MEDIAPASTI.COM
27/12/2021
Keluarga SH (11), korban pelecehan seksual anak, diminta polisi menangkap sendiri pelaku yang hendak kabur menuju Surabaya, Jawa Timur. Usai melapor, keluarga SH menginfokan kepada polisi, pelaku yang merupakan tetangga korban akan menuju Surabaya setelah aksinya diketahui warga.
Namun, polisi mengaku tidak bisa langsung menangkap pelaku. Sesuai ketentuan, polisi harus memproses dulu laporan dan melakukan penyelidikan hingga penyelidikan sebelum mengantongi surat penangkapan.
“Saya bilang (ke polisi) kalau pelakunya mau kabur ke Surabaya. Tapi saat itu polisi tidak bisa bertindak karena alasan belum ada surat perintah penangkapan. Malah saya disuruh yang harus nangkap sendiri,” kata DN (34), ibu korban.
Mendapat jawaban tersebut, pihak keluarga kemudian meminta bantuan tetangga untuk menangkap pelaku. Mereka mengejar pelaku ke stasiun dan menangkapnya sebelum naik kereta api menuju Surabaya.
“Ya sudah akhirnya saya sama adik saya dan saudara lapor ke Stasiun Bekasi buat nangkap pelakunya,” ujar DN.
Pelaku kemudian digiring menuju kantor polisi. Atas kejadian ini, pihak keluarga mengeluhkan pelayanan polisi yang lambat merespons aduan korban. Terlebih dengan jawaban, “Pihak keluarga yang harus menangkap sendiri pelaku.”
“Masak yang nangkap saya, bukan polisi. Seharusnya polisi dong, bukan saya yang kejar-kejaran nangkap pelaku. Sampai dia mau kabur saja enggak peduli, enggak ada satu pun polisi yang bantuin atau pendamping,” keluh DN.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Aloysius Suprijadi, menegaskan pihaknya sudah melakukan penanganan sesuai prosedur. Pihaknya tak bisa langsung mengamankan pelaku lantaran tengah melengkapi berkas-berkas penyelidikan.