Mediapasti.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai Jalur Gaza pada Selasa malam.
Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Trump mengusulkan agar AS mengambil alih wilayah Palestina yang telah hancur akibat perang selama 15 bulan terakhir.
“Kami akan mengambil alih Gaza,” ujar Trump dengan tegas di Gedung Putih setelah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Menurutnya, AS akan mengelola Gaza dan melakukan “pekerjaan” di wilayah tersebut.
Rencana Trump untuk Menggusur Warga Palestina dan Reaksi Dunia
Tidak hanya mengusulkan pengambilalihan Gaza, Trump juga berencana untuk menggusur warga Palestina dari wilayah tersebut.
Ia bahkan meminta negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania untuk menampung mereka.
Pernyataan ini langsung menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk dari kawasan Arab dan Timur Tengah.
Liga Arab, yang terdiri dari 22 negara, menyebutkan bahwa usulan Trump melanggar hukum internasional dan hanya akan menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut.
Reaksi Liga Arab dan Negara-Negara Kawasan
Liga Arab dengan tegas menolak usulan Trump, menyatakan bahwa langkah tersebut adalah “resep untuk ketidakstabilan” dan akan melanggar hukum internasional.
Mereka menekankan pentingnya perdamaian yang komprehensif dan mendesak penerapan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Mesir, sebagai negara yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut, juga memberikan pernyataan yang menentang rencana Trump.
Mesir mendukung Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Mahmud Abbas dan menekankan pentingnya rekonstruksi Gaza tanpa menggusur warga Palestina.
PBB dan Reaksi Internasional terhadap Rencana Trump
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menegaskan bahwa deportasi warga Palestina dari wilayah yang diduduki adalah pelanggaran hukum internasional.
“Hak untuk menentukan nasib sendiri adalah prinsip dasar hukum internasional dan harus dilindungi oleh semua negara,” ungkap Turk.
Sejumlah negara sekutu AS, termasuk negara-negara Eropa, juga mengkritik rencana ini.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, dan PM Inggris Keir Starmer menyatakan bahwa Gaza, seperti Tepi Barat dan Yerusalem Timur, adalah bagian dari wilayah Palestina yang harus diakui sebagai dasar bagi negara Palestina di masa depan.