Berita Ekonomi dan Bisnis, Mulai dari BSI Klaim Dana Nasabah Aman Hingga Intensif Untuk Pelaku Industri Tekstil

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Berita ekonomi dan bisnis sepanjang Selasa, 9 Mei 2023 dimulai dengan pernyataan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI bahwa dana nasabah tetap aman selama maintenance system yang dimulai pada Senin, 8 Mei 2023.

Kemudian informasi mengenai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan peningkatan tabungan orang kaya dengan nilai di atas Rp 5 miliar lebih cepat dibandingkan nilai tabungan lainnya.

Selain itu berita tentang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai tren ekspor maupun impor produk tekstil Indonesia meningkat cukup tinggi setelah pandemi Covid-19.

BSI Pastikan Dana Nasabah Tetap Aman Meski Terjadi Gangguan Saat Maintenance System

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI memastikan dana nasabah tetap aman selama maintenance system yang dimulai pada Senin, 8 Mei 2023.

Corporate Secretary BSI juga menyampaikan permohonan maaf atas gangguan transaksi yang dialami nasabah.

“Kami pastikan dana nasabah aman dan kami mengimbau kepada seluruh nasabah untuk tetap waspada dan berhati-hati atas segala modus penipuan masupun tindak kejahatan digital yang mengatasnamakan bank,” kata Corporate Secretary BSI melalui Instagram resmi @banksyariahindonesia, Senin, 8 Mei 2023.

BSI juga megimbau nasabah untuk tidak pernah memberikan PIN, OTP, maupun password kepada siapapun, termasuk pegawai BSI. “Untuk informasi lebih lanjut, nasabah dapat menghubungi BSI Call 14040.”

Namun, gangguan akibat proses maintenance system ini tampaknya membuat nasabah geram.

Terlebih, gangguan terjadi hingga dini hari, Selasa, 9 Mei 2023.

LPS Sebut Tabungan di Atas Rp 5 Miliar Tumbuh Paling Cepat, Nilainya Hingga Rp 4.380 Triliun

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan peningkatan tabungan orang kaya dengan nilai di atas Rp 5 miliar.

Menurut dia, kategori itu tumbuh paling cepat dibandingkan nilai tabungan lainnya.

“Kalau kita lihat memang ternyata dari Rp 100 juta sampai di atas Rp 5 miliar, yang tumbuh paling cepat memang sampai sekarang yang di atas Rp 5 miliar,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa di LPS Learning Center, Gedung Pasific Century Place, Jakarta Barat, pada Senin, 8 Mei 2023.

Baca Juga :   Inilah Klarifikasi Sri Mulyani Prihal Mobil Alphard Viral di Apron Bandara

Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan per Maret 2023, tabungan orang kaya di atas Rp 5 miliar tumbuh 9,63 persen year on year (YoY) dengan total nilai mencapai Rp 4.380 triliun. Sedangkan pada Maret tahun lalu, angkanya Rp 3.904 triliun.

Sementara tabungan Rp 100 juta hanya tumbuh 3,6 persen. Purbaya Yudhi Sadewa melihat adanya indikasi bahwa yang kaya dan memiliki perusahaan kemungkinan punya uang lebih banyak dibandingkan orang biasa.

“Jadi jumlah di di atas Rp 5 miliar memang lebih cepat dan jauh di atas rata-rata dengan yang lain,” katanya.

Sedangkan simpanan dengan saldo Rp 200 juta sampai Rp 500 juta totalnya Rp 668 triliun atau tumbuh 5,7 persen secara YoY.

Kemudian, simpanan dengan saldo Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar totalnya Rp 558 triliun, tumbuh 1,7 persen YoY serta simpanan dengan saldo Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar totalnya Rp 490 triliun, tumbuh 2,1 persen YoY.

Kemudian, simpanan dengan saldo Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar totalnya Rp 646 triliun, tumbuh 3,6 persen YoY.

“Secara keseluruhan total simpanan tumbuhnya mencapai 6,64 persen,” tutur Purbaya Yudhi Sadewa.

Dia juga menuturkan bahwa dari penjaminan simpanan, jumlah rekening nasabah bank umum yang dijamin seluruh simpanannya oleh LPS per Maret 2023 adalah sebanyak 99,93 persen dari total rekening atau setara 510.872.846 rekening.

LPS juga menetapkan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) untuk periode 1 Maret-31 Mei 2023 di level 4,25 persen untuk simpanan rupiah dan 2,25 persen untuk simpanan valuta asing di Bank Umum, naik 25 bps dari bulan sebelumnya.

“Sementara itu, TBP untuk simpanan Rupiah di BPR juga diputuskan naik 25 basis poin ke level 6,75 persen,” kata Purbaya Yudhi Sadewa.

Keputusan tersebut, Purbaya Yudhi Sadewa berujar, sejalan dengan laju kenaikan suku bunga simpanan, upaya sinergi kebijakan program penjaminan simpanan dengan kebijakan moneter, serta antisipasi terhadap volatilitas pasar keuangan global.

“Ke depan, LPS akan terus melakukan asesmen terhadap perkembangan kondisi perekonomian, perbankan, dan Stabilitas Sektor Keuangan sebagai dasar penetapan TBP,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa.

Baca Juga :   Dirut BSI Mohon Maaf Layanan M-Banking dan ATM Masih Error, klaim Dana serta Data Nasabah Aman

Pemerintah Siapkan Berbagai Insentif untuk Pelaku Industri Tekstil Karena Meningkatnya Tren Ekspor

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai tren ekspor maupun impor produk tekstil Indonesia meningkat cukup tinggi setelah pandemi Covid-19.

Karena itu, pemerintah sedang menyiapkan berbagai insentif untuk pelaku usaha industri tekstil.

“Pemerintah tengah menyiapkan berbagai insentif untuk mempertahankan ekonomi di sektor tekstil dan produknya,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis pada Selasa, 9 Mei 2023.

Luhut menilai investasi serta perkembangan ekonomi saat ini pun tidak tertutup hanya pada bidang hilirisasi, tetapi juga merambah ke bidang industri tekstil.

Perkembangan ini, menurutnya, akan memberikan potensi pasar yang menguntungkan bagi industri tekstil di Indonesia.

Ditambah pertumbuhan ekonomi nasional yang kini berada di atas 5 persen selama enam bulan berturut-turut.

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi ini, Luhut meyakini daya beli masyarakat dan segmen kelas menengah juga tumbuh secara signifikan.

Kondisi ini juga akan mendorong peningkatan penjualan produk terstil di dalam negeri.

Selain itu, Luhut mengungkapkan reformasi kebijakan investasi yang berkelanjutan telah menarik banyak penanam modal baru ke dalam negeri.

“Pemerintah Indonesia akan terus melanjutkan reformasi pada aspek-aspek tersebut,” ujar Luhut.

Sebelumnya, pemerintah juga berupaya mengantisipasi gangguan di industri tekstil akibat penurunan pesanan ekspor.

Jumlah pesanan ekspor produk tekstil dari Amerika dan Eropa anjlok akibat resesi global.

Kondisi ini bahkan membuat sejumlah perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya menginstruksikan agar ekspor produk tekstil ini dialihkan ke pasar domestik.

Sementara itu, pasar dalam negeri justru dibanjiri baju bekas impor, khususnya dari China.

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk melarang penjualan baju bekas impor.

Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UMKM, bersama Bea Cukai kemudian beberapa kali melakukan penyitaan dan pemusnahan baju bekas impor ilegal.

Kejaksaan Agung bersama Polri juga mengusut bisnis impor baju bekas dan mengaku telah menangkap beberapa importir ilegal tersebut.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita