Pilot Heli Selandia Baru Dibunuh Pasukan OPM Di Papua Presiden Jokowi Minta Beri Akses Komnas HAM

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Mediapasti.com – Seorang pilot helikopter berkebangsaan Selandia Baru, Glen Malcolm Conning, tewas ditembak di Papua Tengah, Senin, 5 Agustus 2024. Kepala Humas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Bayu Suseno, mengatakan bahwa seorang saksi menyebutkan pasukan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) mencegat pilot dan penumpang dengan menggunakan senjata api.

“Kelompok bersenjata itu langsung membunuh Glen Malcolm Conning,” katanya dalam pernyataan tertulis.”Semua penumpang selamat karena mereka adalah warga Alama.”

Kelompok pemberontak yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengatakan pihaknya belum menerima laporan insiden yang dikutip oleh polisi dan tidak dapat segera mengonfirmasi pembunuhan pilot tersebut pada hari Senin, demikian menurut Reuters.

Conning, 50 tahun, merupakan pilot pesawat milik PT. Intan Angkasa Air Service. Menurut New Zealand Herald, ia merupakan penerbang berpengalaman yang dikenal di kalangan penerbangan Selandia Baru.

Pria asal Motueka itu tewas oleh pemberontak separatis di wilayah paling timur Indonesia, Papua, setelah mendarat di daerah terpencil, kata polisi setempat.

Conning, seorang pilot helikopter berpengalaman dari Pulau Selatan yang membantu memadamkan kebakaran di Christchurch, Port Hills baru-baru ini, terbang untuk perusahaan penerbangan Indonesia, Intan Angkasa Air Service.

Kombes Bayu mengatakan Polri, TNI, dan Polres Mimika masih mengejar kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas kematian Conning.

Peristiwa ini terjadi hampir 18 bulan setelah penculikan oleh pemberontak terhadap pilot lain asal Selandia Baru, Phillip Mehrtens, yang masih ditawan.

Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Brigjen Pol. Faizal Ramadhani dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jayapura, Senin, mengatakan OPM juga membakar Helikopter Jenis IWN, MD.500 ER PK di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah pada pukul 10.00.

Faizal mengatakan, serangan itu terjadi saat helikopter tiba di Distrik Alama Kabupaten Mimika dengan membawa empat penumpang yakni dua orang tenaga kesehatan dan satu bayi serta satu anak dari Bandara Moses Kilangin Timika tujuan Distrik Alama.

Baca Juga :   Paus Fransiskus Temui Presiden Jokowi Hingga Gelar Dialog Bersama

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz Kombes Pol. Bayu Suseno mengatakan informasi yang diterima oleh saksi berinisial D menjelaskan pada saat helikopter tiba di Distrik Alamanpara penumpang dan pilot langsung dihadang oleh OPM.

“Dan saat itu juga pilot Mr. Glen Malcolm Conning langsung dibunuh oleh OPM,” katanya.

Dia menjelaskan kejadian berawal sekitar pukul 09:30 WIT ketika Helikopter Jenis IWN, MD.500 ER PK, milik PT. Intan Angkasa Air Service dengan pilot  Glen Malcolm Conning membawa empat penumpang dari bandara Mosez Kilangin Timika menuju Distrik Alama, Kabupaten Mimika.

Sesampainya di Distrik Alama, dicegat OPM menggunakan senjata api selanjutnya pilot dan penumpang diturunkan dari helikopter dan dikumpulkan di lapangan.

“Setelah itu OPM langsung melakukan pembunuhan terhadap pilot dan jenazahnya dibawa ke helikopter kemudian dibakar bersamaan dengan helikopter,” ujarnya.

Dia menambahkan Conning merupakan warga Selandia Baru kelahiran 23 Februari 1974 dengan nomor passport LM096455 merupakan pilot helikopter milik PT. Intan Angkasa Air Service yang beralamat di Timika.

“Untuk identitas penumpang sesuai dengan informasi dari lapangan bahwa seluruh penumpang dalam keadaan selamat,” katanya.

Saat ini TNI-Polri serta jajaran Polres Mimika telah melakukan upaya penegakan hukum dan pengejaran terhadap OPM yang melakukan aksi penyanderaan dan penembakan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

“Kami akan terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap OPM yang melakukan gangguan kamtibmas di wilayah hukum Polda Papua,” ujarnya.

Presiden Jokowi Diminta Beri Akses Komnas HAM

Jaringan Damai Papua (JDP) mengecam aksi kelompok kriminal bersenjata yang menembak mati pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

Juru Bicara JDP Yan Christian Warinussy di Manokwari, Papua Barat, Senin malam, mengatakan tuduhan bahwa korban Glen Malcolm Conning merupakan agen intelijen atau mata-mata  tidak mendasar, sepihak, dan bersifat sesat.

Baca Juga :   Viral Ambulan Berisi Pasien Darurat Disetop Paksa Matikan Sirene Saat Rombongan Jokowi Lewat

“JDP sangat menyesalkan tindakan main hakim sendiri yang menewaskan pilot asal Selandia Baru,” kata Yan Warinussy.

Menurut Yan, aparat kepolisian harus segera melakukan investigasi multipihak yang melibatkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia guna memastikan pemenuhan unsur kejahatan kemanusiaan (crime againts humanity).

Investigasi dimaksud diharapkan dipimpin langsung Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo karena kasus penembakan yang menewaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu menjadi sorotan dunia internasional.

“JDP meminta Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi akses bagi Komnas HAM untuk turut menyelidiki peristiwa pembunuhan di luar hukum tersebut,” ucap Yan Warinussy.

Ia mengatakan JDP akan mengawal seluruh rangkaian investigasi kriminal dan dugaan pelanggaran HAM atas peristiwa penembakan yang menewaskan pilot Glen Malcolm Conning setelah mendaratkan helikopter.

Seorang juru bicara TPNPB pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024,  mengatakan pihaknya telah setuju untuk membebaskan Mehrtens, yang diculik pada tanggal 7 Februari 2023 setelah ia mendaratkan pesawat komersial kecil di daerah pegunungan terpencil di Nduga.

Pemerintah Selandia Baru telah berulang kali menyerukan agar ia segera dibebaskan dan kelompok tersebut telah merilis video dirinya beberapa kali yang mencari mediasi dalam pembicaraan, salah satunya dengan dikelilingi oleh pejuang Papua.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selndia Baru (MFAT) mengatakan bahwa pihaknya mengetahui laporan dari Papua.

“Kedutaan Besar kami di Jakarta sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak berwenang dan kami belum dapat memberikan komentar lebih lanjut pada tahap ini.”

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
X
Threads
Pinterest
Telegram

Tinggalkan Balasan

Ikuti Kami :

Berita Serupa

Berita Terbaru

Twitter Kami

Load More

Tag Berita