MEDIAPASTI.COM – BANDUNG – Volunteer Pemuda Peduli dalam rangkaian acara Jelajah Desa Social Traveling Pemuda Peduli yang dilaksanakan di desa Banjarsari, Pangalengan, Bandung pada (06/12/19).
Bonus Demografi di tahun 2045 akan dihadapi oleh Indonesia dimana di tahun tersebut, generasi muda yang didominasi oleh remaja sampai orang dewasa akan menduduki peringkat tertinggi dalam jumlahnya.
Di tahun 2045 nanti, dengan banyaknya anak muda yang menguasai populasi membuat Indonesia harus bersiap dari berbagai sektornya untuk menyokong suksesnya bonus demografi yang akan dihadapi.
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting untuk mensukseskan bonus demografi yang akan terjadi. Faktor teknologi dan transportasi menjadi 2 dari sekian banyak faktor yang bisa disokong dari sektor ini untuk maju. Dengan diangkatnya Nadiem Makariem sebagai menteri Pendidikan bisa menjadi satu langkah Indonesia mempersiapkan sektor ini dalam rangka menyokong bonus demografi.
Faktor lain yang ada di dalam sektor ini adalah kurangnya Penanaman karakter yang ada di dalam siswanya. Melihat dari Perpres Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di sekolah di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetis), olah pikir (literasi) dan olahraga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Adapun 5 Nilai Utama Pendidikan Karakter diantaranya Religiusitas, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong Royong dan Integritas.
Namun pada pelaksanaannya, Pendidikan Karakter dinilai belum sempurna tertanam di dalam pola pikir dan perilaku siswa. Dilansir Tribunnews.com, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo berpendapat bahwa kelemahan Pendidikan Karakter Indonesia terlihat dari implementasi masih belum terlaksana secara sepenuhnya.
“Artinya kelemahan kita itu adalah untuk mentransformasikan, menerjemahkan gagasan-gagasan, ide-ide yang ada dalam benak kita, yang biasanya sempurna ide itu. Kita mau semuanya. Kita tidak bisa untuk menentukan prioritas, pentahapan. Kita sekaligus mau semuanya yang bagus-bagus. Ini tantangan,” kata Agus.
Selaras dengan itu, dalam rangka menyongsong Pendidikan Karakter sebagai kunci majunya sektor Pendidikan untuk mensukseskan Generasi Emas Pendidikan Indonesia tahun 2045, Pemuda Peduli melalui KITA PEKA memberikan alternatif yang bisa menjadi acuan Pendidikan Karakter bagi siswa.
KITA PEKA sendiri merupakan nilai dasar Pemuda Peduli yang dibagikan secara internal maupun eksternal kepada relawannya. NGO yang berdiri legal sebagai sebuah Yayasan sejak 2016 dengan latar belakang Pendidikan ini percaya bahwa karakter dalam Pendidikan merupakan sebuah kunci yang bisa membuka kemajuan sektor ini.
“Kita menyoroti sistem pendidikan apa yang pas untuk masyarakat Indonesia. Dan ternyata, rata-rata di Indonesia itu masih terpaku terhadap nilai yang terdapat dalam sebuah data. Sementara ada faktor lain yang menjadi hal penting juga untuk kita perhatikan. Yaitu karakter” Ungkap Pringga Fitradi selaku Founder Pemuda Peduli.
Pringga Fitradi bersama Volunteer Pemuda Peduli tengah berfoto bersama anak desa Baturakit, Nusa Tenggara Barat dalam Program Social Navigation Pemuda Peduli. Pembuatan sekolah alam bertajuk “Sekolah Gumi” menjadi proker yang dilaksanakan sebagai bentuk bantuan pendidikan di daerah 3T (2018).
KITA PEKA sendiri merupakan sebuah akronim dari Kreatif, Ingin tahu, Tanggung jawab, Aktif, Percaya diri, Empati dan Kerjasama. Ketujuh nilai dasar ini diharapkan dapat menjadi alternatif pendidikan karakter yang dapat diaplikasikan kepada masyarakat.
“KITA PEKA muncul sebagai karakter yang diperlukan dan juga perlu dibentuk di masyarakat Indonesia itu sendiri, tujuan akhirnya KITA PEKA adalah terciptanya peningkatan taraf hidup masyarakat dari masing-masing point yang ada dalam akronim KITA PEKA” Tutur Pria yang kerap disapa Ingga tersebut.
Pringga berharap dengan adanya KITA PEKA sebagai nilai dasar Pendidikan karakter, dapat menjadi output pola pikir siswa dan menjadi bantuan dalam membentuk generasi emas di era bonus demografi pada tahun 2045 nanti.
“KITA PEKA merupakan nilai, karakter dan output sebagai solusi yang diharapkan dapat tertanam pada setiap lapisan masyarakat ya, dan ini bisa menyasar seluruh masyarakat berdasarkan passion dan kapabilitas minat dari masyarakat” Pungkasnya ketika ditemui wawancara di Kantor Pemuda Peduli, Bandung.
( Voniqa )