Mediapasti.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
Usulan ini menuai penolakan keras dari warga Palestina yang bertekad mempertahankan tanah kelahiran mereka.
Usulan Relokasi oleh Presiden Trump
Dalam pernyataannya, Trump menyarankan agar sekitar 1,5 juta warga Palestina di Gaza direlokasi ke negara-negara tetangga dengan alasan keamanan.
Ia menggambarkan Gaza sebagai “situs penghancuran” dan mengusulkan pemindahan massal untuk memberikan kesempatan hidup yang lebih damai bagi warga Palestina.
Penolakan Keras dari Warga Palestina
Warga Palestina menentang keras usulan tersebut. Saqr Maqdad, seorang warga Gaza Utara, menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan tanah air mereka meskipun menghadapi berbagai kesulitan.
Ia menyatakan bahwa pembicaraan Trump tentang relokasi adalah fantasi belaka dan menegaskan tekadnya untuk tetap tinggal di Gaza.
Di Gaza Selatan, Abu Suleiman Zawaraa, seorang petani berusia 76 tahun, juga menolak usulan relokasi tersebut.
Meskipun lahannya hancur akibat operasi militer Israel, ia memilih untuk tetap tinggal dan membangun kembali kehidupannya di tanah kelahirannya.
Kritik Internasional terhadap Usulan Relokasi
Usulan Trump mendapat kritik tajam dari berbagai pihak. Para kritikus menuduhnya menganjurkan pemindahan massal yang setara dengan pembersihan etnis.
Mereka menekankan bahwa solusi yang diusulkan tidak realistis dan mengabaikan hak-hak dasar warga Palestina.