombolan dan juga disamakan dengan Ormas di dalam forum di mana dihadiri banyak pejabat,” kata dia.
Isi Video Dandim Cilegon
Sebagai informasi, dalam video yang viral Dandim Cilegon bersama jajarannya menuding Effendi telah mengadu domba Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman
“Kau, Effendi Simbolon melukai kami prajurit TNI. Kau adu domba pimpinan kami. Kau adu domba TNI. Kami seluruh prajurit TNI sakit hati. Kami sudah mengabdikan diri kami untuk NKRI, bekerja 24 jam 7 hari bekerja untuk NKRI ini. Kau bilang gerombolan, sungguh menyakitkan, Effendi Simbolon!” kata Ari dalam video itu.
Ari mengaku darahnya mendidih mendengar ucapan Effendi. Ia bersama dengan prajuritnya mengaku tidak terima dengan ucapan yang telah dilontarkan Effendi kepada TNI di dalam rapat Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa beberapa waktu lalu.
“Dari ujung barat pulau Jawa, kami dengar omonganmu, Effendi Simbolon, kau bilang pimpinan kami, Panglima TNI-KSAD, tidak harmonis, kau bilang TNI gerombolan seperti ormas. Kami tidak terima, darah kami mendidih!” ucapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar Effendi segera meminta maaf secara terbuka kepada seluruh prajurit TNI. Ari pun menegaskan seluruh unsur di TNI solid.
“Saya Dandim 0623 Cilegon bersama seluruh prajurit, PNS, keluarga besar Kodim Cilegon tidak terima ucapanmu. Kami di sini dari unsur paling rendah sampai paling tinggi, kami kompak dan solid. Jangan ganggu kami, jangan kau rusak lagi dengan omonganmu itu. Kami tunggu permintaan maaf kamu secara terbuka,” ujarnya
Pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyinggung TNI seperti gerombolan menuai kecaman dari prajurit itu dilontarkan alam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI di Senayan, Jakarta, Senin (5/9).
Saat itu, petinggi TNI dari Panglima TNI hingga seluruh kepala staf angkatan hadir, kecuali KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Ketidakhadiran Dudung inilah kemudian menyulut Effendi Simbolon melontarkan kritiknya terhadap TNI.
Effendi mengaku ingin mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Menurutnya ada ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat itu.
“Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinasi, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan,” kata Effendi kala itu.
Sementara itu Mabes TNI AD membantah ada instruksi khusus kepada para prajurit untuk merespons pernyataan Effendi Simbolon dalam rapat yang tak dihadiri KSAD Jenderal Dudung Abdurachman tersebut.
“Saya sampaikan bahwa organisasi atau pimpinan TNI AD tidak pernah mengeluarkan instruksi atau perintah untuk melakukan hal tersebut,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Kolonel Arh Hamim Tohari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (13/9).i.
“Mungkin saja itu terjadi sebagai reaksi spontan, bukan cuma dari prajurit, bahkan dari masyarakat juga, atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan,” imbuhnya