Israel Perluas Operasi Darat di Gaza, Hamas Balas dengan Serangan Roket ke Tel Aviv

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Konflik antara Israel dan Hamas kembali meningkat setelah militer Israel memperluas operasi darat di Jalur Gaza.

Langkah ini diambil setelah laporan adanya intersepsi rudal dari Yaman yang diduga ditembakkan oleh kelompok pemberontak Houthi.

Sementara itu, Hamas mengklaim meluncurkan roket ke Tel Aviv sebagai balasan atas serangan udara Israel yang menewaskan ratusan warga sipil.

Israel Intensifkan Serangan Darat di Gaza Selatan

Pada Kamis malam, militer Israel mengonfirmasi bahwa pasukan mereka telah memulai operasi darat di wilayah Shabura, Rafah, yang berbatasan langsung dengan Mesir.

“Sebagai bagian dari operasi ini, pasukan kami membongkar infrastruktur teroris,” ujar pernyataan militer Israel, dikutip dari Channel News Asia, Jumat 21 Maret 2025.

Sebagai bagian dari operasi ini, Israel menutup rute utama Jalan Salaheddin, yang menghubungkan Gaza utara dan selatan. Langkah ini semakin memperburuk kondisi warga sipil yang sudah kesulitan mencari perlindungan.

Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, sejak Selasa lalu, sedikitnya 590 orang tewas, termasuk lebih dari 190 anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.

Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengklaim bahwa mereka telah meluncurkan serangan roket ke Tel Aviv sebagai respons atas meningkatnya korban sipil akibat serangan udara Israel.

Israel Hadapi Serangan Rudal dari Yaman, AS Beri Dukungan Penuh

Dalam perkembangan lain, militer Israel juga mengonfirmasi berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman.

Serangan ini diklaim sebagai aksi solidaritas terhadap rakyat Palestina oleh kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Ini adalah serangan kedua dari Yaman dalam sehari yang berhasil dihentikan oleh sistem pertahanan udara Israel.

Di tengah eskalasi ini, Presiden AS Donald Trump menyatakan dukungan penuh terhadap Israel.

Baca Juga :   Tiga Pilar Kec Cikarang Barat Dapati 5 Orang Pelajar Saat Razia Prokes Covid 19

“Presiden Trump sepenuhnya mendukung operasi terbaru Israel di Gaza,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, ketika ditanya apakah AS akan mendorong gencatan senjata.

Israel juga mengklaim telah menewaskan Rashid Jahjouh, kepala badan keamanan internal Hamas, dalam serangan udara terbaru mereka.

Warga Gaza Mengungsi di Tengah Serangan

Serangan udara dan operasi darat Israel memicu gelombang pengungsian besar-besaran.

Di Gaza utara, seorang warga bernama Alaa Abu Nasr mengungkapkan bahwa 17 anggota keluarganya tewas akibat serangan udara Israel.

“Mereka menargetkan warga sipil, bukan pejuang,” ujar Abu Nasr saat mencari anggota keluarganya di bawah reruntuhan.

Militer Israel memperingatkan warga di Gaza selatan untuk mengungsi dari Bani Suheila, karena wilayah tersebut diduga menjadi tempat peluncuran roket Hamas.

Di tengah situasi ini, pasukan Israel juga menutup Persimpangan Netzarim, salah satu jalur utama yang digunakan warga untuk berpindah dari bagian utara ke selatan Gaza.

Kebuntuan Negosiasi dan Seruan Internasional

Upaya gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari mengalami kebuntuan setelah Israel menolak negosiasi tahap kedua.

Di sisi lain, Hamas menuntut pertukaran sandera dengan tahanan Palestina yang masih ditahan di Israel.

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, mantan sandera Israel Eli Sharabi mendesak komunitas internasional untuk membantu membawa pulang sandera yang masih ditahan Hamas.

“Saya dirantai, kelaparan, dipukuli, dan dihina,” ungkap Sharabi saat berbicara di hadapan PBB.

Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan menegaskan bahwa prioritas utama seharusnya adalah membawa pulang para sandera, bukan melanjutkan pertempuran.

Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam serangan Israel di Gaza, menyebutnya sebagai “kejahatan mengerikan” dan menuduh AS ikut bertanggung jawab.

Baca Juga :   Polsek Tambun Mengadakan Pengamanan Aksi Demo

Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, situasi di Gaza semakin memburuk.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, jumlah korban tewas telah mencapai 49.617 orang sejak perang dimulai.

Konflik ini masih terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita