Pelaku Penembakan Donald Trump Teridentifikasi, Sejauh Ini ?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Pelaku penembakan terhadap Donald Trump telah teridentifikasi. Pria berusia 20 tahun itu bernama Thomas Crooks. Dia telah ditembak mati oleh Dinas Rahasia setelah upaya pembunuhan yang dilakukannya. Masih menjadi teka-teki motif di baliknya.

Mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan dia “seharusnya mati” setelah upaya pembunuhan pada Sabtu (13/07) malam dalam kampanye terbuka di Pennsylvania.

Dalam salah satu wawancara pertamanya sejak kejadian tersebut, Trump mengatakan kepada media konservatif AS bahwa dia merasa diselamatkan “karena keberuntungan atau Tuhan”.

“Hal yang paling luar biasa adalah saya tidak hanya menoleh tetapi juga menoleh pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang tepat,” katanya, seraya menambahkan bahwa peluru yang mengenai telinganya bisa dengan mudah membunuhnya.

“Saya seharusnya sudah mati, saya tidak seharusnya berada di sini,” katanya.

Trump menggambarkan saat dia melihat ke arah kerumunan setelah menyadari dia telah ditembak.

“Energi yang datang dari orang-orang di sana pada saat itu, mereka hanya berdiri di sana. Sulit untuk menggambarkan bagaimana rasanya, tapi saya tahu dunia sedang melihatnya.

“Saya tahu bahwa sejarah akan menilai hal ini, dan saya tahu saya harus memberi tahu mereka bahwa kami baik-baik saja,” katanya kepada Washington Examiner.

Trump telah tiba di Milwaukee untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik.

Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) akan digelar di sana mulai hari Senin, untuk menjadikan Trump sebagai kandidat presiden.

Dia menyerukan agar rakyat Amerika “bersatu” setelah serangan itu.

FBI sedang berupaya mengakses telepon Crooks guna mempelajari lebih lanjut tentang penyebab percobaan pembunuhan tersebut, namun Crooks tampaknya tidak memiliki ”ideologi” apa pun.

“Peralatan mencurigakan” ditemukan di mobilnya, kata para pejabat, dan tim penjinak bom telah dipanggil.

Dinas Rahasia mengatakan pihaknya “tidak mengantisipasi perubahan operasional apa pun” terhadap keamanan di RNC minggu ini.

Corey Comperatore, 50 tahun, adalah seorang penonton yang terbunuh dalam rapat umum tersebut. Dia memasang badannya ke arah keluarganya untuk melindungi mereka, kata istrinya.

Presiden Biden mengatakan bahwa dia telah memerintahkan dilakukan peninjauan keamanan RNC dan rapat-rapat umum.

Seorang saksi mengatakan kepada BBC bahwa dia melihat seorang pria dengan senapan merangkak di atap sebelum tembakan terdengar, dan dia mencoba memperingatkan polisi.

Siapa pelaku penembakan Trump?

Thomas Crooks tidak membawa kartu identitasnya sehingga penyelidik menggunakan DNA dan teknologi pengenalan wajah untuk mengidentifikasinya, kata FBI.

Dia berasal dari Bethel Park di Pennsylvania, sekitar 70 km dari lokasi percobaan pembunuhan. Dia lulus pada tahun 2022 dari Sekolah Menengah Bethel Park dengan hadiah $500 (Rp8 juta) untuk matematika dan sains, menurut surat kabar lokal.

Crooks bekerja di dapur panti jompo setempat yang tidak jauh dari rumahnya. Sejumlah staf panti jompo itu mengatakan bahwa Crooks lolos pemeriksaan latar belakang dan mereka tidak menaruh curiga padanya.

Community College of Allegheny, atau CCAC, telah mengonfirmasi bahwa Crooks berkuliah antara September 2021 dan Mei 2024. Ia lulus dengan gelar sarjana di bidang teknik mesin.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke BBC, pihak perguruan tinggi mencatat bahwa Crooks lulus “dengan penghargaan tinggi” dan tidak ditemukan insiden disipliner atau perilaku terkait keamanan dalam arsip-arsipnya semasa kuliah.

Catatan pemilih di negara bagian menunjukkan bahwa dia terdaftar sebagai anggota Partai Republik, menurut media AS.

Dia juga dilaporkan telah menyumbangkan $15 kepada kelompok kampanye liberal ActBlue pada tahun 2021.

Dia adalah anggota klub menembak lokal, Clairton Sportsmen’s Club, setidaknya selama satu tahun. Hal ini dikonfirmasi klub tersebut kepada BBC.

Klub ini berbasis di selatan Pittsburgh dan merupakan “salah satu fasilitas penembakan utama di wilayah tiga negara bagian” Pennsylvania, Ohio, dan West Virginia. Saat ini klub tersebut memiliki lebih dari 2.000 anggota.

Fasilitas klub itu meliputi berbagai sarana latihan menembak, termasuk fasilitas senapan berkekuatan tinggi dengan target hingga jarak 171 meter.

Pemilik klub, Bill Sellitto, mengatakan kepada BBC bahwa penembakan terhadap Trump adalah “hal yang sangat buruk”. Akses ke klub dikontrol dengan ketat, hanya anggota yang diperbolehkan masuk ke dalam fasilitas yang luas tersebut.

Baca Juga :   Buntut Ucapan Dukun Kini Pesulap Merah Disanksi Adat Dayak

“Jelas, klub sepenuhnya menegur tindakan kekerasan yang tidak masuk akal,” kata pengacara Robert S Bootay III, yang mewakili organisasi tersebut, kepada BBC.

Aparat AS yakin senjata yang digunakan untuk menembak Donald Trump, senapan bergaya AR, dibeli oleh ayah Crooks, menurut penyelidik.

Tidak jelas bagaimana senjata itu sampai ke tangan putranya, meskipun tidak ada dugaan bahwa sang ayah punya firasat tentang apa yang akan terjadi.

Berbicara tanpa mau disebutkan namanya, dua petugas mengatakan kepada kantor berita AP bahwa ayah Crooks membeli senjata tersebut setidaknya enam bulan lalu.

Pihak berwenang juga mengatakan bahwa Crooks membeli sekotak amunisi berisi 50 butir peluru pada hari pawai berlangsung, lapor CBS, mitra berita BBC di AS.

Menurut laporan media AS, Crooks mengenakan kaos oblong dari Demolition Ranch, saluran YouTube yang terkenal dengan konten senjata. Saluran ini memiliki jutaan pelanggan yang menampilkan video tentang berbagai senjata dan alat peledak.

Sehari setelah penembakan, sumber penegak hukum juga mengatakan kepada CBS bahwa perangkat mencurigakan ditemukan di kendaraan Crooks.

Menurut CBS, Crooks memiliki peralatan yang tersedia secara komersial yang tampaknya mampu menghidupkan perangkat tersebut.

Teknisi bom dipanggil ke tempat kejadian untuk mengamankan dan menyelidiki perangkat tersebut.

Apa motif pelaku menembak Trump?

Setelah mengetahui identitas Crooks, polisi dan lembaga sedang menyelidiki motifnya.

Sejauh ini, mereka belum dapat mengidentifikasinya.

Pada 15 Juli, FBI mengatakan ahli forensiknya berhasil mengakses telepon Crooks. Kini mereka sedang memeriksanya serta bukti digital lainnya untuk mendapatkan petunjuk.

Penyelidikan bisa memakan waktu berbulan-bulan dan penyelidik akan bekerja “tanpa lelah” untuk mengidentifikasi motif Crooks, kata Kevin Rojek, agen khusus FBI di Pittsburgh, pada hari penembakan.

Berbicara kepada CNN, ayah Crooks, Matthew Crooks, mengatakan dia mencoba mencari tahu “apa yang terjadi” tetapi akan “menunggu sampai saya berbicara dengan penegak hukum” sebelum berbicara tentang putranya.

Keluarga Crooks bekerja sama dengan penyelidik, menurut FBI.

Mengutip tiga sumber penegak hukum, CBS melaporkan bahwa ayahnya menelepon polisi setelah penembakan tersebut, meskipun sifat panggilan tersebut masih belum jelas.

Secara total, lebih dari 100 wawancara sejauh ini telah dilakukan.

Polisi menutup jalan menuju rumah tempat Crooks tinggal bersama orang tuanya. Pencarian tempat tinggal selesai pada 15 Juli.

Seorang tetangga mengatakan kepada CBS bahwa petugas mengevakuasinya di tengah malam tanpa peringatan.

Kepolisian Bethel Park mengatakan ada penyelidikan bom di sekitar rumah Crooks.

Akses ke kawasan tersebut tetap terkendali. Kendaraan polisi memblokir jalan masuk di depan rumah.

Pada Selasa sore, pita polisi kuning terlihat dipasang di depan rumah keluarga Crooks. BBC dapat melihat dengan jelas bagian belakang kediaman tersebut, namun tidak melihat pergerakan apa pun di dalamnya.

Hanya warga yang diizinkan masuk atau keluar jalan.

Sumber penegak hukum mengatakan kepada CBS bahwa mereka yakin ada perencanaan tertentu sebelum penembakan tersebut.

Namun, berapa banyak waktu yang dihabiskan dalam perencanaan tersebut masih menjadi bahan penyelidikan.

Polisi yakin Crooks bertindak sendirian, namun terus menyelidiki apakah dia ditemani dalam kampanye Trump tersebut.

Seperti apa sosok Crooks?

Sejauh ini, muncul gambaran yang membingungkan – dan terkadang bertentangan – tentang siapa sebenarnya Crooks.

Berbicara kepada media lokal KDKA, beberapa pemuda setempat yang bersekolah bersamanya menggambarkan Crooks sebagai seorang penyendiri, yang sering diintimidasi, dan terkadang mengenakan “pakaian berburu ke sekolah”.

Mantan teman sekelasnya yang lain, Summer Barkley, memberinya penilaian berbeda. Dia mengatakan kepada BBC bahwa Crooks “selalu mendapat nilai bagus dalam ujian” dan “sangat bersemangat tentang sejarah”.

“Apa pun mengenai pemerintahan dan sejarah sepertinya dia ketahui,” katanya. “Tapi itu bukan sesuatu yang luar biasa… dia selalu baik.”

Menurutnya, Crooks sangat disukai oleh guru-guru.

Temannya yang lain hanya mengingat sosok Crooks sebagai orang yang pendiam.

Baca Juga :   Trump Akan Ambil Alih Kanada, Greenland, dan Terusan Panama: Strategi 'America First' yang Mengguncang Dunia

“Saya tidak tahu apakah ada orang yang mengenalnya dengan baik,” kata salah satu mantan teman sekelasnya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada BBC. “Dia bukan laki-laki yang benar-benar saya pikirkan. Tapi dia tampak baik-baik saja.”

Teman sekelas lainnya, yang juga tidak ingin disebutkan namanya, menyebut sosok Crooks sebagai “cerdas tapi sedikit aneh”.

Pemilik dan karyawan Angelo’s Pizza, sebuah restoran di Bethel Park, mengatakan kepada BBC bahwa mereka kenal dengan Crooks.

Pemilik restoran, Sara Petko, mengatakan bahwa karyawan-karyawannya – beberapa di antara mereka adalah teman sekelas Crooks – mengira dia adalah seorang “penyendiri”. Namun mereka kesulitan memahami bagaimana seorang pria yang tadinya pendiam memilih jalur kekerasan.

“Ini sungguh gila,” katanya. “Tidak saya sangka seseorang yang pada dasarnya berada di awal kehidupannya bisa melakukan ini.”

