Mediapasti.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengejutkan dunia internasional dengan mengumumkan rencananya untuk mencabut semua sanksi terhadap Suriah.
Keputusan ini disampaikan Trump dalam pidatonya di Forum Investasi Saudi-AS di Riyadh pada Selasa (13/5/2025), yang merupakan bagian dari kunjungannya selama empat hari di Timur Tengah.
“Untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan, saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah,” kata Trump, seperti dilaporkan oleh CNBC International pada Rabu (14/5/2025).
Sanksi Suriah: Dari Hukuman ke Peluang
Trump mengungkapkan bahwa Suriah telah menghadapi penderitaan yang luar biasa, dengan perang, pembunuhan, dan kehancuran selama bertahun-tahun.
Menurutnya, pemerintahan baru yang kini memimpin Suriah berpotensi membawa negara tersebut ke arah stabilitas dan perdamaian.
“Saya ingin melihat Suriah berhasil, saya ingin melihat mereka membangun kembali,” ujar Trump. Ia juga menggambarkan sanksi terhadap Suriah sebagai “brutal dan melumpuhkan,” serta menilai bahwa sanksi tersebut tidak lagi memiliki fungsi signifikan. “Sekarang saatnya mereka bersinar,” tambahnya.
Sanksi AS Terhadap Suriah: Sejarah Panjang dan Dampaknya
Suriah telah terdaftar sebagai negara sponsor terorisme oleh AS sejak 1979, dan mengalami serangkaian sanksi ekonomi sejak tahun 2004.
Pada 2011, setelah rezim Presiden Bashar al-Assad menanggapi pemberontakan anti-pemerintah dengan tindakan keras, AS menambahkan sanksi lebih lanjut.
Kondisi ini semakin diperburuk oleh perang saudara yang berlangsung selama hampir satu dekade, kekerasan sektarian, dan invasi ISIS pada tahun 2014.
Pengeboman oleh koalisi Barat untuk menghancurkan ISIS juga menyebabkan kehancuran yang lebih dalam.
Meski begitu, baru-baru ini, Suriah mengalami perubahan signifikan dengan penggulingan rezim Assad oleh kelompok milisi anti-Assad pada Desember 2024.
Perubahan Kepemimpinan: Suriah di Bawah Pemerintahan Baru
Kepemimpinan baru Suriah kini dipegang oleh Presiden Ahmed al-Sharaa, seorang mantan anggota al-Qaeda yang mengklaim telah mengalami reformasi.
Pemerintahan transisi yang dipimpin oleh al-Sharaa kini berupaya membangun kembali negara yang hancur akibat konflik berkepanjangan.
Dalam pidatonya, Trump berharap Suriah dapat menunjukkan hasil yang positif, serupa dengan apa yang telah dicapai oleh Arab Saudi, yang juga telah mengupayakan perdamaian dan stabilitas regional.
Potensi Dampak Pencabutan Sanksi Terhadap Stabilitas Timur Tengah
Langkah Trump untuk mencabut sanksi terhadap Suriah berpotensi membawa perubahan besar bagi Timur Tengah.
Sanksi ekonomi yang melumpuhkan telah membatasi kemampuan Suriah untuk berkembang, namun dengan adanya perubahan kepemimpinan dan stabilitas yang diharapkan, negara tersebut dapat membuka peluang baru untuk bekerja sama dengan negara-negara lain, termasuk AS.
Meski demikian, pencabutan sanksi ini juga akan menambah ketegangan dengan negara-negara Barat yang masih skeptis terhadap perubahan politik di Suriah.
Hal ini menandakan bahwa meski ada harapan baru, jalan menuju pemulihan Suriah tidak akan mudah dan tetap penuh tantangan.