Altafasalya Ardnika Basya mengungkap alasan kenapa membunuh adik tingkatnya sesama mahasiswa Sastra Rusia Universitas Indonesia (UI), Muhammad Naufal Zidan. Hal itu dilakukannya karena putus asa akibat terlilit utang pinjol.
“Saya sudah hopeless, saya sudah enggak nemu jalan yang terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri. Saya coba berbagai cara, terakhir ini (membunuh korban),” kata Altafasalya di Polres Depok, Sabtu, (5/8).
Altafasalya menyatakan dirinya tak punya dendam dengan korban. Niat membunuh murni untuk menguasai harta korban demi membayar utang pinjol.
“Saya tidak ada masalah dengan korban, tidak ada dendam karena saya sudah putus asa juga, rencana baru muncul pas saya nganter pulang di hari Rabu sebelum kejadian,” tuturnya.
Dari keterangan pihak kepolisian, pelaku mengaku rugi hingga Rp 80 juta karena bisnis kripto. Hal itu yang kemudian membuatnya terlibat pinjol.
Atas perbuatannya menghilangkan nyawa Naufal, Altafasalya terancam hukuman mati.
“(Dijerat pasal) 340 dan atau 338 dan atau 365 ayat 5. Pisau (pelaku) sudah lama dimiliki, ancaman hukuman mati atau seumur hidup, paling pendek 20 tahun,” Wakil Kepala Satreskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohang di tempat yang sama.
Naufal kehilangan nyawa pada Rabu pada Rabu (2/8) sekitar pukul 18.30 WIB. Keluarganya kemudian sempat mencari keberadaan Naufal karena tidak bisa dihubungi.
Pada Jumat (4/8), akhirnya jenazah Naufal ditemukan ketika kamar kosnya dibuka. Jenazahnya dibungkus plastik trash bag dan ditaruh di kolong kasur. Laptop, hp, hingga kartu ATM korban hilang.
Pada hari yang sama, pelaku langsung ditangkap di kosannya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian. Selama dua hari usai pembunuhan, pelaku mengaku belum sempat menjual barang-barang korban karena mimpi buruk.