MEDIAPASTI.COM – Tidak sama dengan penyakit fisik, tanda-tanda gangguan mental selalu muncul secara bertahap dan terdeteksi.
Biasanya, seorang individu ataupun orang-orang terdekatnya sudah mengenali perubahan kecil dalam pemikiran, perasaan, atau perilaku mereka.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, dr Celestinus Eigya Munthe menjelaskan untuk saat ini Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar satu dari lima penduduk.
Artinya, sekitar 20 persen populasi di Indonesia mempunyai potensi-potensi masalah gangguan jiwa, seperti bipolar, skizofrenia, depresi tingkat lanjut, gangguan kecemasan, ataupun Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Angka tersebut semakin meningkat lantaran masyarakat tengah dihadapkan dengan pandemi COVID-19, serta pelayanan medis kejiwaan yang tidak merata di setiap daerah.
Akibatnya, tidak semua orang dengan masalah gangguan jiwa mendapatkan pengobatan yang seharusnya.
Gejala Gangguan Mental
Dikutip dari Health Direct, tanda-tanda gangguan jiwa yang perlu diwaspadai adalah:
- Sering merasa cemas dan Khawatir
Setiap manusia tentu pernah merasa risau atau cemas terhadap suatu hal, terutama saat mengambil keputusan. Namun, kecemasan bisa menjadi sinyal awal untuk gangguan kesehatan mental jika hal itu terus-menerus terjadi dan mengganggu setiap saat. Gejala lain dari kecemasan mungkin termasuk jantung berdebar-debar, sesak napas, sakit kepala, berkeringat, gemetar, merasa pusing, gelisah, diare atau pikiran yang berpacu. - Tertekan atau Tidak Bahagia
Bila seseorang diselimuti rasa sedih atau mudah tersinggung selama beberapa minggu terakhir, ada kemungkinan ia sedang mengalami beban yang sulit untuk dijelaskan. Hal ini akan mengganggu motivasi hidupnya, hingga mengalami kehilangan minat pada hobi atau menangis sepanjang waktu. - Emosi Berlebihan
Mental dan emosional adalah dua hal yang saling terkait. Perubahan suasana hati yang terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sebab, seperti tekanan atau kemarahan yang ekstrem, dapat menjadi gejala penyakit mental. - Masalah Tidur
Sulit tidur atau insomnia cenderung diakibatkan oleh gangguan kecemasan atau terlalu banyak pikiran. Tidak menutup kemungkinan pengidapnya akan menggunakan obat-obatan yang mempunyai efek samping untuk menghilangkan kondisi tersebut. Di sisi lain, waktu tidur yang berlebih juga dapat mengindikasikan depresi atau gangguan tidur. - Perubahan berat badan atau nafsu makan
Fluktuasi berat badan atau penurunan berat badan yang cepat dan tidak stabil bisa menjadi salah satu tanda peringatan gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan makan (eating disorders). - Perubahan Sifat
Jika seorang teman atau salah satu anggota keluarga mengasingkan diri secara mendadak, mereka mungkin mengalami depresi, gangguan bipolar, gangguan psikotik, atau gangguan kesehatan mental lainnya. Cobalah untuk memberikan bantuan dengan memerhatikan kondisinya dan sarankan pergi ke dokter ahli jiwa terdekat. - Mudah Putus Asa
Setiap orang pasti pernah menyalahkan dirinya terhadap suatu kondisi. Hal ini sebenarnya wajar terjadi lantaran sifat manusiawi. Namun jika terlalu berlarut-larut dari rasa penyesalan, ini akan berdampak fatal bagi kesehatan mentalnya. Bahkan jika sudah parah, seseorang punya kemungkinan untuk untuk menyakiti atau bunuh diri. - Perubahan perilaku atau perasaan
Gangguan kesehatan mental dapat dimulai sebagai perubahan halus pada perasaan, pemikiran, dan perilaku seseorang. Perubahan yang berkelanjutan dan signifikan bisa menjadi tanda seseorang memiliki gangguan kesehatan mental.
Penting untuk mempelajari tanda-tanda gangguan mental karena intervensi dini dapat membantu mengurangi keparahan kondisinya. Bahkan, pendeteksian dini punya kemungkinan untuk menghilangkan atau mencegah penyakit tersebut secara penuh.
Selain itu, orang awam tidak bisa mendiagnosis secara langsung oleh gangguan mental yang dialaminya berdasarkan kondisi di atas. Harus ada rangkaian perawatan dari dokter ahli guna memastikan penyakit dan pengobatannya.