
Volunteer Pemuda Peduli tengah berinteraksi dengan anak Desa dalam kunjungan rutin yang dilakukan di dalam salah satu programnya yaitu Bina Desa. Kunjungan rutin sendiri, dilakukan selama 2 minggu 1 kali setiap bulannya (03/10/2021).
Masa Pandemi yang masih terjadi hingga kini memang berdampak pada berbagai sektor yang ada di Indonesia. Mulai dari sektor ekonomi, pariwisata bahkan pendidikan. Adanya pembatasan kegiatan yang dilakukan sebagai upaya meminimalisir penyebaran virus yang terjadi, menyebabkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diupayakan berjalan demi tetap menjaga Kegiatan Belajar Mengajar bagi siswa.
Learning Loss, istilah yang biasa digunakan dan sering dijumpai di dunia Pendidikan kala pandemi virus menyerang. Kehilangan pengetahuan dan keterampilan yang ada, bisa disebabkan karena kurangnya interaksi yang terjadi antar siswa dan juga tenaga pendidik. Pemerintah sendiri melakukan upaya dalam menanggulangi situasi ini. Disamping PJJ, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) menjadi hal lain yang dilakukan pemerintah mengingat adanya penurunan status PPKM yang terjadi di beberapa daerah.
Tak hanya dari Pemerintah, langkah penanggulangan Learning Loss dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Salah satunya, datang dari Pemuda Peduli. NGO yang berdiri legal sebagai sebuah Yayasan yang berfokus Pendidikan, melalui salah satu Programnya yaitu Bina Desa meluncurkan sebuah Activity Book sebagai sebuah alternatif penanggulangan Learning Loss yang ada.
Activity Book sendiri merupakan buku yang berisikan konten interaktif seperti permainan, teka-teki, kuis gambar hingga mewarnai dan elemen lain yang melibatkan menulis atau menggambar di dalam buku.

Activity Book dari Pemuda Peduli dengan 3 Kategori pembelajaran diantaranya Kelompok Kecil, Sedang dan Besar. Activity Book ini sendiri berisikan materi berupa Literasi Bahasa, Matematika, Saintek, Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Pringga Fitradi, selaku Founder dari Pemuda Peduli mengemukakan bahwa adanya Activity Book diharapkan menjadi solusi belajar bagi anak di masa pandemi.
āActivity Book sendiri dibuat berdasarkan riset yang kami (Pemuda Peduli) lakukan, tentang kebutuhan belajar siswa seperti jenis dan karakteristiknya. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini dimana learning loss terjadi akibat kurangnya interaksi sosial antar siswa dan guru juga sesamanya. Dan harapannya, Activity Book ini menjadi solusi alternatif untuk materi Kegiatan Belajar Mengajar untuk siswa. Terlebih di masa pandemi seperti saat iniā Ungkap Pringga.
Lalu ia menjelaskan 3 Kategori di dalam Activity Book yang tersedia diantaranya, Kelompok Kecil, Kelompok Sedang dan Kelompok Besar dengan Materi yang disajikan sesuai dengan jenjang kelompoknya.
āKelompok kecil yang diisi anak usia 4-5 tahun, Kelompok Sedang untuk anak usia 7-9 tahun dan Kelompok besar diisi anak usia 10-12 tahun. Untuk materinya, kita menyajikan kategorinya berupa Literasi bahasa, Saintek, Aesthetic yang meliputi seni budaya dan menggambar serta menulis, Matematik, Ilmu sosial dan terakhir ada ekonomi. Untuk ekonomi sendiri, berisikan materi yang kaitannya dengan kegiatan yang memiliki daya jualā Kata pria yang kerap disapa Ingga tersebut.
Terakhir, ia menjelaskan Batasan tugas yang ada pada setiap kelompok belajar di dalam Program Bina Desa.
āPada kelompok kecil, batasan tugas berupa mewarnai dan menggambar diselingi kegiatan membaca, menulis dan berhitung. Kelompok sedang dan besar memiliki batasan tugas berupa menulis dan berhitung dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dari jumlah soal yang disajikanā Pungkas Pringga ketika ditemui di Kantor Yayasan Pemuda Peduli, Bandung.