Mediapasti.com -Sebuah surat yang diduga berasal dari Keluarga Madura Yogyakarta viral di media sosial, berisi tantangan carok kepada etnis Papua di Yogyakarta.
Surat ini ditujukan langsung kepada Hendarno Novriansiroen, tokoh adat Papua di Yogyakarta, sebagai bentuk protes terhadap sejumlah aksi yang dianggap merugikan pemilik toko kelontong asal Madura.
Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa beberapa oknum etnis Papua kerap melakukan tindakan meresahkan, seperti mengambil barang tanpa membayar, melakukan perusakan, hingga pemukulan terhadap pemilik usaha kelontong Madura.
“Dengan beredarnya ribuan toko kelontong Madura di Yogyakarta sejak dulu sampai surat ini dikirim, puluhan kali kasus yang dilakukan oleh etnis Papua yang ada di Yogyakarta membuat kami sangat terganggu.”
Kelompok tersebut menegaskan bahwa mereka menginginkan solusi konkret untuk menghentikan tindakan tersebut.
Jika tidak ada jaminan keamanan, maka mereka menantang carok terbuka (tradisi duel Madura) melawan etnis Papua di Yogyakarta.
“Jika saudara tidak memberikan solusi jaminan yang bergaransi bagi kami untuk tidak melakukan lagi gangguan terhadap masyarakat Madura di Yogyakarta, maka kami menantang saudara untuk CAROK terbuka antara etnis Papua di Yogyakarta dan etnis Madura di Yogyakarta.”
Upaya Perdamaian: Keluarga Madura Yogyakarta Serukan Semangat Bhinneka Tunggal Ika
Di sisi lain, Juqil Adiningrat, Ketua Keluarga Madura Yogyakarta, menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan menghindari konflik antar-etnis di Yogyakarta.
“Kami sangat menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika. Namun, kami tetap berharap ada solusi yang menjamin keamanan bagi masyarakat Madura di Yogyakarta,” tutup pernyataan tersebut.
Reaksi Netizen: Pro-Kontra di Media Sosial
Tantangan carok ini memicu berbagai reaksi netizen di media sosial. Beberapa di antaranya memberikan komentar humor, sementara yang lain menyoroti potensi bahaya konflik antar-etnis:
- “Kenapa harus carok? Kenapa enggak futsal aja??” ā @tearsd0ntfall_
- “Ajakan tawuran ditandatangani sarjana hukum? Ini pengacara atau preman?” ā @KenapaROY
- “Kalau pakai senjata ane pegang Madura, kalau tangan kosong ane pegang Papua. 500K nett DM.” ā @nifdyy
- “Minta jaminan keamanan ya dari polisi, bukan malah mengeluarkan edaran bernada provokatif. Jangan sampai tragedi Sampit terulang.” ā @Mjuncht
Dampak Potensial dan Langkah Penyelesaian
Ketegangan antar-etnis di Indonesia bukan pertama kali terjadi.
Tragedi konflik Sampit tahun 2001 menjadi salah satu contoh bagaimana gesekan antar kelompok bisa berujung pada konflik besar yang menelan korban jiwa.
Oleh karena itu, penyelesaian harus dilakukan secara damai melalui jalur hukum dan mediasi.
Sejumlah pihak telah mendorong agar pemerintah daerah, aparat kepolisian, serta tokoh masyarakat turun tangan guna menyelesaikan masalah ini tanpa kekerasan.