Ini Kelebihan Dan Kelemahan Starlink Elon Musk Yang Resmi Beroperasi Di Indonesia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Elon Musk telah meresmikan layanan internet Starlink Indonesia di Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024). Awalnya Menko Harves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Elon Musk akan meresmikan Stralink beroperasi di Indonesia bersama dengan Presiden Joko Widodo, namun Elon saat peresmian ditemani oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Peluncuran layanan internet berbasis satelit itu diselenggarakan di klinik kesehatan di daerah Denpasar.

Kelebihan Starlink Elon Musk di Indonesia:

  1. Akses Internet di Daerah Terpencil: Starlink menawarkan solusi internet bagi daerah terpencil yang sebelumnya tidak terjangkau oleh infrastruktur internet tradisional seperti kabel optik atau menara seluler. Hal ini membuka peluang akses informasi dan edukasi bagi masyarakat di pelosok negeri.
  2. Kecepatan Tinggi: Starlink menjanjikan kecepatan internet yang jauh lebih tinggi dibandingkan internet satelit konvensional, dengan kisaran 100 hingga 200 Mbps. Hal ini memungkinkan streaming video, game online, dan aktivitas internet lainnya yang membutuhkan bandwidth besar.
  3. Kemudahan Pemasangan: Perangkat Starlink dirancang untuk mudah dipasang oleh pengguna sendiri, tanpa memerlukan teknisi ahli. Hal ini mempercepat proses mendapatkan akses internet di daerah terpencil.
  4. Ketahanan Terhadap Gangguan: Starlink tidak bergantung pada infrastruktur darat yang rentan terhadap gangguan, seperti kabel optik atau menara seluler. Hal ini membuat Starlink tetap berfungsi saat terjadi bencana alam atau pemadaman listrik.
  5. Potensi Pengembangan: Starlink masih dalam tahap pengembangan, dan Elon Musk berencana untuk meningkatkan kecepatan internet hingga 1 Gbps di masa depan. Selain itu, Starlink juga berpotensi untuk menyediakan layanan telepon dan televisi.

Kekurangan Starlink Elon Musk di Indonesia:

  1. Biaya: Biaya awal untuk mendapatkan perangkat Starlink tergolong mahal, yaitu sekitar Rp 15 juta. Selain itu, pengguna juga perlu berlangganan bulanan dengan biaya sekitar Rp 800 ribu.
  2. Ketergantungan Pada Cuaca: Kinerja Starlink dapat terpengaruh oleh cuaca buruk, seperti hujan deras atau salju. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kecepatan internet atau bahkan putusnya koneksi.
  3. Dampak Lingkungan: Konstelasi satelit Starlink yang besar dikhawatirkan dapat menyebabkan polusi cahaya dan mengganggu observasi astronomi.
  4. Batasan Kapasitas: Kapasitas Starlink masih terbatas, terutama di daerah padat penduduk. Hal ini dapat menyebabkan kepadatan jaringan dan penurunan kecepatan internet saat banyak pengguna menggunakan layanan secara bersamaan.
  5. Persetujuan Regulasi: Starlink masih membutuhkan persetujuan regulasi dari pemerintah Indonesia sebelum dapat beroperasi secara penuh. Hal ini dapat menghambat perluasan layanan Starlink di Indonesia.
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita