MEDIAPASTI.COM – Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (20/10/2022) menyambut baik PM Inggris Liz Truss mundur. Rusia menyebut Truss adalah aib, seorang pemimpin yang akan dikenang karena bencana kebodohannya.
“Inggris tidak pernah mengetahui aib seorang perdana menteri,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova dalam sebuah unggahan di media sosial, sebagaimana dikutip Reuters.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev juga mencela Liz Truss.
Dia menulis di Twitter dalam bahasa Inggris: “Bye, bye @trussliz, congrats to lettuce”, mengacu pada siaran langsung tabloid British Daily Star yang menanyakan apakah jabatan perdana menteri Truss yang bermasalah akan bertahan lebih lama dari umur simpan selada.
Pengunduran diri Truss menarik liputan luas dengan nada gembira di televisi pemerintah Rusia.
Seorang tamu di acara bincang-bincang politik unggulan “Time Will Tell” mengatakan, Truss telah memiliki tiga sifat yang dibutuhkan dalam politik Inggris: “Kebodohan, kesombongan, dan permusuhan”.
Truss telah menjadi sasaran komentar pedas dari Rusia sejak dia berkunjung pada Februari sebagai bagian dari upaya sia-sia oleh politisi Barat untuk mencegah invasi Rusia ke Ukraina.
Referensi juru bicara kementerian luar negeri Zakharova untuk “buta huruf” tampaknya merujuk pada perjalanan itu, saat Truss masih menjabat menteri luar negeri Inggris.
Dalam pertemuan dengan menteri luar negeri veteran Rusia, Sergei Lavrov, dia tampak mencampuradukkan dua wilayah Rusia dengan Ukraina, sehingga menimbulkan ejekan di media Rusia.
Para pejabat Rusia sejak awal memandang remeh jabatan perdana menteri Truss.
Setelah pengangkatannya pada bulan September, Lavrov mengatakan, Truss tidak tahu bagaimana berkompromi dan mempertanyakan bagaimana pemimpin Inggris itu bisa mengatakan dia tidak tahu apakah Presiden Perancis Emmanuel Macron adalah “teman atau musuh”.
Zakharova pada Kamis juga mengejek pemotretan profil tinggi Truss di Estonia tahun lalu, di mana dia mengenakan jaket antipeluru dan helm untuk naik tank selama kunjungan ke pasukan Inggris yang ditempatkan di negara Baltik.
Hubungan antara Moskwa dan London telah merosot ke level terendah dalam beberapa dekade, bahkan sebelum Rusia menginvasi Ukraina, di belakang keracunan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal di kota Salisbury di Inggris pada 2018.