Sederet Daerah di Jatim yang Alami Kelangkaan Solar

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

MEDIPASTI.COM – Beberapa daerah di Jawa Timur mengalami kelangkaan solar sejak Senin (4/4/2022). Solar yang langka berdampak pada distribusi barang dan jasa. Banyak truk maupun mobil bermesin disel yang mengantre panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Lalu mana saja kah kota maupun kabupaten yang mengalami kelangkaan solar? Berikut hasil reportase tim detikJatim di beberapa daerah:

1. Surabaya

Berdasar pantauan detikJatim pada Selasa (5/4/2022), antrean panjang tampak di sejumlah SPBU yang ada di Kota Pahlawan. Salah satunya di SPBU 5460250, Jalan Mastrip. Antrean kendaraan mengular hingga 100 meter di jalan yang mengarah ke Driyorejo. Tak pelak, jalan tersebut macet.

“Ini mau kirim ke Driyorejo dari Perak, Tadi di SPBU di kawasan Perak kewalahan. Makanya beli di sini,” ungkap Rokim, salah seorang sopir truk.

Penuturan Rokim itu memang benar. Antrean panjang juga terjadi di SPBU Perak Barat, Surabaya. Dari pantauan lapangan, antrean yang didominasi truk roda 6 tersebut mengular sepanjang 500 meter.

Pengawas SPBU Perak Barat Edi mengaku tidak tahu mengapa solar menjadi bahan bakar yang langka. Dia juga tidak tahu kapan distribusi pasokan solar kembali normal.

“Mboten semerap, awak dewe yo bingung (kami sendiri ya) bingung,” tutupnya.

2. Sidoarjo

Stok solar juga langka di Kabupaten Sidoarjo. Tim detikJatim memantau tiga SPBU di tiga kecamatan yang masing-masing berada di Porong, Tanggulangin, dan Candi.

Di SPBU Arteri Porong, antrean kendaraan besar tampak mengular sekitar 700 meter pada Selasa siang (5/4/2022). Para sopir truk yang sejak pagi mengantre hanya bisa sabar.

“Ada kabar solar akan datang. Ya, kami harus menunggu,” kata sopir truk bernama Suyono.

Baca Juga :   Peresmian sirkuit Mandalika: Jokowi Jajal Sirkuit Tersebut.

3. Pasuruan

Langkanya solar turut membuat para nelayan kelimpungan. Seperti yang terjadi di Pasuruan. Bahkan, para nelayan sampai rela menginap di SPBU agar bisa mendapatkan solar. Tanpa solar, kapal-kapal mereka tak bisa melaut.

Sejak Senin malam (4/4/2022), beberapa nelayan sudah menginap. Jeriken-jerikan mereka mengular panjang di halaman SPBU.
“Sempat pulang sahur, terus datang lagi ke SPBU,” kata Edy, salah seorang nelayan.

4. Probolinggo

Akibat solar langka di Kota Probolinggo, sejumlah sopir truk memilih berbuka puasa di jalan.

Salah satu sopir truk, Samsul mengatakan, dirinya mulai mengantre sejak pukul 16.00 WIB, Selasa (5/4/2022). Namun hingga magrib tiba, ia belum kunjung mendapatkan solar.

“Sampai azan magrib dan waktu berbuka puasa masih belum dapat solar dan masih antre, ya terpaksa bungkus makanan di warung. Biasanya buka puasa sama keluarga, demi solar rela berbuka di jalanan” ujar Samsul kepada detikJatim.

Pantauan detikJatim, antrean kendaraan terjadi di SPBU di Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Antrean kendaraan yang didominasi truk itu mengular di badan Jalan Raya Bromo atau Jalan Raya Jalur Lingkar Selatan Kota Probolinggo.

5. Situbondo

Di Kabupaten Situbondo, kelangkaan solar membuat susah sopir-sopir truk yang biasa melewati akses Pantura. Dari pantauan detikJatim, antrean solar terjadi di jalur Pantura Asembagus hingga Situbondo kota.

Ryan, salah seorang pengemudi kendaraan yang berangkat dari Pulau Bali begitu cukup kelimpungan mencari solar. Sesampai di wilayah Asembagus, solar kendaraannya sudah sangat menipis sekali.

“Sudah saya perkirakan, harus mengisi BBM di wilayah Asembagus. Ternyata gak ada,” tutur Ryan saat ditemui detikJatim di SPBU Asembagus, Selasa (5/3/2022).

Ryan yang berangkat bersama keluarganya memilih bertahan di SPBU Asembagus. Sebab, dia tidak tahu apakah di SPBU-SPBU berikutnya tersedia solar.

Baca Juga :   Kapolres Metro Bekasi Kunjungi Desa Mangun Jaya Pantau Persiapan Pilkades

“Daripada habis sama sekali di tengah jalan, mending berhenti di sini. Sambil kontak-kontak teman, apakah di SPBU lain solar ada,” imbuhnya.

6. Banyuwangi

Sejumlah sopir di Kabupaten Banyuwangi juga mengeluhkan langkanya solar. Akibat kelangkaan solar, mereka jadi rugi. Waktu mereka habis di jalanan.

“Saya kirim beras. Kalau (solar) murah, terus antre kan kami susah juga. Mending agak mahal, tapi solar ada. Tapi, ya kalau bisa solar murah dan tidak antre,” sebut Suwarno salah satu sopir truk yang hendak mengirim logistik ke Bali.

Suriyanto, sopir lainnya, berharap stok solar segera aman. Baginya, antre membuang waktunya. Sebab, dia juga harus membongkar muatannya.

“Kalau bisa ya tetap ada solarnya, tidak antre seperti ini,” ucap Suriyanto.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita