Mediapasti.com – Permasalahan yang dihadapi PDN sangat parah, BSSN diibaratkan sebagai sekuriti yang dimana serangan ransomware ini sudah diprediksi namun menyalahkan kominfo dikarnakan tidak ada aksi backup data.
kejadian semakin memanas dan semakin menyalah nyalahkan serta melemparkan berbagai kesalahan kepada lembaga lembaga yang menyimpan data di PDN tanpa dilakukan backup.
Kasus peretasan PDN sebenarnya musibah dari kelalaian pemerintah dalam melaksanakan mandat pengelolaan infrastruktur yang seharusnya menjadi Objek Vital Negara dan Perlindungan Data Pribadi.
Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja, menyebut celah penyerangan siber di Indonesia terjadi karena kurang kritisnya masyarakat terhadap konsumsi produk digital, Rabu (26/6) Siang.
Pakar keamanan siber dari Ethical Hackers Indonesia, Teguh Aprianto, mengatakan gangguan pada layanan publik terjadi akibat Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) tidak memiliki pusat data cadangan dan belum memiliki sistem pertahanan yang cukup kuat untuk menghadapi serangan siber.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong, beralasan sebagian pusat data telah memiliki penyimpan data cadangan. Namun ia tak memungkiri kemajuan teknologi membuat peretas makin canggih melakukan serangan siber.
Akibat serangan itu, PDNS yang dikelola Kemenkominfo mengalami gangguan sehingga layanan digital Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tidak berfungsi.
Selain itu, Layanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di daerah juga mengalami gangguan, sehingga pemerintah daerah memperpanjang waktu pendaftaran. Sebanyak 282 layanan instansi pemerintah pun terganggu.
Imbas dari serangan ini, peretas meminta tebusan sebesar US$8 juta (setara Rp131 miliar). Pemerintah Indonesia berkukuh tidak akan membayar tebusan tersebut.
Lockbit merupakan grup peretas dari Rusia. Sebelumnya, mereka mengeklaim menjadi pihak yang bertanggung jawab atas serangan siber yang melumpuhkan semua layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) pada Mei 2023.
Lockbit 3.0 merupakan varian terbaru dari ransomware yang digunakan oleh grup asal Rusia tersebut.
Ransomware adalah sejenis malware – program yang dirancang dengan tujuan untuk merusak atau menyusup ke sistem komputer – yang mengancam korban dengan menghancurkan atau memblokir akses ke data atau sistem penting hingga tebusan dibayar.
Pakar keamanan siber, Teguh Aprianto, mengatakan bahwa saat ini Lockbit merupakan “pemain terbesar” di antara kelompok-kelompok peretas global.
Sebanyak 15% dari seluruh serangan siber di dunia merupakan ulah Lockbit, menurut data Ransom Watch.
“Jadi dia membuat software-nya, lalu dia punya semacam tim yang tugasnya menyerang. Kemudian mereka punya juga afiliatornya. Jadi mereka memang secara sistem itu unik,” kata Teguh.
Ia mengatakan bahwa lembaga Biro Investigasi Federal AS (FBI) pun membentuk satuan tugas khusus untuk mencari dalang-dalang di balik Lockbit. Namun, hingga sekarang belum membuahkan hasil. sampai saat ini masih diusahakan agar semua kembali seperti semula meski kondisi saat ini semakin memanas terkait kasus cyber attack ini.