Pertandingan Inter vs Milan pada pekan ke-12 Serie A 2025/2026 di San Siro, Senin, 24 November 2025, menghadirkan duel klasik yang penuh tensi sejak menit awal. Di tengah persaingan papan atas, AC Milan mampu menundukkan Inter Milan berkat efektivitas serangan dan ketenangan lini belakang mereka. Hasil ini membuat Derby della Madonnina kembali menegaskan bahwa rivalitas sekota tak pernah kehilangan daya tariknya.
Gol tunggal Christian Pulisic pada menit 54 menjadi pembeda di laga yang berjalan sengit. Inter tampil dominan dengan penguasaan bola 64 persen, 16 percobaan tembakan, dan lima shots on target. Akan tetapi, Milan tampil jauh lebih efisien dengan delapan tembakan dan hanya tiga yang mengarah ke gawang. Kemenangan Rossoneri semakin kokoh setelah Mike Maignan menggagalkan penalti Hakan Calhanoglu di babak kedua.
Sepanjang pertandingan, Inter berulang kali menekan dan menciptakan peluang berbahaya, tetapi Milan merespons dengan disiplin serta pemanfaatan momentum yang sempurna. Gol Pulisic dan penyelamatan Maignan menjadi dua momen yang menentukan arah pertandingan ini.
Inter vs Milan: Rossoneri Efisien, Nerazzurri Tak Mampu Manfaatkan Peluang
Marcus Thuram dari Inter Milan melakukan tekel terhadap Luka Modric dalam laga Serie A melawan AC Milan di Milan, Italia, Minggu, 23 November 2025 (c) AP Photo/Antonio Calanni
Duel ini menjadi ajang penting bagi kedua tim yang tengah mengejar papan atas klasemen. Inter tidak diperkuat Denzel Dumfries dan Henrikh Mkhitaryan, sementara Marcus Thuram kembali menjadi starter setelah absen sejak akhir September. Milan turun dengan skuad yang mulai komplet berkat kembalinya Christian Pulisic, Adrien Rabiot, dan Fikayo Tomori.
Inter langsung menggebrak sejak menit awal. Pada menit ke-4, sundulan diving Thuram hampir membuka keunggulan, tetapi Maignan menepis bola dengan refleks cepat. Tekanan terus datang, termasuk sundulan Francesco Acerbi pada menit ke-27 yang menghantam mistar gawang. Serangan Nerazzurri semakin intens melalui peluang Lautaro Martinez yang digagalkan Maignan dan membentur tiang.
Milan sesekali mencoba keluar dari tekanan lewat transisi cepat. Pulisic hampir mencetak gol lewat sepakan melengkung yang hanya melintas tipis di sisi tiang jauh. Namun, momen krusial hadir ketika Youssouf Fofana mencuri bola dari Calhanoglu. Serangan cepat berlanjut, dan tembakan Alexis Saelemaekers yang ditepis Sommer justru mengarahkan bola tepat ke Pulisic, yang tanpa kesalahan menuntaskan peluang dari jarak dekat.
Inter memiliki kesempatan emas untuk menyamakan skor ketika VAR memberikan penalti setelah Strahinja Pavlovic dianggap melanggar Thuram. Calhanoglu maju sebagai algojo, tetapi Maignan sukses menepis bola dengan satu tangan—sebuah momen yang mengubah ritme dan mental pertandingan.
Inter vs Milan: Derbi Ketat, Dua Aksi yang Jadi Pembeda
Rafael Leao dari AC Milan berduel dengan Manuel Akanji dari Inter Milan dalam laga Serie A di Milan, Italia, Minggu, 23 November 2025 (c) AP Photo/Antonio Calanni
Selain panasnya persaingan, laga ini juga memiliki nilai historis karena menjadi derbi pertama sejak Inter dan AC Milan resmi membeli lahan di sekitar San Siro. Kepemilikan tersebut membuka jalan bagi pembangunan stadion baru yang akan menjadi rumah bagi kedua klub dalam beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, seluruh pemain mengenakan tanda merah di pipi sebagai bentuk dukungan kampanye melawan kekerasan terhadap perempuan.
Inter tak menyerah setelah tertinggal. Mereka menekan melalui skema bola mati dan pergerakan Nicolo Barella yang membahayakan pertahanan Milan. Manuel Akanji dan Andy Diouf mendapatkan peluang, tapi eksekusi keduanya masih dapat diamankan Maignan. Sepakan Ange-Yoan Bonny dari sudut kotak penalti juga melambung tinggi.
Milan bertahan disiplin dan menutup ruang tanpa panik. Allegri menginstruksikan barisan gelandangnya untuk membuat blok pertahanan yang rapat sehingga Inter kesulitan menciptakan peluang bersih pada 15 menit terakhir. Ketika peluit akhir berbunyi, Milan keluar sebagai pemenang melalui dua kontribusi utama: penyelesaian apik Pulisic dan insting penyelamatan Maignan.
Kemenangan ini menempatkan Rossoneri naik ke posisi dua klasemen, sekaligus menegaskan bahwa kualitas pada momen krusial tetap menjadi penentu hasil dalam laga sebesar Derby della Madonnina.

















