JAKARTA – Di hadapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata, dan 300-an orang lain, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso bicara berterus terang. Ia bicara blak-blakan sesuai standar dan prinsip good corporate governance.
Tidak mau memperhalus kalimat atau diksi terkait istilah dalam bisnis perbankan agar jajaran BRI tidak terjerumus praktik gratifikasi dan korupsi.
Sunarso berdiri di podium, membelakangi layar lebar, light-emitting diode (LED), ukuran kira-kira panjang 20 meter dan lebar 4 meter yang menempel di dinding. Melalui pelantang, suaranya terdengar nyaring. Intonasi tegas. Bersemangat.
Ia berbicara kurang lebih satu jam. Sekitar 5 menit pertama, melihat teks. Selebihnya bicara lepas. “Saya akan bicara apa adanya. Terus terang. Tidak ditutup-tutupi, agar keluar semua isi kepala. Supaya lega dan kita semua yang ada di sini, pihak BRI maupun bapak ibu vendor mudah mengerti,” ujar Sunarso pada acara BRI vendor gathering mengusung tema Strengthening Synergy With Good Corvorate Governance di Menara BRILian Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (20/6/2024) pagi.
Awal berdiri di panggung, Sunarso menceritakan perjalanan hidupnya sejak kecil hingga menjadi Chief Executive Officer (CEO) BRI. “Saya akan cerita tentang data pribadi. Saya orang desa. Saya orang susah. Orangtua saya petani. Saya dibesarkan seorang ibu, single parent,” kata Sunarso.
Pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur, 7 November 1963, melanjutkan, “Saya orang yang dapat menikmati pendidikan, suatu anugerah Tuhan. Saya diterima PTN, diterima tanpa tes. Anaknya petani kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB).”
Sunarso berbicara saat di hadapannya duduk ratusan orang, selain Alexander Marwata, juga tampak Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto, Senior Executive Vice President (SEVP) Fixed Asset Management and Procurement BRI Aestika Oryza Gunarto, dan SEVP Satuan Kerja Audit Intern BRI Donny Permana. Jajaran direktur bermacam perusahaan vendor mitra BRI baik jasa maupun barang juga menyimak.
Mengenai kampus IPB, Sunarso berkelakar juga. “Saya lulus dari IPB, yang ternyata bukan hanya bisa mencetak ahli pertanian. IPB bukan saja institut Pertanian Bogor, tetapi juga Insitut Perbankan Bogor, karena bisa mencetak banker seperti saya.”
Memperoleh kesempatan kuliah di kampus ternama memacu semangat dan motivasi Sunarso. Ia selalu mengingat dan menjalankan nasihat ibu, “sekolah sing pintar le. Ben nggak koyok ibu, dadi petani.” (Sekolah/kuliah yang pintar, nak. supaya tidak jadi petani kayak ibu).
Setelah lulus kuliah, ia kerja di bank. Lelaki yang sebagian rambutnya telah memutih kemudian berkisah tentang pengalaman mengelola perbankan. Ia telah menangani banyak bank, semuanya BUMN (badan usaha milik negara). Tidak pernah di bank swasta.
Kini, sejak lima tahun lalu, sejak September 2019, ia menjabat Direktur Utama BRI. Sunarso bercerita pencapaiannya memberi kontribusi bagi bangsa.
“Saya menjadi CEO BRI saat pandemi, 2019. Walaupun masa pandemi Covid, rupanya BRI masih bisa laba. Dan ada pelajaran berharga dari pandemi covid-19, memaksa saya membawa transformasi BRI
lebih cepat. Konon, orang berubah karena dua sebab, pertama karena takut, atau kedua karena percaya akan ada peringatan dari Tuhan (kalau tidak berubah, kita akan habis),” katanya.
Saat masih pandemi Covid yang serba terbatas pergerakan secara fisik, BRI mempercepat tranformasi menuju perbankan digital, dan menjadi perbankan yang mengoptimalkan penyaluran kredit kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
Perubahan strategi itu efektif memberi kebaikan. Selama kurun waktu 6 tehaun sejak 2018, BRI berkontribusi pada keuangan negara sebesar Rp 161,7 triliun.
“Saya hapal kinerja keuangan BRI,” katanya. Tahun 2019 BRI laba Rp 34 triliun, kemudian karena Covid, tahun 2020 masih laba tapi turun menjadi Rp 18 triliun. Buah dari tranformasi terasa, tahun 2021 laba naik menjadi Rp 31 triliun, selanjutnya 2022 laba Rp 51 triliun, dan tahun 2023 laba meningkat lagi menjadi Rp 60 triliun.
Sunarso rupanya punya maksud di balik kisah perjalanan hidup dari kecil hingga sukses membawa BRI menjadi bank peraih laba tertinggi di Indonesia. “Bank BRI ini perusahaan besar. Perlu menjaga sustainability (keberlanjutan), agar terus bertumbuh,” kata Sunarso.
Ia meminta semua banker BRI, dan vendor mitra, agar tidak terlibat praktik gratifikasi dan korupsi. Pada acara ini, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan pemberantasan korupsi berjalan di tempat. “Indonesia tidak baik-baik saja. Terbukti indeks pemberantasan korupsi, jalan di tempat. Saat ini sama seperti saat saya masuk KPK tahun 2015,” kata Alex.
Contoh lain, kebocoran biaya pembangunan di pemerintah daerah, berkisar 10 sd 20 persen. “Di BUMN juga ada masalah. Tapi bukan di BRI,” katanya. Wakil Ketua KPK ALexander Marwata menyebut Indonesia tidak baik-baik saja. Indeks pemberantaran korupsi buruk, jalan di tempat. Ia bicara di acara BRI vendor gathering, Kamis (20/6/2024)
Wakil Ketua KPK ALexander Marwata menyebut Indonesia tidak baik-baik saja. Indeks pemberantaran korupsi buruk, jalan di tempat. Ia bicara di acara BRI vendor gathering, Kamis (20/6/2024) (Tribunnews.om)
Ia menyebut, jasa konsultan, digunakan untuk mengeluarkan dana BUMN. Perusahaan konsultan itu itu saja. “Berapa biaya? Saya sudah minta staf kaji semua. Jangan sampai jumlah semuanya triliunan. Dan jangan sampai, korupsi mulai dari perencanaan. Misalnya, mulai dari perencanaan anggaran, dibuat pos tertentu dan dilobi oleh vendor agar dapat jasa konsultan. Kalau sejak perencanaan saja sudah ada korupsi, maka proyeknya pasti abal-abal, tidak benar. Makanya banyak alat yang dibeli miliaran, kita dapati mangkrak,” ujar Alex.
Keputusan Besar Diputuskan Bersama, Dirut Tidak Otoriter
Sunarso membuka kiat manajemen BRI. “Ada tiga area paling saya waspadai, yakni pemberitan kredit, pengadaan dan penempatan orang.”
Menurut Sunarso, ia bersepakat dengan manajemen puncak BRI membangun sistem berprinsip pada good corporate governance, yakni semua hal besar harus diputuskan melalui rapat komite. Komite dibuat berjenjang A, B, C dan seterusnya, dari level dewan direksi, pimpinan regional hingga kepala cabang BRI.
“Jarang keputusan besar saya putus sendiri. Kecual hal-hal kecil, baru saya putus sendiri. Jangan pernah membawa kepentingan pribadi. Jangan pernah bawa alasan saya dipaksa. Mari kita putus bersama-sama dalam satu meja rapat. Setiap rapat pun diibuatkan notulensi. Semua peserta tanda tangan. Jadilah profesional di bagian atau bidang masing-masing,” kata Sunarso.
Dia pun mengukap perlunya pemisahan tugas dan kewenangan setiap bagian, segregation of Duties (SoD). BRI membagi tugas atas beberapa pilar, yakni bisnis, pilar risk management dan pilar operation. Semua saling menghargai tugas pokok masing-masing. Tidak boleh saling menihilkan. Tidak boleh intervensi.
“Dulu, zaman Orde Baru kita dengar skandal ketebelece dari pimpinan bank. Sekarang tidak boleh. Setiap proposal kredit misalnya, harus dikaji. Kalau layak katakan layak, kalau tidak katakan tidak. Tidak boleh ragu. Pilihannya tidak boleh atau. Jangan eksekusi satu program yang ragu. Kalau dilaksanakan, (pilar) operation akan kena masalah,” katanya. Dirut tidak otoriter, asal perintah.
BRI merupakan holding beberapa perusahaan. Anak perusahaan BRI antara lain, PT Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), BRI Danaresksa Sekuritas, BRI Ventures, BRI Life, BRI Finance, BRI Remittance, BRI Raya. Tahun 2023, BRI memiliki karyawan lebih dari 200 ribu orang. Data April 2024, aset PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 1.989,07 triliun.
Kisah Si Kere yang Mengaku Punya Backing Kelas Macan
Hal lain, Sunarso meminta semua jajaran BRI percaya diri. Kunci pede adalah pintar. Menguasai masalah dan proses bisnis. Ketika banker peraya diri, dia tidak akan pernah gentar andai ditakut-takuti pihak tertentu, padahal punya niat untuk mendapatkan pencarian kredit atau memenangkap proyek.
“Ada penjual informasi. Banyak. Dan ini paling saya benci. Saya juga sering digosipkan. Infonya bapak akan dipindah, digeser. Tujuannya apa, untuk menakut-nakuti. Ada juga datang (ke kantor regional tau cabang), mengaku-ngaku kawan saya. Ada juga mengaku, tim sukses ini dan itu. Ada juga middleman, atau maclaren alias makelar. Calo”
Sunarso bercerita pula tentang adanya fakta, seseorang yang dia sebut kere mencere. Miskin, semiskin-miskinnya. Ia meminta semua semua banker BRI harus bekerja atau berusaha secara wajar. Dapat membedakan mana kelompok yang minta duit, dan mana yang meminta pekerjaan. Lalu putuskan sesuai standar dan prinsip good corporate governance yang mengndalkan sistem yang tertulis. Sambil tetap jaga peraturan yang tidak tertulis.
“Jangan dengar penjual informasi. Saya paling tidak suka kepada yang menjual informasi. isukan mau dipindah, mau dicopot dan lain-lain. Jangan habiskan waktu dan tenagamu untuk kasak kusuk ke sana ke mari. Karena itu pak Alex, saya tidak mau berurusan dengan vendor. Dari satelit sampai vendor sapulidi tidak ada yang berusaha kenal saya,” katanya.
Si kere, melakukan berbagai upaya supaya mendapat proyek, atau vendor. Atau mencari dana perbankan mendanai proyek melalui berbai cara, dri halus sampai trik memaksa berdalih punya backing. Setelah mendapat proyek, dan berhasil, lama-lama si kere naik status jadi orang kaya. Ia bergaul dengan pembesar dan hebat. Kemudian ia menaikkan diri seakan menjadi orang hebat juga. Si kere ini mungkin saja vendor.
Lama kelamaan, si kere kemuduian coba mendikte banker, yang semula membantunya. Di sisi lain, banker yang tidak percaya diri akhirnya berbalik status menjadi minta tolong kepada si kere. Dan jadinya, ia sebagai berhala. Orang ini jadi seakan berhala, karena menakut-nakuti atau memberi janji iming-iming, dan akhirnya didatangi pihak banker.
“Jangan mudah ditakut-takuti. Jangan mudah mendapat janji, iming-iming. Perusahaan akan rusak atau keropos kalau semua vendor bermuka macan, singa atau buaya. Banyak pihakmengaku punya backing, klaimnya macan, padahal begitu disentil dikit dia adalah kucing. Maka pihak bank jangan takut.”
Di akhir sambutannya, Sunarso meminta pihak bank BRI maupun vendor agar bersikap profesional. “Jangan terlalu dekat, karena kalau terlalu dekat, kamu digigit. Jangan tanggung, nanti kamu dicakar. Tapi terlalu jauh, kau difitnah. Sekali lagi, maka jadilah profesional.”
Ia menambahkan, “saya yakin bapak ibu vendor di sini tidak begitu. Tapi di luar sana, ada.”
Senior Executive Vice President (SEVP) Fixed Asset Management and Procurement BRI, Aestika Oryza Gunarto mengatakan acara diselenggarakan hybrid, sebagian hadir secara fisik, lainnya dalam jaringan (online). Pesesrta 300-an orang, acara adalah jajaran direksi perusahaan vendor barang dan jasa, juga pejabat KPK, petinggi BRI di kanator pusat hingga kantor cabang di seluruh Indonesia.
Presiden Jokowi Apresiasi Penyaluran KUR BRI
Sukses Sunarso memimpin BRI mendapat apresiasi dari pemerintah. Presiden Joko Widodo mengatakan, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso seharusnya mendapat penghargaan nobel perdamaian.
Dalilnya, BRI sudah mengembangkan berbagai produk kredit untuk membantu masyarakat miskin, misalnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar), dan tabungan UMi.
Jokowi membandingkan produk-produk BRI tersebut sudah seperti grameen bank yang pernah dikembangkan oleh Muhammad Yunus dari India. Muhammad Yunus menerima anugerah nobel perdamaian pada 2006 karena grameen bank yang memberikan bantuan kredit untuk masyarakat miskin.
“Saya ingat PNM Mekaar di tahun 2015 itu nasabahnya baru 400.000 kurang lebih, sekarang sudah sampai 15,2 juta. Grameen Bank, Bapak Muhammad Yunus itu dapat Nobel karena Grameen Bank memiliki nasabah 6,5 juta,” ujar Jokowi saat memberi sambutan di acara BRI Microfinance Outlook 2024 di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
“Ini harusnya Pak Dirut, Pak Sunarso sudah diberi nobel, harusnya. (Yang nasabahnya) 6,5 juta dapat, masa yang tadi PNM Mekaar 15,2 juta, kemudian UMI (nasabahnya) bisa 8,2 juta, KUR-nya saya enggak tahu. KURnya berapa? 16 juta. Angka yang tidak kecil,” kata dia. Kepala Negara lantas berseloroh bahwa Dirut BRI belum mendapat hadiah nobel karena tidak ada pihak yang mengusulkan.
Sebelumnya, Sunarso mendapat penghargaan The Best CEO Anugerah BUMN 2022.
Sunarso tidak tiba-tiba duduk sebagai pucuk pimpinan bank, sang pemilik BRIsat, satelit milik BRI yang diluncurkan 18 Juni 2016 di Guyana, Perancis.
Masih di forum yang sama, pemegang gelar pendidikan Sarjana Pertanian, program studi Agronomi, Institut Pertanian Bogor dan Master of Business Administration, Administrasi Bisnis, Universitas Indonesia, menduduki kursi Wakil Direktur Utama BRI selama delapan bulan awal 2019.
Dia juga pernah memimpin perusahaan yang terkenal dengan isi promosi “menyelesaikan masalah tanpa masalah” Pegadaian sebagai Direktur Utama, 2017 – 2019. Ketika Dirut PT Pegadaian, Sunarso ungkap satu kisah. Suatu waktu, seorang menteri menantangnya agar menyalurkan banyak dana kepada masyarakat. Sang menteri berucap, “Loe banyakin salurkan dana. Kalau kurang modal, gue tambahin.”
Sunarso menjawab, “Bu, Pegadaian bukan kurang duit. Tapi kurang percaya diri. Duitnya malah banyak sekali.”
Sebelum di BRI, dia lama di Bank Mandiri sejak 1999. Sunarso pernah menjabat Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri. Sebelumnya juga pernah di Bank Dagang Negara sejak 1991 hingga 1996.
Ketika ditugaskan di Pegadaian, Sunarso menerima banyak penghargaan. Dalam waktu yang cukup singkat, 14 bulan, Pegadaian memenangkan penghargaan, di antaranya 5 penghargaan pada ajang BUMN Marketeers Award 2018 dari Forum Humas BUMN dan Markplus Inc, serta IMA (Indonesia Marketing Association).
Dilansir dari situs bri.co.id, Sunarso juga menerima 4 penghargaan individu selaku Direktur Utama Pegadaian, yaitu CEO terbaik dalam kategori tata kelola perusahaan dan pelayanan yang diberikan 7 Sky Media Award 2018.
Selanjutnya, The Best CEO kategori Talent Development dalam ajang Anugerah BUMN Award 2018, sekaligus membawa Pegadaian sebagai Perusahaan Terbaik 1 kategori perusahaan dengan GCG (Good Corporate Governance).
Produktif Cetak Gol
Usia boleh berkepala 6. Namun jangan ragukan stamina dan kebugaran Sunarso. Tidak tanggung-tanggung. Olahraga yang digemarinya, termasuk kesukaan anak muda di lapangan hijau, yakni sepak bola.
Penulis pernah kali ikut bermain sepak bola di lapangan minisoccer BRILiant Stadium milik BRI di Jalan Fatmawati Jakarta. Pertama, dalam satu eksebisi BRI Trofeo Cup, Sabtu (20/8/2022), manajemen BRI mengundang berbagai kalangan untuk bermain sepakbola. Tidak main-main. Turnamen mini.
Pertandingan dihadiri para pemimpin redaksi media massa, anggota DPR RI, dan pejbat BRI. Diundang pula para mantan atlet nasional atau timnas sepak bola. Pesepak bola nasional, seperti Marcus Horison, Bima Sakti, Firmansyah, serta pelatih tim Indonesia U-20 Indra Sjafri.
Masing-masing tim juga diperkuat legenda tim nasional, seperti Bima Sakti, Firmansyah, Indriyanto Setyo Nugroho, dan Markus Horison.
Sunarso bermain stabil sepanjang pertandingan, satu babak 25 menit. Ia menempati posisi penyerang tengah, lincah gerak ke kanan. Gocekannya lihai. Produktif mengeksekusi gol. Dalam dua laga itu, Sunarso mencetak 6 gol. Sunarso top skor.
Kesempatan lain, 10 Maret 2023. BRI mengadakan Fun Match Mini Soccer di Lapangan BRIlian Stadium, Fatmawati Selatan, Jakarta.
Pertandingan persahaban diikuti klub jajaran direksi BRI, wartawan/pemimpin redaksi media, anggota Komisi VI DPR RI dan pesepakbola senior. Hadir antara lain Anggota DPR RI Aria Bima, M. Sarmuji, Abdul dan Hakim Bafagih.
Legenda sepak bola nasional antara lain Kurniawan Dwi Yulianto, Markus Horison, Bima Sakti, Budi Sudarsono, Yeyen Tumena. Juga coach Indra Sjafri. Pada eksebisi itu, Sunarso juga tampil dominan di daerah gawang lawan. (amb)