Mediapasti.com – Seorang ayah asal Desa Sukaharja, Telukjambe Timur, Karawang, Edwin Septian (27), menggelar aksi unjuk rasa seorang diri di depan RSUD Karawang pada Senin (5/5/2025). Ia menuntut keadilan atas kematian bayi pertamanya yang diduga akibat kelalaian dalam penanganan medis.
Edwin mengungkapkan, ia telah menanti kelahiran anak pertamanya selama lima tahun. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi duka mendalam setelah bayinya meninggal dunia usai proses persalinan yang dinilainya berlangsung lambat dan penuh kejanggalan.
“Istri saya dibawa ke RSUD Karawang pukul 02.00 dini hari. Tapi hingga siang hanya diberi infus meski mengalami pendarahan. Ketika ketuban pecah dan saya minta istri segera dioperasi, malah disuruh menunggu. Operasi baru dilakukan pukul 18.00, dan tiga jam kemudian bayi saya meninggal,” ujar Edwin.
Tak hanya soal keterlambatan penanganan, Edwin juga mempertanyakan ketidaksesuaian data berat janin selama pemeriksaan kehamilan. “Berat badan anak saya saat USG selalu berubah-ubah dari 1.600 gram, lalu 1.500 gram, dan saat meninggal katanya hanya 1.200 gram. Ini janggal,” tegasnya.
Edwin juga menyoroti perlakuan berbeda terhadap pasien BPJS. Ia menilai penanganan terhadap istrinya cenderung diabaikan karena bukan pasien umum.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Karawang, Andri S. Alam, menyatakan bahwa pihak rumah sakit akan melakukan audit internal untuk menyelidiki kasus ini.
“Kami butuh waktu satu minggu untuk melakukan audit menyeluruh. Setelah hasilnya keluar, kami akan menyampaikannya langsung kepada pihak keluarga,” ujar Andri.
Kasus ini mendapat perhatian masyarakat setempat yang ikut mempertanyakan kualitas pelayanan RSUD Karawang, khususnya terhadap pasien BPJS.