Mediapasti.com – Setelah terjadi polemik atas pertemuan lima orang Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta akhirnya ambil keputusan.
Melalui surat yang ditandatangani Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif, dengan tegas memberhentikan empat pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM NU) DKI Jakarta yang berkunjung dan terlibat jaringan organisasi yang berafiliasi dengan Israel.
Para Nahdliyin itu dianggap tak peka dengan realita yang ada, bahwa telah terjadi penindasan rakyat Palestina oleh Israel.
Satu dari keempat Nahdliyin yang dipecat adalah Zainul Maarif.
Sedangkan tiga lainnya yaitu, Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh, yang terlibat dalam organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM).
“Kami Pengurus PWNU dari jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah melakukan rapat tadi memutuskan bahwa beberapa orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam keberangkatan anak NU ke Israel itu diberhentikan dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI Jakarta,” kata Samsul melalui keterangan tertulis, Jumat (19/7/2024).
“Jadi empat orang ini diberhentikan dari kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta. Saya kira itu saya menyampaikan hasil rapat antara jajaran syuriyah dan Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta,” tambah Samsul.
Samsul menilai organisasi Rahim yang menaungi empat pengurus LBM PWNU DKI Jakarta itu memiliki keterkaitan dan komunikasi dengan pihak Israel.
“Ya ada keterkaitan-lah, ada keterkaitan komunikasi dengan pemberangkatan. Ada komunikasi dengan pihak Israel,” jelasnya.
Terkait status keempat pengurus LBM itu, Kiai Samsul mengatakan tetap menjadi warga NU di lingkup Jakarta biasa.
Sehingga, menurut Samsul, tetap berhak mengikuti pelbagai kegiatan yang terkait NU.
“Tetapi dia atau mereka sudah tidak lagi bagian daripada kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan pihak yang mengundang lima orang Nahdliyin untuk bertemu Presiden Israel Isaac Herzog adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) advokat.
Gus Yahya menyebut lembaga bidang hukum itu terafiliasi dengan Israel.
“Tetapi dia atau mereka sudah tidak lagi bagian daripada kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan pihak yang mengundang lima orang Nahdliyin untuk bertemu Presiden Israel Isaac Herzog adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) advokat.
Gus Yahya menyebut lembaga bidang hukum itu terafiliasi dengan Israel.
Komunitas Free Palestine Network (FPN) merespons kontroversi pertemuan lima oknum Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, beberapa waktu lalu.
Diketahui, lima oknum Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel yaitu Zainul Maarif, dosen tetap di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia).
Lalu Munawar Aziz, Sekretaris Umum (Sekum) PP Pagar Nusa; Izza Annafisah dan Nurul Bahrul Ulum anggota Fatayat NU; serta Syukron Makmun, Wakil Ketua PWNU Banten.
“Pertemuan oknum Nahdliyin dengan Presiden Israel tersebut sungguh sangat tidak simpatik.”
“Oknum-oknum tersebut tidak berempati dengan rakyat Palestina yang menderita,” ungkap Sekjen FPN, Furqan AMC pada jumpa pers, Kamis (18/7/2024).
Menanggapi hal itu, ada empat poin yang diserukan FPN, yaitu:
- Meminta semua pihak memutus hubungan dalam bentuk apapun dengan Rezim Kolonial Apartheid Israel yang telah melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
Tidak ada sikap netral di hadapan kezaliman. Penjahahan Israel terhadap Palestina harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
- Meminta semua pihak mewaspadai setiap agenda lobi dan propaganda Israel yang berusaha mempengaruhi dan memecah belah umat guna menggerus dukunganan terhadap kemerdekaan Palestina.
- Menyerukan kepada semua pihak untuk membangun persatuan perjuangan dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Setiap bentuk cacian dan makian terhadap sesama hanya akan menguntungkan Israel.
- Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengintensifkan gerakan BSD (Boikot-Sanksi-Divestasi) dan Blockout.