Pecalang Bali Tolak Kehadiran GRIB Jaya: “Bali Tidak Butuh Ormas dari Luar”

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya mendadak menjadi sorotan setelah muncul di Bali.

Ormas yang dipimpin oleh Hercules Rosario de Marshal ini memperkenalkan keberadaan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GRIB Bali melalui sebuah video yang beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, sosok bernama Rahmat memperkenalkan diri sebagai Panglima Satgas GRIB DPD Bali.

Namun, kehadiran GRIB ini justru menuai reaksi keras dari Pecalang, petugas keamanan tradisional Bali.

Pecalang Tegas Menolak Ormas dari Luar

Pernyataan penolakan Pecalang Bali terhadap GRIB Jaya diunggah oleh Senator RI asal Bali, Niluh Djelantik, di Facebook pada Minggu (4/4/2025).

Dalam video tersebut, perwakilan Pecalang menegaskan bahwa Bali memiliki sistem keamanan adat yang sudah teruji sejak zaman kerajaan, dan tidak memerlukan kehadiran ormas eksternal.

“Saya Pecalang. Kami bukan penjaga biasa. Kami bagian dari sistem adat yang diwariskan turun-temurun untuk menjaga Bali. Kami tidak butuh ormas dari luar, kami tidak butuh pihak asing yang datang membawa agenda,” ujar salah satu Pecalang.

Pecalang menilai kehadiran GRIB Jaya justru berpotensi mengganggu tatanan sosial dan keamanan yang sudah mapan di Pulau Dewata.

Mereka menyebut Bali memiliki 1.500 desa adat, dan masing-masing memiliki Pecalang yang menjaga keamanan secara mandiri.

Hercules dan GRIB Jaya Tengah Jadi Sorotan Nasional

GRIB Jaya sendiri tengah jadi bahan perbincangan di tingkat nasional. Hal ini menyusul pernyataan kontroversial Ketua Umumnya, Hercules Rosario de Marshal, yang mengancam Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.

Hercules tidak terima dengan wacana pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme di Jawa Barat serta pernyataan yang menyamakan ormas dengan preman.

Baca Juga :   GRIB Jaya Ultimatum Dedi Mulyadi: "Jangan Ganggu Kami!"

Ia bahkan mengancam akan mengerahkan puluhan ribu anggota GRIB ke Gedung Sate, kantor Gubernur Jabar.

“Kalau mencari masalah, kami akan datang. Puluhan ribu personel siap ke Gedung Sate,” ancam Hercules pada Rabu (30/4/2025).

Sementara kepada Sutiyoso, Hercules melontarkan pernyataan kasar, namun kemudian menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan mengaku khilaf.

Aksi Kontroversial GRIB Jaya di Daerah Lain

Selain di Bali, GRIB Jaya juga dikaitkan dengan sejumlah insiden yang meresahkan.

Di Kalimantan Tengah, anggota GRIB dilaporkan menutup paksa sebuah pabrik, sementara di Depok terjadi pembakaran mobil polisi yang diduga dilakukan oleh oknum anggota ormas ini.

Sejumlah kalangan masyarakat sipil dan pengamat keamanan menyuarakan kekhawatiran terhadap kiprah ormas-ormas yang terindikasi bertindak di luar batas hukum.

Mereka menilai perlu ada penegakan hukum yang tegas serta evaluasi terhadap izin dan keberadaan ormas di berbagai daerah.

Pecalang: Bali Cukup dengan Rakyatnya Sendiri

Pecalang menyatakan bahwa Bali tidak membutuhkan bantuan pihak luar dalam urusan keamanan.

Keberadaan mereka sudah menjadi bagian dari struktur adat yang dihormati masyarakat dan terbukti menjaga ketertiban selama ratusan tahun.

“Kami tidak digerakkan oleh politik. Kami digerakkan oleh tanggung jawab terhadap adat dan tanah kelahiran kami. Bali cukup dengan rakyatnya sendiri,” tegas perwakilan Pecalang dalam video tersebut.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita