Mediapasti.com – Seorang pria di Kampung Gumelar, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, mengejutkan warga setelah kedapatan berbohong soal keberadaan istri dan anaknya yang dikabarkan hilang akibat banjir. Pria bernama Aang (40) awalnya mengaku bahwa keluarganya selamat dari bencana dan telah mengungsi ke tempat aman, namun kenyataannya jasad istri dan anaknya ditemukan tak bernyawa oleh tim SAR.
Peristiwa ini bermula ketika banjir bandang Sungai Cipalabuan menghantam permukiman warga pada Sabtu (9/3) malam. Saat evakuasi berlangsung, Aang mengatakan kepada warga bahwa istri dan anaknya berhasil menyelamatkan diri dan mengungsi ke daerah lain. Pernyataannya sempat menenangkan warga yang sebelumnya mengira keluarganya ikut menjadi korban.
Namun, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) yang terus menyisir lokasi bencana menemukan dua jasad dalam timbunan lumpur, yang kemudian dikonfirmasi sebagai istri dan anak Aang. Fakta ini mengejutkan warga, yang merasa dibohongi olehnya.
Situasi Memanas, Aang Diamankan Polisi
Setelah kebenaran terungkap, beberapa warga yang merasa marah sempat mendatangi Aang untuk meminta penjelasan. Situasi menjadi tegang hingga akhirnya pihak kepolisian turun tangan dan mengamankan Aang agar tidak terjadi tindakan main hakim sendiri.
Kapolsek Palabuhanratu, AKP Dedi Sutarman, mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait alasan Aang menyembunyikan fakta tersebut. “Kami masih mendalami motif yang bersangkutan. Apakah ada unsur kesengajaan atau faktor psikologis akibat trauma bencana,” ujar Dedi kepada wartawan.
Banjir Bandang Sungai Cipalabuan Sebabkan Korban Jiwa
Banjir bandang yang melanda Sukabumi terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama beberapa jam. Sungai Cipalabuan meluap, merendam puluhan rumah dan menyebabkan beberapa warga hilang. Tim SAR bersama BPBD telah mengevakuasi puluhan warga, namun beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Menurut Kepala BPBD Sukabumi, Doni Syarif, banjir ini disebabkan oleh curah hujan tinggi dan tersumbatnya aliran sungai akibat tumpukan sampah dan material longsor. “Kami terus berkoordinasi dengan aparat terkait untuk mengevakuasi warga dan melakukan penanganan pasca-bencana,” ujar Doni.
Warga Diminta Waspada dan Tidak Menyebarkan Informasi Palsu
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Selain itu, warga juga diminta untuk tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi, terutama terkait korban bencana, demi menghindari kepanikan dan kesalahpahaman.
Sementara itu, Aang kini masih berada dalam pengawasan pihak berwenang untuk memastikan kondisi mentalnya setelah kejadian ini. Polisi akan terus melakukan penyelidikan terkait motif kebohongannya.
Bencana banjir ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga lingkungan, terutama dengan tidak membuang sampah ke sungai yang dapat memperparah banjir. Pemerintah daerah juga berjanji untuk memperbaiki sistem drainase dan mengedukasi warga tentang mitigasi bencana agar kejadian serupa tidak terulang kembali.