Indonesia Disorot Media Asing karena Energi Nuklir: Ambisi Besar di Tengah Tantangan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Media internasional mulai menyoroti ambisi Indonesia dalam pengembangan energi nuklir.

Salah satu sorotan datang dari kantor berita asal Prancis, Agence France-Presse (AFP), melalui artikel berjudul “Nuclear Option: Indonesia Seeks to Grow Energy, Cut Emissions” yang dipublikasikan pada Selasa, 27 Mei 2025.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Indonesia tengah mengkaji serius penggunaan energi nuklir untuk menjawab dua tantangan besar: kebutuhan energi nasional yang meningkat dan target pengurangan emisi karbon.

“Indonesia berharap penggunaan nuklir dapat membantunya memenuhi permintaan energi yang melonjak sekaligus mengendalikan emisi,” tulis AFP.

Sejarah dan Target Pembangunan Reaktor

Eksperimen Indonesia dengan energi nuklir pertama kali dimulai pada Februari 1965, ketika Presiden Sukarno meresmikan reaktor uji di Bandung.

Hingga kini, Indonesia memiliki tiga reaktor riset, namun belum ada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang aktif secara komersial.

Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa Indonesia akan menghapus pembangkit listrik tenaga batu bara dalam 15 tahun ke depan.

Sebagai gantinya, energi alternatif seperti nuklir akan dikembangkan secara bertahap.

Pembangunan reaktor modular kecil (SMR) direncanakan dimulai pada tahun 2030 hingga 2032, dan akan berlokasi di wilayah Kalimantan.

“Pemerintah menargetkan 40 hingga 54 gigawatt dari total proyeksi 400 gigawatt energi nasional tahun 2060 berasal dari tenaga nuklir,” tulis AFP.

Tantangan Geologis dan Keamanan

Meski ambisi besar telah dicanangkan, banyak pihak menilai pengembangan nuklir di Indonesia tidak akan mudah.

Isu gempa bumi, tsunami, konektivitas, dan pengelolaan limbah radioaktif menjadi kekhawatiran utama. AFP menyoroti bagaimana bencana Fukushima di Jepang pada 2011 telah memengaruhi persepsi terhadap nuklir di Asia, termasuk Indonesia.

Beberapa wilayah seperti Jawa bagian utara, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah disebut sebagai zona risiko rendah untuk pembangunan reaktor.

Baca Juga :   Pemotongan Anggaran BMKG: Ancaman bagi Akurasi Deteksi Bencana dan Keselamatan Nasional

Dukungan dan Kolaborasi Internasional

Untuk mewujudkan ambisi nuklir ini, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dan institusi internasional. Beberapa mitra yang disebutkan AFP antara lain:

  • Rosatom (Rusia)
  • China National Nuclear Corporation (CNNC)
  • Candu Energy (Kanada)
  • EDF SA (Prancis)
  • ThorCon (AS), yang tengah mengajukan lisensi untuk reaktor garam cair eksperimental, dengan konsep pembangunan di galangan kapal dan penempatan di dasar laut.

Meski dukungan internasional cukup kuat, tidak sedikit pengamat yang masih ragu.

Menurut Philips Andrews-Speed dari Oxford Institute for Energy Studies, tantangan struktural dan regulasi akan menjadi penghambat utama.

“Saya akan bergabung dengan orang lain yang skeptis bahwa Indonesia dapat menggunakan tenaga nuklir dalam skala signifikan dalam sepuluh tahun ke depan,” ujarnya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita