Banjir Manado Parah, 1110 Rumah Rusak, 1674 Orang Mengungsi

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Banjir bandang dan longsor yang menerjang Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) mengakibatkan 1.110 rumah rusak dan 1.674 orang mengungsi ke tempat aman.

Bencana hidrometeorologi ini juga mengakibatkan 5 orang meninggal dunia.

Banjir bandang dan longsor menerjang Kota Manado pada Jumat (27/1) lalu.

Pada Minggu (29/1) dilaporkan banjir mulai surut dan sejumlah warga yang mengungsi mulai kembali ke rumahnya.

Dilansir detikcom, Selasa (31/1/2023), berikut beberapa fakta-fakta banjir dan longsor di Manado:

971 Rumah Rusak Akibat Banjir

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data pada Senin (30/1) terkait banjir dan longsor di Manado. Disebutkan khusus bencana banjir, ada 420 unit rumah rusak berat, 103 rusak sedang, dan 448 rusak ringan.

Selanjutnya disebutkan kerusakan akibat banjir juga terjadi pada fasilitas umum. Masing-masing satu unit antara lain pasar, pemakaman warga, gereja, masjid, kantor kelurahan, dan tempat pacuan kuda.

Banjir ini berdampak di 34 kelurahan atau desa yang berada di 9 kecamatan. Sembilan kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Singkil, Mapanget, Tikala, Tuminting, Wenang, Sario, Bunaken, Paal Dua, dan Wanea.

139 Rumah Rusak Akibat Longsor

BNPB merilis data terbaru dampak bencana tanah longsor di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Senin (30/1). Disebutkan ada 33 rumah rusak berat, 59 rumah rusak sedang dan 47 rumah rusak ringan.

Selain rumah rusak, longsor juga merusak sejumlah fasilats umum di antaranya satu masjid dan ruas jalan Adiura-Pandu terputus.

Bencana longsor berdampak di 22 kelurahan atau desa di 7 kecamatan. Kecamatan terdampak berada di Kecamatan Tikala, Singkil, Wanea, Bunaken, Mapanget dan Wenang.

5 Orang Meninggal Dunia

Banjir bandang dan longsor di Manado mengakibatkan 5 orang meninggal dunia. Satu orang meninggal akibat banjir dan 4 lainnya akibat tanah longsor serta satu orang luka berat dan luka ringan.

Baca Juga :   Banjir Bandang Tewaskan 18 Orang Di Dubai

Adapun total warga mengungsi berjumlah 1.674 orang. Korban bencana banjir dan longsor yang mengungsi tersebar di Kecamatan Bunaken 948 orang, Paal Dua 370, Singkil 215, Tikala 100 dan Wanang 41.

Jalan Menuju Bandara Sam Ratulangi Amblas

Akses jalan menuju Bandara Sam Ratulangi Manado, amblas terdampak banjir bandang. Arus lalu lintas (lalin) di ruas jalan tersebut terpaksa dialihkan.

Jalan amblas tersebut di ruas jalan Adipura-Pandu, Kecamatan Mapanget. Warga yang hendak melintas pun dialihkan dari arah Jalan Pandu ke Tugu Adipura, Manado.

Kepala Dinas PUPR Sulut Alexander Watimena mengatakan terdapat dua titik jalan yang putus akibat longsor yang terjadi sejak Jumat (27/1). Pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pemantauan atas rencana perbaikan jalan ambles tersebut.

“Untuk saat ini tidak ada aktivitas di sini, karena ada dua titik yang putus. Jadi langkah daruratnya kita segera buat perencanaan kurang lebih satu dua hari, ada pembuatan talut dan jembatan,” kata Alexander, Senin (30/1).

Alexander menjelaskan pihaknya sudah mengalokasikan anggaran perbaikan tersebut. Sumber dananya dari APBD Pemprov Sulut tahun 2023.

“Jadi segera ada penanganan tahun 2023, dana-dana yang sifatnya penunjukan langsung,” ujarnya.

7 Hari Status Tanggap Darurat

Pemkot Manado menetapkan status keadaan darurat penanganan banjir dan tanah longsor. Kebijakan itu tertuang dalam nomor 27/KEP/B06/BPBD/2023 ini berlangsung 7 hari, terhitung dari 27 Januari hingga 2 Februari 2023.

“Status tanggap darurat hanya 7 hari. Mudah-mudahan aman, tidak hujan,” ucap Wali Kota Manado Andre Angouw kepada wartawan, Sabtu (28/1).

Andre mengatakan, selama masa tanggap darurat para pengungsi dipersilakan kembali ke rumah jika kondisi sudah normal. Apalagi banjir di sejumlah wilayah dikatakan sudah berangsur surut.

Baca Juga :   Diduga Diracun Anak Kandung, Sekeluarga Tewas di Magelang

“Kalau keadaan sudah seperti ini sudah bisa. Bagi yang di lokasi banjir,” imbuhnya.

Pihaknya juga memastikan proses evakuasi dan penyaluran bantuan kepada korban. Kebutuhan dasar pengungsi yang terdampak bencana dijamin.

“Paling pertama kan makanan, untuk makan sudah terpenuhi. Pemkot punya dapur umum dan beberapa organisasi serta pemerintah daerah yang turut membantu membentuk posko serta dapur umum,” papar Andre.

BNPB Sebut Banjir-Tanah Longsor Tak Separah Tahun 2014

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan banjir bandang dan tanah longsor di Manado tahun ini tidak separah yang terjadi tahun 2014 lalu. Menurutnya pemerintah provinsi telah melakukan mitigasi bencana.

“Jadi memang tahun ini sudah lebih kecil dari pada sebelumnya. Karena memang pemerintah provinsi sudah melakukan mitigasi,” kata Suharyanto, kepada wartawan saat melakukan peninjauan di perumahan relokasi korban banjir, Sabtu (28/1).

Menurut Suharyanto, pemerintah terus melakukan upaya supaya ke depannya tidak terjadi banjir lagi seperti tahun ini. Namun kata dia, perubahan seperti itu harus dilakukan secara bertahap.

“Nah, ini juga akan dilaksanakan tahun ini sehingga apabila tahun depan terjadi hujan deras seperti ini, tapi kalau terjadi lagi mudah-mudahan dampaknya lebih kecil,” tuturnya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita