Mediapasti.com – Puluhan juta pengguna media sosial kompak membagikan gambar dengan tag “All Eyes On Rafah”. Seruan ini muncul usai kejadian Israel menyerang Tenda pengungsian Palestina di Rafah yang menyebabkan anak-anak terbakar tewas dalam tenda tersebut. Seruan ini dibentuk guna sebagai pembelaan dan dukungan masyarakat dunia kepada warga palestina di Rafah.
“All Eyes On Rafah” bukan sekedar sebuah gambar dan rangkaian kalimat semata. Ini adalah seruan agar banyak orang memusatkan perhatian ke Rafah. Sebuah gerakan kemanusiaan atas kejadian yang terjadi di Gaza Selatan.
Dilansir dari NBC News, Rabu (29/5/2024) berdasarkan data selama 24 jam, seruan “All Eyes On Rafah” telah dibagikan lebih dari 30 juta kali oleh pengguna media sosial.
Asal Usul Seruan “All Eyes On Rafah”
Melansir dari Forbes, seruan “All Eyes On Rafah” berawal dari komentar Rick Peeperkorn, Direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di World Health Organization (WHO). Pada Februari 2024, ia mengatakan “All Eyes On Rafah” beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan dibuatnya rencana evakuasi ke kota tersebut.
Benjamin Netanyahu telah mengungkap serangan yang direncanakan untuk melenyapkan kawasan yang disebut sebagai benteng terakhir kelompok militan Hamas.
Seruan “All Eyes On Rafah” ini dimaksudkan sebagai permintaan bagi banyak orang untuk tidak berpaling dari apa yang terjadi di kota Rafah. Kawasan ini dihuni sebanyak 1,4 juta pengungsi yang berlindung dari serangan yang menggempur Gaza.
Organisasi kemanusiaan seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace dan Palestine Solidarity Campaign kemudian mengulangi seruan tersebut, dan kini seruan “All Eyes On Rafah” telah digunakan sebagai seruan pada aksi demo di Paris, London, Belanda, New York, Los Angeles, dan sekitarnya.
Pemicu Seruan “All Eyes On Rafah”
Seruan “All Eyes On Rafah” membanjiri media sosial mulai Selasa (28/5/2024). Jutaan orang dari berbagai belahan dunia kompak menyuarakan kalimat ini sebagai bentuk dukungan bagi warga sipil Palestina.
Pemicu menggaungnya seruan ini adalah serangan udara yang dilakukan Israel pada 26 Mei 2024.
Serangan ini menewaskan setidaknya 50 warga sipil Palestina yang mengungsi di Rafah. Menurut petugas medis Gaza, serangan tersebut menyebabkan ratusan warga sipil menderita luka akibat pecahan peluru dan luka bakar.
Sementara pihak Israel beranggapan bahwa serangan tersebut sebagai sebuah “kecelakaan.”
Israel berpendapat bahwa amunisi mereka tidak menyebabkan kebakaran mematikan. Israel juga beranggapan bahwa serangan ini sebenarnya ditargetkan untuk membunuh dua militan senior Hamas.
“All Eyes On Rafah” adalah ungkapan yang mengacu pada genosida yang berlangsung di Rafah, Gaza. Di kawasan ini terdapat lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi dan mencari perlindungan dari serangan di Gaza.
Gambar tenda-tenda pengungsian dengan teknologi AI bertuliskan “All Eyes On Rafah” telah dibagikan lebih dari 29 juta kali di Instagram dalam waktu kurang dari 24 jam.
Tak hanya itu, terdapat lebih dari 195.000 postingan dengan jutaan penayangan dengan tagar #AllEyesOnRafah di TikTok dan topik tersebut menjadi trending di Instagram pada hari Selasa, dan hampir 100.000 postingan lainnya telah dibuat.