Mediapasti.com – Bukan 1-2 kali Arsenal meruntuhkan lawan lewat permainan comeback epik, dan itu hanya akan semakin memantik momentum untuk mengunci gelar juara.
Sebutlah mentalitas pemenang atau bahkan juara, yang mulai menjadi habit bagi anak-anak Mikel Arteta.
Bukan sekali-dua kali Arsenal mengukir comeback sensasional lewat permainan hingga titik darah penghabisan.
Musim ini, skuad Arteta sudah melakukannya saat menaklukkan Manchester United, Aston Villa dan terbaru Bournemouth, di mana gol Reiss Nelson di menit ke-97 jadi pembeda.
Para pemain di bench, staf pelatih, semua berhamburan di lapangan, meletup dalam erupsi kebahagiaan, menikmati salah satu kemenangan paling emosional dalam sejarah Meriam London.
Kelegaan, ledakan selebrasi dari fans di tribun, menjadi satu dalam volume tinggi ‘kebisingan’ Gooners yang begitu epik memberikan dukungan pada tim kesayangan mereka sejak sepak mula.
Di ruang hijau Match of the Day, striker legendaris Arsenal Ian Wright melompat liar kegirangan.
Rasa-rasanya, andai pasukan Arteta pada akhirnya berhasil menjuarai Liga Primer dalam 19 tahun, ini akan jadi laga fenomenal yang akan paling dikenang.
“Saya kira, kita telah melihat sebuah tim yang layak menjuarai Liga Primer. Kita terus mempertanyakan mereka karena sejarah mereka belakangan ini dan mereka terus membuat kita bertanya-tanya. [Tapi], hari-hari seperti ini, memberi Anda gelar juara! Jika mereka menjuarainya, mereka sangat pantas mendapatkannya!” tutur pandit BBC Sport Ashley Williams.
Arsenal tampak akan memberi Manchester City bukan hanya poin usai mereka mengalahkan Newcastle United 2-0, tapi juga momentum.
Jalannya Pertandingan
Menghadapi tim di posisi tiga terbawah, Arsenal disengat gol kilat Philip Billing saat laga baru menunjuk detik ke 9,1 menjadi gol tercepat kedua dalam sejarah Liga Primer.
Apalagi kala tandukan Marco Senesi menggandakan keunggulan bagi Bournemouth di menit ke-57.
The Gunners seperti harus merelakan spasi lima poin mereka dengan Man City jadi dua angka.
Juru selamat bernama Nelson pun mencuat.
Setelah tendangan first-time Thomas Partey memompa kepercayaan diri sekaligus ritme Arsenal dalam ketertinggalan 2-1, sang winger yang hanya mencatatkan tiga penampilan liga di musim ini melepaskan umpan silang empuk untuk dituntaskan Ben White sebelum dirinya mencetak gol ajaib pemasti kemenangan tim.
Setelah kebobolan gol tercepat kedua dalam sejarah EPL, Arsenal kembali mampu meraih kemenangan dalam keadaan tertinggal dua bola sejak bangkit memukul balik Tottenham Hotspur 5-2 pada 2012.
Gol penentu Nelson di menit ke-96, 57 detik, mengulangi episode gol penentu Alexis Sanchez di menit ke-97, 14 detik. Dalam 17 tahun, hanya dua pemain ini yang mampu menciptakan magis sedemikian fenomenal.
“Sungguh gila dari sejak detik pertama,” kata Arteta kepada Match of the Day selepas laga. “Kami terus berusaha dan mendominasi pertandingan. Kami menghadapi gunung yang harus didaki dan kami menggapainya sedikit demi sedikit.”
“Saya akan mengingat hari ini sebagai banyak hal. Saya menyukai inisiatifnya, keberaniannya, personalitas para pemain dan cara mereka membuat segala sesuatunya terjadi.
“Ketika segalanya buruk dan terasa sulit, itulah yang dilakukan tim besar. Kami membuatnya jadi lebih mudah bagi diri kami sendiri. Tapi inilah Liga Primer,” tandas Arteta.
Hanya ada tiga tim yang meraup 60 poin dari 25 pertandingan pertama Liga Primer tapi kemudian gagal keluar sebagai juara. Arsenal, di 2007/08, berada di antara tiga tim itu.
PR utamanya, Arsenal versi the class of 2022/23 wajib menghilangkan kesalahan-kesalahan di laga Bournemouth ini demi menghindari nasib serupa, mulai dari ketergelinciran yang memudahkan Billing mencetak gol cepat, kurangnya pengawalan saat Senesi berhasil menggandakan kedudukan.
Namun, dengan kemenangan emosional di menit berdarah, membuktikan bahwa Arsenal telah memantik api juara dan momentum itu tetap berada dalam kendali Meraim London.
