Gencatan Senjata Israel-Iran: Siapa Pemenangnya? Trump, Netanyahu, atau Khamenei?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Setelah 12 hari konflik intens, Israel dan Iran kini memasuki fase gencatan senjata yang rapuh.

Namun, benarkah ini awal dari perdamaian, atau hanya jeda sebelum badai berikutnya?

Latar Belakang Konflik: Perang Kilat 12 Hari

Sejak pertengahan Juni 2025, eskalasi militer antara Israel dan Iran memuncak hingga disebut Presiden AS Donald Trump sebagai ā€œPerang 12 Hari.ā€

Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran memicu respons balasan berupa rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.

Dunia pun nyaris menyaksikan pecahnya perang regional yang luas di Timur Tengah.

Namun pada Minggu malam (22 Juni), Trump mengumumkan melalui Truth Social bahwa Israel dan Iran telah menyetujui gencatan senjata total.

Meski gencatan senjata sempat dilanggar beberapa jam kemudian, perintah langsung dari Trump kepada Israel untuk menghentikan serangan membuat situasi relatif stabil hingga saat ini.

AS dan Trump: ā€œSutradaraā€ Gencatan Senjata?

Donald Trump mengklaim dirinya sebagai arsitek perdamaian yang mencegah ā€œperang jangka panjangā€ di Timur Tengah.

Meski AS ikut membombardir tiga fasilitas nuklir utama Iran (Fordow, Natanz, dan Isfahan) Trump menekankan bahwa intervensi itu ā€œterbatasā€ dan ditujukan untuk mendorong deeskalasi.

Namun, sikap Trump berubah ketika Israel kembali menyerang setelah gencatan senjata mulai berlaku.

Ia menyebut tindakan Israel ā€œtidak dapat diterimaā€ dan langsung menelpon Netanyahu agar serangan dihentikan.

ā€œIsrael tidak akan menyerang Iran. Semua pesawat akan pulang,ā€ tulis Trump.

Netanyahu: Memperkuat Daya Gentar Israel

PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan ke fasilitas nuklir Iran adalah tindakan defensif yang sah.

Israel menargetkan instalasi pengayaan uranium di Natanz dan Isfahan, serta radar di sekitar Teheran.

Dengan keberhasilan tersebut, Israel menunjukkan bahwa mereka mampu mengeksekusi serangan presisi jarak jauh, bahkan tanpa keterlibatan darat.

Baca Juga :   Kontroversi Menkes Budi Gunadi Sadikin: Antara Pernyataan Sensasional dan Desakan Reshuffle

Netanyahu juga berhasil mendapatkan dukungan langsung dari Trump, sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam perang-perang sebelumnya seperti pada 1967 dan 1973.

Namun, serangan itu memicu kekhawatiran internasional, karena tidak semua negara percaya bahwa Iran sedang membangun senjata nuklir atau berniat menyerang Israel.

Iran dan Khamenei: Aset Nuklir Masih Aman?

Meskipun fasilitas permukaan dihancurkan, belum ada bukti kuat bahwa infrastruktur nuklir bawah tanah Iran rusak total.

IAEA belum mendapat akses ke Fordow untuk menilai kerusakan sebenarnya.

Sebaliknya, Iran menyatakan bahwa program nuklir mereka akan terus berjalan tanpa hambatan.

Mohammad Eslami, kepala Organisasi Energi Atom Iran, menyebut serangan telah ā€œdiantisipasiā€ dan pemulihan akan segera dilakukan.

Masih belum jelas pula siapa yang meluncurkan dua rudal balistik yang menghantam wilayah udara Israel setelah gencatan senjata berlaku.

Iran membantah bertanggung jawab, menimbulkan spekulasi bahwa insiden itu bisa jadi tidak disengaja atau dari pihak ketiga.

Gencatan Senjata: Damai atau Sekadar Jeda?

Para analis menilai bahwa gencatan senjata ini belum menjamin perdamaian jangka panjang.

Ketegangan masih sangat tinggi, terutama terkait program nuklir Iran.

Eropa mencoba mengambil peran sebagai mediator melalui pertemuan dengan Menlu Iran Abbas Araghchi.

Namun, usulan kompromi gagal mencegah serangan AS.

Analis geopolitik seperti Ioannis Kotoulas menyebut bahwa Eropa menjadi satu-satunya jalan diplomatik bagi Iran, mengingat dukungan Rusia yang tidak stabil dan permusuhan AS-Israel yang kian agresif.

Sementara itu, parlemen Iran justru memperkuat posisi dengan mendorong penghentian kerja sama dengan IAEA jika tekanan terus berlanjut.

Trump sendiri menyatakan tidak akan membiarkan program nuklir Iran berlanjut.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita