MEDIAPASTI.COM – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) sekaligus politikus PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo mengungkapkan kesiapannya maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 nanti.
PDIP bermetamorfosa setelah Ganjar Pranowo menyatakan siap menjadi capres 2024.
Pada Juni lalu, sebelum Ganjar menyatakan siap maju jadi capres 2024, PDIP menunjuk Ganjar Pranowo membacakan rekomendasi hasil Rakernas II PDIP.
Rekomendasi yang dibacakan Ganjar itu terkait ideologi, sistem politik, dan Pemilu 2024.
Rekomendasi pertama rakernas II ini dibacakan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto kemudian menyerahkan kepada Ganjar untuk membacakan rekomendasi Rakernas II yakni tentang ideologi, sistem politik, dan pemilu.
“Maka untuk rekomendasi selanjutnya, berkaitan dengan ideologi Pancasila, sistem politik, dan pemilu kami minta Bapak Ganjar Pranowo untuk ke depan membacakan rekomendasi,” kata Hasto di lokasi Rakernas II PDIP, Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6).
“Kemudian sekaligus Pak Gubernur Sulut Olly Dondokambey nanti akan membacakan pembangunan desa sebanyak 8, dan kemudian pemenangan pemilu nanti Bapak Arif Wibowo dan agenda strategis partai kami bacakan kembali dipersilakan,” kata Hasto.
Ganjar lantas langsung berdiri menuju mimbar. Ganjar menyapa Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri hingga Puan Maharani yang berada di depan.
“Yang terhormat, Ibu Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDIP. Yang saya hormati Mbak Puan, Mas Nanan, Mas Hasto, tentu saja seluruh pimpinan DPP PDIP, dan teman teman peserta rakernas yang saya muliakan,” kata Ganjar.
“Ibu izinkan saya membacakan secara langsung rekomendasi rakernas kedua PDIP terkait ideologi Pancasila,” kata Ganjar.
Ada tujuh poin rekomendasi Rakernas II PDIP yang dibacakan Ganjar.
Poin keempat dari rekomendasi Rakernas II PDIP yang dibacakan Ganjar membuat peserta riuh bertepuk tangan.
Rekomendasi poin keempat itu berkaitan dengan keputusan pencapresan yang berada di tangan Megawati sesuai dengan mandat kongres
“Rakernas II Partai menegaskan bahwa penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung oleh PDI Perjuangan pada Pemilu 2024, berdasarkan keputusan Kongres V Partai, AD/ART Partai, dan tradisi demokrasi partai adalah hak prerogatif Ketua Umum Partai profesor doktor honoris causa Megawati Soekarnoputri,” kata Ganjar membacakan rekomendasi tersebut.
Dalam penutupan Rakernas II PDIP, Megawati Soekarnoputri mengungkit banyaknya pertanyaan perihal deklarasi capres-cawapres dari partainya. Megawati masih menyembunyikan capres-cawapres PDIP.
“Tentu semuanya berpikir kenapa ya Ibu, sudah banyak itu pertanyaan, kapan mau mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden,” kata Megawati di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6).
Megawati meminta semua pihak bersabar menanti capres-cawapres PDIP. Megawati menyebut waktu penentuan capres-cawapres masih lama karena itu dia masih menyembunyikan nama-nama.
“Ya sabarlah sedikit, orang waktunya masih 2 tahunlah. Ya boleh dong saya umpetin aja terus karena saya toh pernah mengatakan di sekolah BIN ketika saya diundang ke sana, saya mengatakan begini, dan ini dari sisi pengalaman saya yang bermain politik itu sudah dari tahun 1986 terjun. Akhirnya saya membuat kesimpulan menjadi presiden itu sebetulnya mudah karena saya mengatakan dari pejabat sampai presiden itu karena aturannya sudah dibuat,” kata Megawati.
Meski menyebut menjadi presiden mudah karena aturannya sudah ada, Megawati mengakui terus mencari sosok pemimpin yang pas. Megawati harus merenungkan sosok pemimpin agar tepat.
“Tetapi yang saya renungkan adalah mencari sosok pemimpin. Karena kalau penjabat, presiden pun sebenarnya masuk pegawai negeri loh,” kata Megawati.
PDIP menjelaskan mengapa Ganjar ditunjuk membacakan rekomendasi hasil Rakernas II PDIP. PDIP mengatakan setiap gubernur yang hadir diberi kesempatan.
“Semua gubernur yang hadir tadi diberikan kesempatan,” kata Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6).
Djarot mengatakan pemberian kesempatan kepada gubernur itu menandakan kalau rekomendasi itu berlaku bagi semua. Djarot lantas mengatakan terkait pembagian tema rekomendasi tidak disengaja tapi ngalir begitu saja.
“Itu menandakan rekomendasi itu berlaku bagi semuanya. Baik yang di internal partai, kita juga menjadi suatu kewajiban untuk dilaksanakan. Dan tiga gubernur tadi menyampaikan. Tentang pembagian dan sebagainya ndak ada itu (direncanakan). Itu ngalir saja Pak Sekjen,” ujarnya.
PDIP juga sempat menggaungkan nama-nama kader terbaik yang dianggap berpotensi besar maju capres di 2024. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan ada 4 nama yang dianggap layak berlaga di Pilpres 2024.
Sosok-sosok kader terbaik ini muncul di unggahan akun Instagram PDIP, @pdiperjuangan, seperti dilihat, Selasa (9/8). Unggahan itu mengutip pernyataan Hasto.
“Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan hingga saat ini partai berlambang kepala banteng tersebut belum menentukan sosok yang akan menjadi calon presiden (capres) 2024, sebab pemilihan calon sedang diproses,” tulis unggahan itu.
Hasto kemudian menyebutkan 4 kader terbaik tersebut. Mereka adalah Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Mensos Tri Rismaharini, dan mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) Abdullah Azwar Anas.
“Jadi kalau kita lihat di PDI Perjuangan ini kan banyak tokoh-tokoh yang berkaliber di tingkat nasional, ya. Tadi disebutkan misalnya Mbak Puan sebagai Ketua DPR RI, kemudian ada Bu Risma, ada kemudian Pak Ganjar, ada Pak Anas. Bahkan Pak Anas ini sebagai kepala LKPP membuat banyak terobosan yang membanggakan PDI perjuangan dalam kepemimpinan Pak Anas, misalnya,” kata Hasto.
Penyataan Ganjar Siap Maju Capres 2024
Ketika ditanya keinginan menjadi presiden , Ganjar menyatakan siap untuk bangsa dan negara. Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah wawancara yang dilakukan stasiun TV swasta.
“Kalau untuk bangsa dan negara apa sih yang kita tidak siap,” kata Ganjar dikutip, Selasa (18/10).
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, semua anggota partai harus siap jika memang diusung menjadi presiden. Pasalnya, Ganjar menyebut setiap partai pasti memilih anak-anak bangsa terbaik yang bisa memimpin Indonesia ke depan.
“Ketika partai sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya semua orang mesti siap soal itu,” imbuhnya.
Ganjar menekankan pentingnya etika politik saat bernaung di suatu partai. Di samping itu, kata Ganjar, suara rakyat juga menjadi pertimbangan partai dalam menentukan calon pemimpin bangsa.
“Maka kenapa di awal sebagai etik politik tentu saja kami sangat menghormati satu PDI Perjuangan sebagai partai saya, dua relasi yang dibangun oleh partai-partai yang sekarang sedang berbincang dan yang kedua tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan,” tuturnya.
Oleh karena itu, Ganjar memilih untuk memberikan kesempatan kepada partai untuk berdialog dan berkomunikasi untuk menentukan capres yang akan diusung. Menurut Ganjar, dialog dan komunikasi itu menciptakan keputusan terbaik.
“Realitas survei yang memang itu ada. Maka biarkanlah kita kasih kesempatan kepada partai yang menentukan untuk mereka berdialog, mereka berkomunikasi, untuk mengambil yang terbaik. Simpel kan,” pungkasnya.
Momentum PDIP
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan Ganjar. Hasto menyebut pernyataan Ganjar terkait siap jika ditugaskan jadi capres hal yang wajar.
“Kalau saya lihat dari jawaban Pak Ganjar, setiap kader partai ketika, kan jelas nih ‘kalau untuk bangsa dan negara, ya semua harus siap’. Pak Djarot siap buat bangsa dan negara, Bu Risma siap buat bangsa dan negara. Ada Mbak Puan, ada Mas Pram, ada Pak Anas, ya itulah semuanya harus menyatakan siap,” kata Hasto kepada wartawan di Sekolah PDIP, Jakarta, Rabu (19/10).
“Misalya, besok Pak Djarot ditugaskan ke Aceh, itu siap. Untuk bangsa dan negara itu semua menyatakan siap seluruh kader partai karena itulah fungsi mengapa kita punya disiplin kepartaian,” lanjut dia.
Hasto mengatakan apa yang disampaikan Ganjar tidak perlu dianggap sebagai gimik politik. Dia menyebut, khusus untuk presiden dan wakil presiden, saat ini prioritas para kader PDIP yakni membantu Jokowi mengatasi permasalahan ekonomi.
“Kemudian, apa yang disampaikan oleh Pak Ganjar jangan kemudian jadi gimmick-gimmick politik. Ya karena, ya di dalam berpartai seperti itu. Semua siap ditugaskan. Tetapi, untuk presiden dan wapres, skala prioritas saat ini adalah membantu Presiden Jokowi di dalam mengatasi berbagai macam masalah ekonomi dengan turun ke bawah. Termasuk tadi desain di bidang pangan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan setiap individu tentu bisa berpendapat, bahkan terkait persoalan capres. Namun demikian, dia mengingatkan bahwa menjadi capres tidak hanya sekedar penictraan.
“Untuk menjadi capres dan cawapres, itu harus memahami seluruh persoalan fundamental. Tidak hanya berdiri di awang-awang dengan basis pencitraan. Tetapi harus memiliki agenda-agenda strategis yang saat ini partai sedang menyiapkan,” ujar dia.
Hasto menyebut ada momentum untuk tersendiri untuk urusan capres-cawapres. Menurut Hasto, jawaban Ganjar saat ditanya soal kesiapan capres juga menyertakan soal etika politik ketika menjadi anggota partai.
“Pak Ganjar kan bicara kalau ditugaskan. Ya kalau. Dalam konteks seperti ini kita kan berbicara bahwa skala prioritas saat ini semua kader partai turun ke bawah untuk mengejar prestasi yang setinggi-tingginya di tengah rakyat. Urusan capres-cawapres nanti akan ada momentumnya, dan momentumnya bukan saat ini,” jelas dia.
Ganjar Tak Langgar Disiplin Organisasi
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun merespons pernyataan Ganjar Pranowo yang mengatakan siap jika menjadi capres 2024.
Menurut Watubun, pernyataan Ganjar yang disampaikan dalam wawancara televisi swasta tidak melanggar disiplin organisasi.
“Menurut kami tidak ada pelanggaran disiplin organisasi,” kata Watubun dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10).
Watubun menilai pernyataan Ganjar sudah tepat dalam wawancara tersebut. Ganjar, kata Watubun, masih menyadari posisinya sebagai anggota partai dan menyerahkan sepenuhnya ke partai terkait pencapresan.
“Kalau kita menyimak dengan cermat, maka tidak ada pelanggaran organisasi. Kecuali apabila Mas Ganjar mengumumkan pencalonannya, itu baru disebut pelanggaran disiplin organisasi,” kata Watubun.
Watubun mengatakan pernyataan serupa Ganjar pernah dinyatakan kader lain yakni Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Dia mengungkit Puan juga pernah menyatakan siap maju capres jika ditugaskan.
“Sebagai contoh coba kita simak pernyataan Ketua DPR RI, Mbak Puan, sebagaimana diberitakan Kompas tanggal 23 September 2022. Mbak Puan mengatakan, ‘Kalau ada yang mau saya jadi Presiden, ya alhamdulillah. Tetapi mekanisme dan wewenang pencalonan ada di tangan Ibu Mega sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan,” lanjutnya.