MEDIAPASTI.COM- Potret Salah satu sekolah di Desa Amakaka yang hancur akibat bencana alam Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di daerah NTT pada (04/04/2021).
Bencana alam yang melanda wilayah timur Indonesia pertanggal 4 April lalu menyebabkan berbagai sektor di Indonesia terdampak akibat adanya Banjir bandang disertai tanah longsor yang terjadi.

Sektor pendidikan menjadi salah satu diantaranya yang terdampak. Desa Amakaka, Kecamatan Lembata, NTT merupakan contoh nyata bahwa banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi menyebabkan Kegiatan Belajar Mengajar disana tidak berjalan dengan lancar.
Satu sekolah hancur, dimana yang tersisa dari sekolah ini hanya reruntuhannya saja. Pendidikan di sana pun mati karenanya. Sejumlah anak tak bisa melanjutkan jenjang pendidikannya karena Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang lumpuh total.
Pemuda Peduli, sebuah NGO yang bergerak fokus di bidang Pendidikan dan Pengembangan Karakter, bergerak membantu pengaktivasian kembali pendidikan di daerah bencana.
Said Alwy, selaku CEO dari Pemuda Peduli mengungkapkan pengiriman relawan yang dilakukan memang sudah menjadi salah satu bagian fokus dari Pemuda Peduli.
“Pemuda Peduli sendiri, secara komitmen aktif di dalam pemulihan pasca bencana yang terjadi di daerah-daerah yang ada di Indonesia. Kita melakukan assemen lanjutan terkait pemulihan pasca bencana yang terjadi, Program Psiko sosial dengan tujuan pemulihan aktivitas disana, Juga kita melakukan distribusi bantuan logistik untuk teman-teman di daerah bencana” Ungkapnya.
Alwy mengungkapkan keberadaan relawan di sana menjadi satu faktor penting bagi masyarakat terdampak bencana dari segi pemulihan pasca bencana yang terjadi.
“Kita (Relawan) yang turun ke sana bukan hanya membantu dari segi material, Tapi juga non material seperti segi Psikis nya dimana kita dampingi anak-anak kecil yang terkena efek trauma akibat bencana. Anak-anak muda di sana juga sangat kooperatif dalam membantu program yang kita canangkan untuk pemulihan bencana” Ungkap Alwy.

Ia menambahkan traumatis yang dirasakan oleh anak-anak disana, menjadi alasan pendukung pengiriman relawan ke NTT.
“Melihat banyaknya anak yang terdampak secara traumatis, kita dampingi dalam segi Psikososial pasca bencana. Kita juga mendistribusikan 50 Paket edukasi non digital untuk membantu pengaktifkan kembali Kegiatan Belajar Mengajar di sana” Tutur Pria yang kerap disapa Alwy tersebut.
Selain pengiriman paket edukasi non digital bagi anak-anak, Alwy juga menerangkan bahwa Relawan dari Pemuda Peduli pun melakukan program penerangan mitigasi bencana bagi warga disana.
“Kita juga memberi beberapa ide dan gagasan terkait mitigasi bencana. Mulai dari tata letak ruang, Penandaan wilayah potensi zona merah bencana sebagai aksi preferensi jika nantinya hal yang sama terjadi di daerah sekitar”.
Ia pun berharap dengan adanya bantuan yang diluncurkan dapat membantu pemulihan pasca bencana yang terjadi 4 April lalu itu.
“Harapan saya sederhana, dengan adanya program ini bisa membantu pemulihan pasca bencana di daerah terdampak. Temen-temen yang generasi muda, yang punya semangat dalam berbagi, Yuk bersama Pemuda Peduli kita sebarluaskan kebermanfaatan bagi masyarakat. Apalagi di kondisi seperti sekarang, Jangan ragu untuk mengulurkan tangan kalian bagi mereka yang membutuhkan” Pungkas Alwy saat ditemui di Kantor Yayasan Pemuda Peduli. ( Red )