Tsunami PHK Nyata! 15 Ribu Karyawan Startup Di-PHK Bulan Ini

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

MEDIAPASTI.COM – Banyak startup di dunia yang terseret gelombang tsunami pemutusan hubungan kerja (PHK). Laporan agregator layoff.fyi menyatakan jumlah pegawai yang terkena kebijakan itu mencapai 15 ribu orang pada bulan Mei ini.

Fenomena ini terjadi akibat ketergantungan perusahaan rintisan itu pada pendanaan dari investor. Uang tersebut digunakan untuk operasional bisnis yang rugi.

Sayangnya pendanaan akan sulit didapatkan hingga dua tahun ke depan karena berbagai faktor, dari perang Rusia dan Ukraina serta kondisi ekonomi makro global yang dihantui lonjakan inflasi.

Berikut ini daftar startup yang mengambil keputusan PHK untuk karyawannya, dirangkum CNBC Indonesia dari Tech Crunch, Selasa (31/5/2022):

Vtex
Vtex melakukan PHK pada 193 orang karyawannya atau berdampak pada 13% tim. Bagi mereka yang dihentikan, perusahaan menyusun opt-in public spreadsheet yang dibagikan kepada pegawai yang sedang mencari pekerjaan.

Pendiri dan co-CEO Geraldo Thomas dan Mariano Gomide de Faria menyatakan dunia berubah dengan cepat dan semua orang perlu beradaptasi. Keputusan untuk mengurangi tenaga kerja kami diambil sebagai pertimbangan strategi seputar struktur organisasi apa yang bisa memberikan prioritas kami yang disesuaikan,” kata keduanya.

Pihak perusahaan e-commerce itu menyatakan tidak akan ada rencana PHK lagi. Selain itu mereka juga memastikan tak akan memotong investasi pengembangan bakat mereka.

Paypal
Paypal memberhentikan 83 karyawan dari jumlah totalnya yang lebih dari 30 ribu orang. PHK dilakukan satu minggu sebelum perusahaan fintech menutup kantor di San Fransisco.

Paypal memberikan penjelasan soal keputusan PHK, “terus mengevaluasi cara kami bekerja untuk memastikan kami siap memenuhi kebutuhan pelanggan kami dan beroperasi dengan struktur dan proses terbaik untuk mendukung prioritas bisnis strategis kami saat kami terus tumbuh dan berkembang”.

Namun perusahaan tidak berbicara mengenai pengisian atau PHK, hanya menyebut akan terus melakukan perekrutan. Paypal juga tak menyebut soal pesangon pada pegawai yang terdampak secara spesifik.

Baca Juga :   Rupiah Melemah ke Rp16.430 per Dolar AS: Gejolak Timur Tengah dan Inflasi Impor Jadi Pemicu

Getir
Ada sekitar 4.480 orang atau 14% karyawan Getir yang terdampak PHK secara global. Startup quick commerce asal Turki juga memutuskan memperlambat proses perekrutan, investasi pemasaran, dan promosi pada layanannya.

“Tidak ada perubahan dalam rencana Getir untuk melayani di 9 negara yang dioperasikannya. Di masa-masa sulit ini kami berkomitmen untuk memimpin industri pengiriman bahan makanan super cepat yang kami rintis tujuh tahun lalu,” kata Getir dalam memo pada karyawannya.

Gorillas
Gorillas menghentikan setengah dari jumlah pegawai yang bekerja di kantor pusatnya di Berlin. Minggu ini, startup itu juga memangkas 300 karyawan dan menarik diri dari sejumlah pasar yakni Italia, Spanyol, Denmark dan Belgia.

Pesaing Getir juga juga akan mengalihkan fokus pasar dalam negeri Jerman, Prancis, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Nilai perusahaan dikabarkan turun US$300 juta, tetapi Gorillas menolak verifikasi klaim tersebut.

Latch

Di awal bulan Mei, Latch menghentikan 30 orang atau 6% pegawainya. Pada Jumat lalu, perusahaan memangkas total 130 orang atau sekitar 8% dari jumlah karyawannya.

Menurut CEO Luke Schoenfelder, PHK dilakukan untuk memastikan Latch tetap di jalur pertumbuhan berkelanjutan. Selain itu Latch juga akan melakukan pengurangan pada beberapa area bisnis.

Snap
Snap mengalami penurunan pendapatan, dan menurut CEO Evan Spiegel dikarenakan inflasi dan juga dampak dari perang Rusia-Ukraina pada periklanan. Selain itu juga dinyatakan ada faktor perubahan privasi iOS tahun lalu.

Spiegel mengatakan Snap berencana memperkerjakan lebih dari 500 anggota tim tahun ini selain 900 karyawan yang telah diterima. Jumlahnya naik 41% dari tahun lalu, tapi tidak banyak perekrutan baru dan didorong hingga 2023.

Kecepatan perekrutan akan diperlambat, kata Spiegel, namun dia tak menjelaskan apakah pekerjaan yang dibuka sekarang akan terdampak. Snap disebut akan mengisi sebuah posisi jika peran tersebut prioritas tinggi.

Baca Juga :   Info Banjir Rob Semarang Hari Ini, Pelabuhan Tanjung Emas Masih Tenggelam hingga 1,5 Meter

Klarna
The Wall Street Journal menyatakan Klarna tengah menggalang pendanaan di valuasi yang lebih rendah. Selain itu perusahaan juga memangkas 10% atau 700 pegawainya.

CEO Sebastian Siemiatkowski mengatakan mereka yang terdampak akan mendapatkan pesangon. Dia tak mengatakan alasan kebijakan itu, namun mengutip masalah makro ekonomi dan geopolitik yang bergeser berpengaruh pada perusahaan fintech.

Bolt
Bolt dikatakan melakukan PHK pada 100 karyawannya dan terus bertambah pada berbagai bidang yakni pemasaran, penjualan, dan perekrutan. CEO Maju Kuruvilla mengonfirmasi hal tersebut tapi tidak mengatakan jumlah pehawai atau peran yang terdampak.

Pada 26 Mei dilaporkan ada 185 karyawan di-PHK atau sepertiga dari jumlah tenaga kerja Bolt. Dia menyatakan kondisi pasar di seluruh industri, termasuk teknologi, sedang berubah dan sebagai cara melawan tantangan makro perusahaan memutuskan melakukan upaya penyesuaian bisnis.

“Dalam upaya memastikan Bolt memiliki takdirnya sendiri, tim kepemimpinan dan saya membuat keputusan mengamankan posisi keuangan kami, memperluas landasan kami dan mencapai profitabilitas dengan uang yang kami kumpulkan,” jelasnya.

Instacart
Instacart juga dilaporkan memutuskan memperlambat perekrutan pegawai baru. Startup pengantaran bahan makanan itu mengonfirmasinya dan mengatakan keputusan tersebut adalah bagian dari perencanaan paruh kedua.

“Kami memperkerjakan lebih dari 1.500 orang dalam satu tahun terakhir dan hampir dua kali lipat ukuran tim teknik kami. Sebagai bagian dari perencanaan paruh kedua kami, kami memperlambat perekrutan kami untuk fokus pada prioritas terpenting kami dan terus mendorong pertumbuhan yang menguntungkan,” jelas Instacart.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita