MEDIAPASTI.COM – BANDUNG – Volunteer Pemuda Peduli saat bermain bersama anak Desa Banjarsari dalam Program Social Traveling “Jelajah Desa” Pada (06/12/19)
Beberapa daerah akan melaksanakan sekolah tatap muka pada awal September 2021. DKI Jakarta bahkan telah memulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pertanggal 30 Agustus lalu.
Dilansir Kumparan.com, Pemkot Bandung akan menggelar Pendidikan Tatap Muka (PTM) secara terbatas mulai 8 September 2021. Berdasarkan data dari Pemkot Bandung, sebanyak 1.692 sekolah telah menyatakan siap untuk melakukan PTM.
Sekda Bandung Ema Sumarna mengatakan pelaksanaan PTM secara efektif dimulai pada pekan kedua bulan September 2021. Dengan perkiraan, tambah Ema, tidak ada perubahan kebijakan dari pemerintah pusat.
“Kalau boleh diilustrasikan jatuh di tanggal 8 September baru dimulai pelaksanaan efektif pembelajaran tatap muka,” ujar Ema.
Sekolah yang akan menggelar PTM akan diverifikasi terlebih dahulu. Ia memperkirakan jumlah sekolah yang mendapatkan izin untuk melakukan PTM sekitar 600 atau 700 sekolah.
“Kemarin yang sudah lolos sekitar 330, mungkin sekarang akan dilihat lagi. Yang jelas tidak (semua) 1.692 (sekolah) itu lolos. Mungkin saja yang lolos itu 600 atau 700,” imbuhnya.
Dilansir Kumparan.com, Dalam penyelenggaraan PTM, maksimal kapasitas keterisian ruang kelas hanya 50 persen. Selain itu, sekolah juga harus menaati aturan yang ada di dalam tata belajar tatap muka di masa pandemi COVID-19.
Pringga Fitradi, Founder Yayasan Pemuda Peduli berpendapat bahwa dengan adanya PTM yang rencananya akan diadakan di tanggal 8 September tersebut PTM yang diadakan akan memberikan dampak baru bagi siswa.
“Dengan adanya protocol kesehatan yang dijaga, tentunya semangat siswa dalam berkegiatan belajar mengajar menjadi bangkit. Mengingat PJJ membuat siswa harus berdiam diri di rumah. Jenuh menjadi satu alasan kuat kenapa diadakannya PTM ini bisa menjadi satu dampak baru bagi siswa” Ungkap Pringga.
Mengingat Yayasan Pemuda Peduli yang berfokus pada Pendidikan dan Pengembangan Karakter sesuai dengan Social Development Goals Nomor 4 yaitu Quality Of Education, ia mengungkapkan bahwa pelaksanaan PTM yang bermula di pusat dapat dilakukan secara efektif ke berbagai daerah.
“Pelaksanaan PTM yang dimulai di pusat nantinya jika sudah dirasa fit, semoga bisa dikembangkan ke berbagai daerah terutamanya daerah 3T.
Permasalahan perbedaan karakteristik, resiko yang harus diambil di tiap-tiap daerahnya, Tentunya ini menjadi tantangan baru bukan hanya untuk Pemerintah, melainkan juga untuk tenaga pengajar pendidikan” Ungkap Pringga.
Lagi, ia berharap bahwa dilaksanakannya kembali PTM dapat berjalan dengan baik dan dapat memulihkan kembali aktivasi Pendidikan di Indonesia.
“Yang harus bisa dipastikan bahwa Kegiatan Belajar Mengajar harus tetap terlaksana baik secara langsung ataupun tidak. Karena pendidikan, merupakan hak seluruh masyarakat. Ditambah lagi, jika kita bisa memajukan sektor pendidikan, maka sektor lainnya pun akan ikut termajukan. Seperti efek domino” Kata pria yang kerap disapa Ingga tersebut.
Selanjutnya, Pringga menjelaskan faktor penting akan majunya sektor Pendidikan Indonesia.
“Kita menyoroti sistem pendidikan apa yang pas untuk masyarakat Indonesia. Dan ternyata, rata-rata di Indonesia itu masih terpaku terhadap nilai yang terdapat dalam sebuah data. Sementara ada faktor lain yang menjadi hal penting juga untuk kita perhatikan. Yaitu karakter” Tutur Pringga.
Melalui Pemuda Peduli, dengan nilai dasar KITA PEKA yang ditanamkan baik secara internal maupun eksternal oleh NGO yang secara resmi berdiri legal sebagai sebuah Yayasan sejak tahun 2016 lalu ini.
Berdasarkan Program Impact Report Bina Desa dari Pemuda Peduli, sebanyak 58% anak-anak desa binaan merasakan dampak pembentukan karakter KITAPEKA oleh Pemuda Peduli lebih besar ketimbang melalui Pendidikan Formal.
Oleh karena itu, Pringga menambahkan bahwa adanya “KITA PEKA” bisa menjadi solusi tentang pentingnya Pendidikan Karakter di Indonesia.
“KITA PEKA muncul sebagai karakter yang diperlukan dan juga perlu dibentuk di masyarakat Indonesia itu sendiri, tujuan akhirnya KITA PEKA adalah terciptanya peningkatan taraf hidup masyarakat dari masing-masing point yang ada dalam akronim KITA PEKA”
KITA PEKA sendiri, merupakan sebuah akronim dari Kreatif, Ingin tahu, Tanggung Jawab, Aktif, Percaya Diri, Empati, dan Kerja Sama. Pringga berharap dengan adanya KITA PEKA sebagai nilai dasar Pendidikan karakter, dapat menjadi output pola pikir siswa ketika dengan adanya PTM yang dilaksanakan.
“KITA PEKA merupakan nilai, karakter dan output sebagai solusi yang diharapkan dapat tertanam pada setiap lapisan masyarakat ya, dan ini bisa menyasar seluruh masyarakat berdasarkan passion dan kapabilitas minat dari masyarakat” Pungkasnya ketika ditemui wawancara di Kantor Pemuda Peduli, Bandung.
( Voniqa )