Mediapasti.com – Mal Bekasi Junction, yang terletak di jantung Kota Bekasi, kini menghadapi kondisi memprihatinkan.
Dahulu ramai dikunjungi, kini lorong-lorongnya sepi dan gelap, banyak kios tutup, bahkan eskalator di lobi tak lagi berfungsi.
Pantauan pada Rabu (18/6/2025) pukul 11.00 WIB menunjukkan suasana yang nyaris tanpa aktivitas jual beli.
Strategis Tak Menjamin Ramai: Persaingan dan Pandemi Jadi Faktor Utama
Meski berada di lokasi strategis pusat kota, keberadaan mal ini tak mampu bertahan dari kerasnya persaingan pusat perbelanjaan di Bekasi.
Hadirnya mal-mal baru seperti Summarecon Bekasi, Grand Metropolitan, dan Lagoon Avenue memberikan alternatif lebih modern dan lengkap bagi warga.
Selain itu, pandemi COVID-19 yang melanda sejak 2020 disebut sebagai titik balik penurunan aktivitas ekonomi di tempat ini.
Menurut seorang pedagang, sejak pandemi, jumlah pengunjung terus menurun, dan sebagian besar kios mulai tutup.
Ditinggal Pedagang: Banyak Kios Dijual atau Disewakan
Di bagian dalam mal, banyak kios tampak kosong dan ditinggalkan pemiliknya.
Di kaca etalase, tertempel tulisan ādijualā atau ādisewakanā lengkap dengan nomor kontak.
Beberapa pemilik usaha memilih angkat kaki dan pindah ke pasar tradisional atau lokasi usaha yang lebih ramai.
Masih Ada Kehidupan di Area Pasar Lama
Namun, denyut aktivitas bisnis masih terasa di area bekas Pasar Proyek, yang dahulu menjadi bagian dari transformasi mal ini pada 2013.
Beberapa pedagang lama, terutama penjual pakaian, masih bertahan dan melayani pelanggan setia.
Suasana di area ini lebih hidup dibanding bagian utama mal.
Fenomena Bekasi Junction bukanlah kasus tunggal. Di banyak kota besar, pusat perbelanjaan yang tidak beradaptasi dengan tren digital, seperti e-commerce dan gaya hidup modern, mengalami penurunan pengunjung.
Tanpa inovasi atau peremajaan konsep, mal-mal lama akan sulit bertahan di tengah perubahan pola belanja masyarakat.