Jameson Myers, mantan anggota tim menembak di Sekolah Menengah Bethel Park yang lulus bersama Crooks pada tahun 2022, mengatakan kepada CBS bahwa Crooks tidak masuk tim.

“Dia bahkan tidak masuk tim junior setelah mencobanya,” tambah Myers. “Dia tidak pernah kembali untuk uji coba selama sisa sekolah menengahnya.”

Mantan teman sekelasnya yang lain mengatakan kepada ABC News bahwa Crooks “menembak dengan buruk” dan “tidak terlalu cocok untuk tim menembak”.

Pihak pengawas sekolah mengatakan tidak ada catatan Crooks mencoba masuk tim menembak dan dia “tidak pernah muncul dalam daftar pemain”.

Myers mengingat Crooks sebagai “anak laki-laki normal” yang “tidak terlalu populer tetapi tidak pernah diganggu atau apa pun”.

“Dia adalah anak baik yang tidak pernah berbicara buruk tentang siapa pun dan saya tidak pernah berpikir dia mampu melakukan apa pun yang saya lihat dia lakukan dalam beberapa hari terakhir.”

Max Smith, yang mengambil mata pelajaran sejarah Amerika bersama Crooks, mengatakan kepada Philadelphia Inquirer bahwa mantan teman sekelasnya “pastinya konservatif”.

Smith mengingat kembali sebuah debat yang melibatkan mereka berdua, dengan mengatakan: “Mayoritas kelas berada di pihak liberal, namun Tom, apa pun yang terjadi, selalu mempertahankan pendiriannya di pihak konservatif.”

“Itu membuat saya bertanya-tanya mengapa dia melakukan upaya pembunuhan terhadap kandidat konservatif,” katanya.

Warga lainnya hanya mengatakan bahwa mereka terkejut karena terduga pelaku penembakan datang dari Bethel Park yang sepi dan rindang.

Di antara mereka adalah Jason Mackey, seorang pria berusia 27 tahun yang tinggal di dekat kediaman Crooks dan bekerja di sekolah Crooks saat Crooks masih menjadi pelajar.

Meskipun Mackey mengatakan bahwa dia tidak mengenal Crooks secara pribadi, dia masih belum pulih dari rasa tidak percaya.

“Ini sungguh mengejutkan. Anda tidak akan mengira peristiwa sebesar ini akan terjadi begitu saja,” katanya. “Ini hanya situasi yang gila.”

Sebelumnya, seorang saksi mengatakan kepada BBC bahwa dia melihat seorang pria – diyakini sebagai Crooks – dengan senapan di atap sebuah gedung sebelum Trump ditembak.

BBC Verify menganalisis rekaman dan mengonfirmasi bahwa pria bersenjata itu melepaskan tembakan dari atas sebuah bangunan gudang datar yang berjarak kurang dari 200 meter dari lokasi berdiri Trump.

Dalam insiden ini, mantan presiden Donald Trump selamat.

Dia dilaporkan telah keluar dari sebuah rumah sakit setelah mendapat perawatan, sebut dua sumber kepada CBS News yang menjadi mitra BBC di AS.

Dalam komentar pertamanya, Trump berterima kasih kepada Dinas Rahasia AS, dan penegak hukum lainnya “atas respons cepat mereka terhadap penembakan yang baru saja terjadi”.

“Yang paling penting, saya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga korban yang terbunuh dalam demonstrasi tersebut, dan juga kepada keluarga korban lainnya yang terluka parah,” katanya dalam sebuah unggahan.

“Sungguh luar biasa bahwa tindakan seperti itu dapat terjadi di negara kita. Tidak ada yang diketahui saat ini tentang penembaknya, yang sekarang sudah meninggal,” tambahnya.

Dia mengakhiri postingannya dengan, “TUHAN MEMBERKATI AMERIKA!”

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita